Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Kamis, 05 Mei 2016

Hasil Test..

Saya tidak tahu apakah harus bersyukur atau bersedih. Pasalnya ketika hasil test darah keluar, jumlah kolesterol dalam tubuh saya itu hampir 300.

Selama ini saya menahan sakit. Tetapi saya abaikan. Sampai saya tidak dapat tahan lagi. Badan terasa lemas, pusing bahkan seperti berat kepala ini mau direbahkan ke bantal. Lainnya, saya gampang sekali lelah. Mungkin dipikir hanya gejala seperti kurang darah apalagi tekanan darah terus turun.

Akhirnya saya tidak mau direpotkan dengan sakit yang tidak jelas ini saya mencoba untuk ke dokter. Awalnya hanya diberi obat, tapi saya setelah konsultasi saya beranikan diri untuk cek up darah. Saya hanya ingin tahu sakit apa saya ini, dan mungkin bisa saya atasi dan obati secepatnya.

Kebetulan sangat membantu, di gereja mengadakan cek up darah dengan harga murah. Saya minta cek up komplit, sampai ke rekam jantung. Hasilnya satu minggu kemudian. Ternyata benar, gangguan selama ini yang saya rasakan dari kolesterol yang tinggi. Kemudian laju edap darah saya yang tinggi, dan lainnya. Duh, saya selama ini tidak menjaga tubuh saya tetapi merusaknya.

Setelah itu saya konsultasi ke dokter lagi. Diaturlah pola makan saya. Rebus, banyakin minum air putih, olahraga, kalau tidur kakinya naikin ke atas, karena kaki saya gampang bengkak. Tapi hasil test gula saya normal. Sudah itu saya diberi obat. Minum obat selama sebulan. Setelah itu cek darah lagi.

Waktu hampir sebulan, obat tinggal berapa lagi. Duh, saya pasrah. Saya berusaha mengikuti aturan , karena saya mau sembuh. Ya, saya mau sembuh. Seperti saya mohon sebelum menerima hosti, "Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang kepada saya. Tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh!".

Jkt, Mei 2016

Salam hidup sehat,
Veronica Setiawati

Jumat, 22 April 2016

Kontes Jodoh

Terdengar riuh tepuk tangan. "Maaf, kalau mau ikutan kontes harus mendaftar." Seorang penjaga menahanku.

"Kontes apa ,Pak?" Sebab meriah sekali kedengarannya.
"Kontes Jodoh. Daftar saja di sana, bawa juga pasanganmu." Aku melihat antrian panjang calon peserta kontes.

Uh, bagaimana mau ikut saat ini aku dan Umbul sedang perang dingin. Ada perasaan iri melihat antrian calon pasangan yang akan ikut audisi. "Bawa saja pasanganmu ke sini. Masih ada waktu sampai akhir minggu ini." ucap Pak Satpam lagi sebelum aku meninggalkan tempat itu.

##
Aku terharu bahwa kami bisa melewati tantangan disetiap audisi. Menurut salah satu pendamping acara ini, saat duabelas besar nanti akan diliput salah satu televisi. Mendadak aku gelisah. Aku memikirkan Umbul, kekasihku.

Aku dan Koko semakin akrab. Ia teman sekolah ku. Kami bertemu lagi. Dan aku mengajak dia ikut . Entah karena hadiah perjalanan wisata dan uang yang menggiurkan kami menjadi manusia yang saling melengkapi. Seperti istilah simbiosis mutualisme , demikian hubungan kami ini. Kami tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi bila kontes ini akan ditonton lebih banyak orang.

Dan benar saja, kami berdua masuk dalam duabelas besar pasangan favorit. Aku dan Koko sangat antusias. Kemenangan ini membuat aku menjadi hilang ingatan akan hubungan ku dengan Umbul. Konsentrasiku kepada tujuan menjadi pemenang dari kontes jodoh ini.
##

Berita mengenai hubungan ku dan Umbul tercium media. Pihak penyelenggara mengatakan ini demi menaikan rating acara mereka. Umbul tiba-tiba muncul dengan pernyataannya bahwa ia adalah kekasihku. Aku kesal karena ia mencari kesempatan padahal posisi ku saat ini sudah masuk dalam lima besar.

Umbul dan Koko pernah terlibat adu mulut saat aku dan Koko sedang menikmati makan malam. Kami sengaja mempererat hubungan kami supaya tidak canggung bila berhadapan dengan publik atau di depan juri.

Akhirnya aku mencoba bicara dengan penyelenggara acara ini. Aku rasanya hendak mengundurkan diri. Namun tanpa aku sadari masalah aku dan Umbul inilah yang menurut mereka menjadi daya tarik emosi penonton acara ini. Mereka mendukung aku dengan Koko daripada bersama Umbul.

Ajaib bagiku Umbul dapat aku ajak bicara. Di tayangkan di televisi pula. Aku malu sebenarnya harus menyelesaikan masalah ku ini ditonton sejuta pasang mata. Kami berdua akhirnya mengikhlaskan perpisahan kami.
##

Lucu rasanya kalau aku jatuh cinta dengan Koko. Aku tidak sadar kapan aku telah menyukainya. Mungkin perjalanan kontes ini membuat aku tergerak hati  menyukai dia.

Pada saat semi final berlangsung dan pengumuman pemenang akan dibacakan, dari arah penonton ada seorang wanita maju ke arah panggung. Ia sedang mengandung. Dan ia ternyata istri Koko. Aku tidak sadarkan diri lagi.
##

Umbul mengelus keningku sambil berbicara denga beberapa orang yang tidak ku kenal. Ia dengan sigap membantu aku duduk.

Aku mulai sadar, ternyata aku pingsan saat mengantri formulir pendaftatan kontes jodoh. Pak Satpam yang menolong dan memberitahukan info itu juga ada di dekat Umbul.

"Apa kamu sudag lebih baik?" tanya Umbul cemas. Aku diam memandangi dia. Di tangan Umbul ada berkas formulir. "Nih, aku sudah mengisi lengkap. Kita bisa ikut, kalau kamu tidak keberatan."

Aku mau menangis senang. "Aah Umbul, kamu baik sekali." Rupanya Umbul mencari aku sejak kami ribut di toko baju itu. Dan kini ia akan ikut kontes jodoh ini. Semoga kami menjadi pemenang. Aku bahagia sekali. Umbul terima kasih.

Cerpen
By Veronica Setiawati

Minggu, 10 April 2016

Bens Perfecto, Diantara Obsesi dan Cinta

Kata El, penulis yang telah dianggap Ben menghancurkan impiannya. "Lu ( kamu ), hanya bikin kopi dengan obsesi, sedangkan Pak Seno dengan cinta."
 
Ben, dibalik sikapnya yang santai dan cuek terhadap masalah yang dihadapi Jody. Ia mempunyai kemarahan yang berlarut-larut, membuat saya bertanya, kenapa? Tapi ternyata dia membuka dirinya sebenarnya.
 
Kata-kata Pak Seno sama persis dengan apa yang dikatakan ayah Ben waktu kecil mengena ke dirinya. Airmata itu telah mengatakan lebih banyak kesedihan hidupnya. Bagi saya, beruntung sekali Ben dapat bertemu orangtua itu. Setidaknya, peristiwa yang mungkin sudah ia kubur bertahun-tahun itu seperti bangkit kembali di kebun kopi milik Pak Seno.
Saya juga senang perkataan Pak Seno bahwa tanaman perlu disayangi. Kelihatan dari caranya merawat kebun kopi itu, memperlakukannya seperti manusia diperhatikan gizinya. Diajak bicara juga.
 
Kisah pilu Ben kecil mungkin itulah yang membuatnya begitu terobesi dengan kopi. Sang ayah petani kopi di desa. Dialah menurut saya sumber obsesi Ben menjadi barista. Ayahnya mengajarinya bagaimana meracik kopi. Biji kopi itu disangrai lalu ditumbuk. Diajarinya dia meracik kopi. Ben jatuh cinta dengan kopi. Justru ayahnya juga yang menghancurkan impian Ben ini. Kematian ibunya membuat Ben kecil patah hati.
 
Cara ayahnya yang melarang dengan kasar dan tamparan itu melukai perasaannya. Luka batin yang dibawa sampai ia dewasa, kembali dibuka di kebun kopi Pak Seno. Menyakiti hati Ben yang kini sudah menjadi seorang barista terkenal. Sebuah luka yang harus disembuhkan oleh ia yang telah melukainya. Dan karena itu, ia berani menemui ayahnya.

 

##
Kopi hadir diantara mereka. Diseduh dan diminum bersama. Kopi menyatukan kembali dua manusia yang terpisah dinding kemarahan. Menyatukan jarak antara ayah dan anak. Ayahnya memberitahukan alasan mengapa ia harus berhenti. Ia ingin melindungi anaknya. Ben merasa bersalah telah menganggap ayahnya sebagai pembunuh ibunya.
 
Ada kalanya orangtua itu salah cara, sehingga melukai hati anak. Seperti apa yang dikatakan Pak Seno,  seandainya Tiwus masih hidup. "Kami ini orangtua yang tidak sempurna, kami mau minta maaf kepada Tiwus."  Menurut saya, perkataan ini yang akhirnya meruntuhkan dinding hati Ben yang keras penuh marah kepada ayahnya.
 
Filosopi Kopi, membuat saya melihat realita keluarga yang tidak sempurna bukan seperti dalam dongeng. Walaupun tidak sempurna, keluarga itu adalah rumah dimana kita tahu bahwa disitu adalah tempat kita pulang dan merasa diterima.
 
Seperti Jody yang datang mencari Ben. Karena Ben bagi dia adalah keluarganya. Mereka tumbuh sama-sama sejak kecil. Mereka saling membutuhkan satu dengan lainnya.

" Lu ama gue ibarat hati dan kepala." kata Jody. Dengan kopi mereka berbaikan kembali, berbicara dari hati ke hati. Aahh kopi memang dapat melumerkan suasana.
Diakhir coretan ini saya agak kecewa kenapa El tidak diberikan secangkir kopi saja oleh Ben? Sehingga mereka bisa saling bicara.
 
Lainnya saya agak terganggu dengan penampakan orang yang di seberang kedai, sedang memandang ke arah kedai seakan sedang ada pertunjukan disana.Padahal kedai itu tidak ramai, saat adegan itu ada Joko Anwar dan Rio Dewanto disitu. Kemudian Chicco Jericho datang. Ya emang sih nyatanya, ia sedang melihat pembuatan film tersebut.
 
Kalau tidak salah Jody akrab banget ya dengan El selama perjalanan ke Ijen, tempat Pak Seno dan banyak cerita tentang keluarga mereka masing-masing. Gimana yah kelanjutannya? Sedangkan yang difokuskan di Film ini hanya Ben. Soalnya ending ceritanya gantung banget. Kesannya cerita is sudah selesai karena telah menang taruhan satu milyar. Agak ngga nyambung aja.
 
Film ini temanya adalah kopi. Diadaptasi dari buku kumpulan cerita dan prosa satu dekade, tulisan Dee Lestari yang berjudul Filosopi Kopi. Cerita yang diangkat ke layar lebar ini mengalami penyesuaian tokoh dan tahun dari cerita versi bukunya.
 
Kalau ada sekuelnya semoga ceritanya padat, bermakna dan nancep dihati. Hehe.. Tapi itu terserah sih..
 
@g1g1kel1nc1
Coretan by Veronica Setiawati
30 Maret 2016

Rabu, 30 Maret 2016

Kisah Ayah Dan Anak Dalam Film Naga Bonar Jadi 2

"Bujang.. Bujang. Sudah ku bilang kau jangan bertempur malah bertempur...." adalah ciri khas dari kata-kata Naga Bonar dengan logat Medannya. Dari era lawas, kembali tokoh Jendral Naga Bonar hadir di era modern.
 
Kemampuan aktor kawakan Dedy Mizwar memang tidak diragukan lagi. Beradu acting dengan Aktor  Tora Sudiro, sebagai ayah dan anak, membuat film Naga Bonar Jadi 2 , menjadi komedi yang hidup. Bukan hanya tertawa terpingkal tetapi membantu  saya berfikir kembali, apa yang telah saya berikan untuk tanah air.
 
Sekuel dari film lawas Naga Bonar mengajak saya melihat realita kota Jakarta. Kehidupan kaum borjuis dengan kehidupan rakyat jelata. Dan Naga Bonar yang tidak lagi muda dan seorang Jendral jaman perang kemerdekaan ini menjadi jembatan di dua sisi kehidupan ibu kota Negara Indonesia tersebut.  Secara tidak langsung film ini mengajak saya sebagai penonton untuk menilai sendiri masing-masing keduanya yang digambarkan bagai langit dan bumi.
 
Aktor Lukman Sardi  yang berperan sebagai Umar, seorang supir bajaj, sangat prihatin dengan Naga Bonar. Saya juga demikian, ketika melihat seorang veteran, masa harus seperti gelandangan. Apalagi ketika ia hormat di depan patung Jendral Sudirman. Menangis dan berusaha untuk naik. Tatapan aneh banyak orang seperti melihat orang gila yang sedang membuat keonaran. Mengapa bukan Bonaga yang menyisihkan waktunya melainkan supir bajaj yang lebih menghormatinya sebagai orangtua?
 
Yah, inilah realita hidup modern yang mulai menipis untuk mengasihi dan perduli kepada orangtua. Hanya hati dari orang-orang seperti Umar itu yang mampu mendengar keluhan dari mulut yang tak terucap. Menerima setulus hati kehadiran orangtua itu. Yah, itulah gambaran nyata dari Naga Bonar yang sangat menusuk hati saya.
 
Naga Bonar juga menyentil banget rasa nasionalis kepada kaum muda. Muda , kaya , mapan tetapi kurang memiliki rasa  cinta terhadap tanah airnya sendiri. Tidak menghargai peran orangtuanya, para pahlawan ketika mereka menperjuangkan kehidupan  serta arti kemerdekaan. Disaat sudah enak, negeri sendiri malah dijual kepada orang asing. Hal ini yang membuat Naga Bonar kesal kepada anaknya dan kawan-kawannya itu dan mengancam ingin pulang.
 
Film Naga Bonar Jadi 2 mengaduk-aduk emosi. Dialog yang dalam, curahan hati ayah bikin saya mewek. Tik tik tik air mata meleleh.
"Seandainya bukan Mamak kau yang mati, melainkan aku. Tentu kau akan diajarkan oleh kelembutan. Kau akan dengan mudah mengatakan I Love You. Aku minta maaf kau dibesarkan oleh laki-laki yang kasar dan egois, mantan copet pula." Huaaa.. saya meneteskan airmata seperti Bonaga. Lagi deh, cinta orangtua kepada anak sepanjang hidup tapi cinta anak ke orangtua setiap kalau ingat, hehehe..
 
Kisah asmara tentu menjadi bumbu yang sedap dalam sebuah film. Hmm... daya tarik istimewa untuk membuat saya lebih betah untuk nonton sampai habis. Monita, wanita modern ibu kota yang cerdas, cantik dan mandiri. Ia jatuh cinta kepada Bonaga, anak lelaki Naga Bonar. Aiih, kisah cinta jaman sekarang pada umumnya yang sering jalan berdua tapi kalau ditanya, "biarkan hubungan ini berjalan seperti air mengalir." Ckckck senengnya hidup dengan perasaan digantung tanpa kepastian.
 
Saya setuju dengan adegan dimana Naga Bonar menanyakan hubungan Bonita dengan anaknya itu. Walaupun dianggap ikut campur tetapi kalau ngga gitu, kasihan mereka bisa nyanyi nanti : "mau dibawa ke mana hubungan kita". Secara, hanya Nagabonar yang berani suruh-suruh anaknya. Mana berani teman-temannya itu mendesak dia? Walaupun akhirnya yang mendapat ciuman pertama dari Monita adalah ayah Bonaga.
 
Haha.. rasanya bukan hanya Monita yang diperankan oleh Wulan Guritno , saya pun akan mencium pipi ayah yang unik ini. Saya gemas pada saat melihat Nagabonar bermain bola bersama anak-anak. Film ini diproduksi saat kondisi sepakbola sedang lesu darah. Seperti menyindir penonton, kapan era kebangkitan olahraga ini menggema kembali? Macan Asia yang dulu pernah disandang team Indonesia, akahkah terulang lagi?
Biar bagaimana juga fim ini banyak menyampaikan pesannya.
 
Sebuah sumber menuliskan : Nagabonar Jadi 2. Film ini meraih penghargaan sebagai Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2007 dan "Movie of the Year" dari Guardians e-Awards--Wikipedia
Tanggal rilis: 29 Maret 2007 (Indonesia). Walaupun berulang kali ditayangkan, tak bosan aku ini menontonnya. :)
 
coretan by Veronica Setiawati
selamat hari #filmindonesia
@g1g1kel1nc1
29 Maret 2016

Selasa, 29 Maret 2016

( CerBer-2 ) Misteri Penjaga Pintu Komplek.

Cerita sebelumnya: Cerber 1

Komplek perumahanku dan disekitarnya rumah minimalis , tapi aku suka dengan suasana yang tidak terlalu bising. Aku memang belum terlalu akrab dengan tetanggaku. Sekali itu saja rumahku menjadi tempat ibu-ibu komplek untuk arisan. Hal itu karena sebagai warga baru , aku ingin memperkenalkan diri.

Pagi ini aku ingin sekali mengelilingi komplek. Biasanya hanya tidur dan mengurung diri di rumah setiap liburan. Aku mau melihat seperti apa lingkungan tempat tinggalku ini. Aku menyapa para ibu yang aku kenal waktu arisan. Aku teruskan kakiku berlari kecil sambil memasang lagu dari headset smartphoneku. Dan sampailah aku di pintu gerbang belakang.

Aku sungguh terperanjat tidak percaya apa yang aku lihat. Perlahan aku menghampiri pintu gerbang yang ternyata banyak ditumbuhi tumbuhan merambat. Portal gerbang yang sebagai penutup jalan menuju komplek pun sudah tinggal tuasnya saja. Dan pos penjaga tempat bapak itu biasa berdiri, tak lebih hanya sekumpulan tumbuhan merambat dan sarang tikus.
**

Perlahan aku membuka mata. “Hai, kamu sudah bangun?” tanya Boby , kekasihku yang sudah duduk di tempat tidurku. “Kamu tidur kok lama sekali , jam berapa nih? Katanya kita mau lihat pameran prawedding di JCC. Ayo bangun!” Boby menarik selimutku.

Boby memang bukan pria romantis tetapi dia sangat perhatian padaku. Ketika aku akan melangkah ke kamar mandi, sebuah pelukan dan spontan ia mencium bibirku. Dengan sigap aku segera mengalihkan badannya, “Iih, aku belum mandi tau.” Jawabku sambil melepas pelukannya. Boby hanya tertawa gemas.”Cepat ya, aku tunggu di ruang tamu.”

Selesai mandi , ku lihat jam di kamar. Hampir pukul 11 siang. Dan ku cek handphone ada 7 kali miscal dari Boby. Waktu berdandan, aku agak sedikit memikirkan ada yang aneh padaku. Bukankah aku olahraga pagi mengelilingi komplek? Kenapa menjadi bangun kesiangan seperti ini?

“Sayang…. Sudah belum dandannya? Aduh kamu tuh ada apa sih? Masih ngantuk?” Panggilan Boby membuyarkan lamunanku. Ia sudah dipintu kamar. “Kamu sudah cantik kok, sudah siap?” senyum Boby penuh arti yang dalam dari seorang pria. Aku senang dekat dengannya. Dia segalanya bagiku. Ketika ia melamarku, aku tidak dapat menolak. Aku mencintainya.

Kami meninggalkan rumah. “Sayang, kita lewat pintu belakang komplek saja. Lebih dekat ke jalan.”pintaku yang sekaligus ingin menjawab rasa ingin tahu. Boby memutar setir mobil mengikuti keinginanku. Dan ketika beberapa meter mendekati pintu itu, aku terkejut akan kerumunan orang disana. Aku sedikit kesal karena takut terlambat sebab pameran yang akan aku datangi ini sudah hari terakhir. 

Aku dan Boby mencoba mencari tahu apa yang terjadi. “Itu ada yang pingsan.” Aku kesal dengan orang-orang yang hanya bisa menonton tapi bukan membantu. “Kenapa hanya didiamkan saja?” tanyaku kesal kepada mereka.

Aku terkejut melihat pakaian, sepatu dan wajah perempuan yang tergeletak. “Hah?! Ini kan, aku sendiri??” Aku melayang, memandang sekitarku gelap, aku dan tubuhku disini.
**

(Bersambung..)

Coretan by Veronica Setiawati
@g1g1kel1nc1

Sabtu, 26 Maret 2016

Jangan Bersedih, Dia Bangkit!

Jumat Agung telah berlalu, tetapi perayaan itu selalu menggema sepanjang masa. Cerita yang sama, kisah sengsara Yesus Kristus yang selalu diulang setiap tahun. Kisah yang akan membuat kita meneteskan airmata dan kepedihan.
 
Di akhir kisah sengsara ini ada kebangkitan yang menghidupkan. Jangan terpaku dan berhenti sampai di kematian. Seakan - akan sudah tiada kisah yang dapat diceritakan. Seakan dunia harus berhenti dan terkubur.
 
Ia yang mati dan dikubur itu, kini menghasilkan tunas baru. Roh Kehidupan dihembuskan dan dimulailah babak baru. Mereka yang selalu hidup dalam ketakutan, keragu-raguan, dan hilang harapan perlahan dikuatkan dan kembali diteguhkan.
 
Mereka memperoleh keberanian kembali untuk melanjutkan hidup dan kisah kehidupan. Mereka tidak menghindari sengsara yang akan mereka hadapi. Tetapi dengan berani mereka menceritakan kisah sengsara itu sebagai bagian dari hidup mereka.
 
Mereka yang dahulu ragu-ragu kini diyakinkan, yang dulu sembunyi kini berani berbicara dengan lantang. Mereka yang dahulu bersedih dan berduka justru di saat kebangkitan mereka lah yang mendapatkan sukacita yang tak bisa dirampas oleh siapapun.
 
Kebangkitan yang menghidupkan yang akan selalu membawa wajah dunia ini ke dalam kerahimanNya. Mereka adalah saksi dimana Sang Aku yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup, tidak tidur dalam kuburnya melainkan hadir menguatkan iman mereka.
 
Jangan berhenti karena sedih dan hilang harapan hanya di kisah sengsara. Kisahnya bukan hanya sampai pada saat Jumat Agung tetapi  ada di Paskah dan sampai hari ini.
 
Selamat Paskah.

Coretan by Veronica Setiawati
@g1g1kel1nc1
25 Maret 2016

Rabu, 23 Maret 2016

Hasil Melamun :)

Sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan bahan tulisan. Misalnya sedang melamun di jalan eh, dikagetkan dengan peristiwa kecelakaan.

Kamu melihat kejadian yang hanya sekelebat saja. Dan ada korban yang jatuh di aspal. Pelakunya adalah dua orang anak muda yang naik motor. Korbannya sepasang suami istri.

Karena tersenggol oleh motor anak muda itu, sang suami jadi oleng mengendarai motornya. Banting setir dan selip ban lalu jatuhlah sang istri. Seketika jalanan di depan kamu menjadi ramai.

Kendaraan yang melintas berjalan pelan melihat adegan adu mulut antara suami dan pengendara motor itu. Ada juga pengendara motor yang tengah melintas, berhenti untuk menolong istrinya.

Jalanan yang tadinya lengang di depan kamu berubah menjadi padat dan ramai akan bunyi klakson. Beberapa orang juga ikutan nimbrung untuk melerai mereka yang hampir saling baku hantam.

Seketika itu juga matamu terkesima. Tiada berkedip kamu memandangi tontonan gratis layaknya adegan film action.

Tak berapa lama, datang orang yang berseragam. Bukan Polisi melainkan Satpam setempat. Mereka melerai adegan action itu. Si suami yang masih jengkel belum bisa terima anak muda itu pergi tanpa ada tanggung jawabnya.

Si istri yang sedari tadi menyaksikan suaminya dan anak muda itu saling adu mulut, hanya dapat meringis kesakitan. Syukurlah, si istri tidak ada luka yang serius.

Beberapa menit kemudian, kerumunan orang dan kemacetan mulai terurai. Semua kembali normal seperti biasa. Kemudian kamu meneruskan perjalanan lagi naik angkutan umum ke tempat tujuanmu.

Tuh kan? Cerita begitu saja sudah jadi tulisan. Padahal itu di dapat ketika sedang melamun.

Jangan putus asa untuk menulis. Nanti kamu jadi orang yang pandai bercerita. (*.*)

salam,
Veronica
@g1g1kel1nc1

24 Maret 2016

Selasa, 22 Maret 2016

Arbey - 2

Arbey menghentikan usaha bunuh dirinya. Ia menatap pria yang berdiri di depannya.

"Biarkan aku mati!" tangis Arbey karena pria itu datang dan melepaskan pecahan kaca itu dari tangannya.

"Apa kamu tega membiarkan ibumu ini menangis dalam kuburnya melihat perbuatan bodohmu?" Arbey terdiam dan hanya mengusap tanah pusara dengan tangannya.

Pria itu adalah tetangga Arbey. Ia datang bersama ibunya. Dengan terbata-bata Arbey menceritakan apa yang terjadi padanya.

Sejak pertemuan itu pria yang bernama Hardy itu mulai dekat dengan Arbey. Hari demi hari mereka menjalani hubungan mereka secara sembunyi. Mereka takut, terutama Arbey dengan statusnya dan terlebih kepada ayahnya.

Sampai suatu hari niat Hardy untuk melamar Arbey tak sanggup lagi ia sembuyikan. Ia menemui ibunya dan memohon bantuannya untuk meminang Arbey menjadi istrinya.

"Kamu yakin dengan keputusanmu itu?" tanya ibunya. "Kamu sudah pertimbangkan dengan matang ,Nak?" Hardy menyatakan siap. Ibunya tidak bisa bertanya apapun kepada anak lelakinya itu.

**
Istri ayah Arbey masuk ke kamar dan  dengan paksa ia membangunkan Arbey yang sedang tertidur. "Maaf, Bu. Badanku lemas hari ini."

Istri ayah Arbey pun tidak menunjukkan rasa belas kasih kepadanya. Ia terus memaksa Arbey untuk bangun dan segera melakukan tugasnya di rumah. Ancaman akan diadukan kepada sang ayah membuat Arbey terbangun, walaupun hari itu ia sangat mual.

Arbey tidak ingin ada keributan karena dirinya, diantara ayahnya dan istri barunya itu. Setiap hari sejak dipulangkan oleh mantan suami, Arbey membantu usaha warung milik ayahnya itu. Karena modal dari mantan suaminya yang cukong itu, kini ayahnya membuka sebuah warung kecil.

Pengunjung warung kecil itu semakin hari semakin banyak sejak Arbey tinggal di rumah. Terlebih sejak Arbey kembali ke rumah itu. Para lelaki terutama, sangat ingin dilayani oleh dia.

Sejak kembali ke rumah juga Arbey mengetahui perselingkuhan ibu tirinya. Selama ini tanpa diketahui oleh ayahnya , istrinya itu memiliki hubungan dengan pria dari luar desa. Orang tersebut biasa membawa barang-barang untuk kebutuhan warungnya. Dengan mobil bak terbuka, ia selalu mengantarkan pesanan seminggu dua kali.

Tanpa sengaja, suatu hari Arbey  memergoki mereka di dapur sedang bercanda mesra layaknya anak remaja yang dimabuk cinta. Arbey menyimpan rahasia itu dan berusaha mencari waktu yang tepat untuk memberitahukan ayahnya.

Namun naas hari itu, Arbey benar-benar tidak bisa sembunyikan lagi perbuatan mesum mereka. Arbey menyiram mereka berdua dengan air bekas ngepel lantai. "Keterlauan kalian berdua!" teriak Arbey dan membanting ember dekat tempat tidur.

Laki-laki itu yang baru telanjang dada itu panik dan segera berlari dan membekap Arbey. "Kurang ajar kamu, ya. Berani kamu melawan saya?"  Suaranya berburu dengan napasnya ditelinga Arbey.

Istri ayah Arbey segera menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. "Apa yang harus kita lakukan?" Arbey terus meronta berteriak mi ta tolong. Ia berusaha supaya dapat lepas dari cengkaraman tangan mereka.

"Diaaam!" teriakan keras ibu tiri seakan ingin menelan Arbey. Matanya menatap tajam ke mata Arbey. Mulut Arbey dibekap oleh tangan si pria itu dan ibu tirinya berusaha sekuat tenaga untuk mengikat kaki dan tangannya. Arbey semakin kuat memberontak.

Mereka semakin panik takala terdengar suara tamu yang datang ke warung mereka. Ibu tirinya menemui tamu tersebut. Ia bersikap tenang melayani apa yang mereka beli tanpa menimbulkan curiga apa yang sedang terjadi di dalam rumahnya.

Arbey berusaha untuk untuk melepaskan diri namun tenaga lelaki itu lebih kuat menyeretnya ke dapur. Bunyi gaduh di dapur sempat menimbulkan pertanyaan tamu pembeli warung.

"Mungkin ada kucing berkelahi. Mau belanja apa, Bu?" Ibu tiri Arbey berusaha untuk mengalihkan dengan terus mengajak ngobrol di jalan depan rumah. Selesai melayani tamu itu, ia tak mendengar lagi suara. Segera ia berlari ke belakang. 

Arbey tergelak di lantai dan darah segar keluar dari kepalanya. Dan ada bercak darah juga mengalir ke kaki putihnya. Lelaki itu hanya bersimpuh di sisi tubuh Arbey yang tak bergerak. Meja kursi bergeser dari tempatnya, pecahan botol dan piring gelas di atas meja jatuh berantakan.

Pipi pria itu berdarah terbeset benda tajam. "Dia terpeleset dan membentur tembok. Dia sempat memukul kepalaku dengan botol ini." Ia menjelaskan dengan nafas tersengal.

"Apa dia mati?" tanya ibu tiri Arbey panik lalu mengecek jarinya di bawah lubang hidung gadis muda itu. "Kang, cepat kita singkirkan dia. Jangan sampai Ayahnya datang. Bisa dihabisi nyawa kita."

Mereka mulai membagi tugas. Dibereskan segala yang berantakan di dapur. Warung juga di tutup. Dibungkusnya tubuh Arbey dengan kain. Setelah itu , ia membereskan air yang berceceran di kamar tidur depan.

Pria itu mengambil kendaraannya yang biasa dipakai untuk anteran barang. Kini mobil itu di parkir dekat dapur. Biasa dilakukan bila ada yang retur barang. Sebentar beberapa orang lewat dan mereka saling bertegur sapa.

Setelah dilihat kondisi aman, tubuh Arbey dibawa dan di letakkan di bak belakang , ditutupi kain dan barang. Mereka mencari tempat yang sepi untuj membuang tubuh itu.

**
Hardy telah siap malam ini untuk datang menemui calon istrinya. Ia telah mempersiapkan batinnya bertemu dengan calon mertua. Ibunya pun turut mendampingi niat baik anaknya tersebut.

"Pak, Arbey tidak ada!"teriak panik Istrinya itu. " Memangnya kamu tidak tahu ke mana dia pergi?" Ia sedang memulai cerita kebohongannya. Arbey pergi karena dirinya tidak bisa menerima kehadiran ibu baru, pengganti ibu kandungnya. Kata makian keluar deras dari bibir ayah Arbey mengetahui alasan anak perempuannya itu pergi dari rumah.

Mimpi indah jejaka itu akhirnya kandas. Ibunya memandang iba kepada anak lelakinya itu. Ketika di dengarkan calon istrinya pergi. Ada rasa tidak percaya yang dirasa janggal dari ucapan suami istri calon mertuanya.

"Di mana Arbey? Tidak mungkin dia seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Hardy sepanjang perjalanan menuju rumah.

** Kira-kira apa yang terjadi ya selanjutnya?? Semoga saya bisa ketemu ide lagi untuk melanjutkan cerita ini hehe..

Coretan by : Veronica Setiawati
@g1g1g1kel1nc1

21 Maret 2016

Sabtu, 19 Maret 2016

Arbey

Arbey adalah seorang gadis yang hidup di sebuah desa yang sangat miskin. Arbey selalu membantu ibunya untuk mencari rejeki demi makanan sehari-hari. Ia bersama ibunya yang selalu berusaha sedangkan Ayahnya hanya sibuk dengan kumpulan di desanya.
 
Tiap kali ayah Arbey pulang kumpul-kumpul, bila tidak didapatinya makanan di atas meja, ia mengamuk. Ia memaki ibu Arbey dan memecahkan segala yang ada disekitarnya.
 
"Istri macam apa kamu! Tidak bisa melayani suami." Setelah puas memaki, ia pergi keluar dan sore menjelang malam baru kembali. Atau bisa juga dua hari baru kembali.
 
Ibu Arbey sepertinya sudah terbiasa menerima perlakuan kasar suaminya. Ia selalu menanggap dirinya yang salah atau ceroboh sehingga suaminya bersikap seperti itu. Arbey iba kepada ibunya dan menyimpan kemarahan besar kepada ayahnya. Suatu hari, ibu Arbey sakit parah. Dan karena ibunya butuh berobat, Arbey mencari ayahnya.
 
Arbey berhasil menemukan ayahnya di sebuah kedai minuman. Ia sedang ditemani seorang perempuan lain.  "Ayah, pulang. Ibu sakit parah."
 
"Hei Mahmud, anakmu datang!" teriak seorang pria dalam kedai itu. Pria yang adalah ayah Arbey itu menoleh.
 
"Kenapa? Ibumu sakit? Biar dia mati sekalian. Aku sudah ada pengganti ibumu disini."
 
Arbey dengan sedih meninggalkan ayahnya yang tidak perduli dengan ajakannya. Samar Arbey mendengarkan mereka tertawa yang membuat Arbey semakin benci kepada ayahnya.
 
"Hai Mahmud, anakmu cantik. Jadikan aku suaminya."
"Sembarangan! Bukan dengan situ calon mantu.. Anak orang kaya yang pastinya. hahaha." Mereka semua tertawa tanpa memperdulikan perasaan seorang anak gadis yang merasa direndahkan.
 
Arbey hampir tak dapat bernafas ketika dilihatnya bendera kuning di depan rumahnya. Para tetangga telah berdatangan di rumah yang sangat sederhana itu.
 
"Ibuu!" teriak Arbey di depan jenasahnya. Ibu-ibu yang sedang membacakan ayat-ayat suci ikut meneteskan airmata melihat kepedihan hati anak gadis itu.
 
"Ibu jangan tinggalin Arbey. Arbey takut sendirian." isak Arbey. Seorang ibu yang terharu melihat kesedihan Arbey memeluknya dengan hangat.
**
Arbey mengunjungi makam yang dua tahun ini tidak ia kunjungi. "Maafin Arbey, Bu. Arbey sangat lama pergi."
 
Arbey mencabuti rumput yang memenuhi makam orang yang sangat disayangi itu. Arbey meletakkan kepalanya diatas nisan. "Ibu, Arbey kangen ibu".
 
Rupanya sejak ditinggalkan ibunya, Arbey mencoba melarikan diri dari ayahnya. Ia meminta secara paksa supaya Arbey menikah dengan cukong kaya.
 
" Ayah aku tidak mau. Aku masih ingin sekolah." rengek Arbey memohon belaskasihan.
Ayahnya tetap pada pendiriannya dan tidak perduli permohonan anaknya itu. Arbey akan dijadikan sebagai istri keempat cukong kaya itu.
 
Hari yang ditentukan tiba. Arbey tak bisa melawan kehendak ayahnya yang sudah menerima bayaran pernikahan tersebut. "Aku percayakan anak gadisku padamu Boss." Ia tertawa senang karena men dapatkan jumlah yang banyak.
 
"Pokoknya saya maunya beres. Tolong kamu atur pernikahan ini seminggu lagi."
Jadilah hari pernikahan itu , Arbey duduk di pelaminan pada pernikahan yang tidak dia impikan. Arbey ingin berlari tetapi ayahnya terlalu kuat menahannya. Arbey seperti sapi perahan ayahnya untuk mendapatkan uang dengan cepat.
 
Arbey memang menjadi istri yang paling dimanjakan oleh cukong kaya itu. Hal ini yang membuat para istri lainnya cemburu padanya. Ada saja perlakuan yang ditujukan mereka kepada Arbey. Kekerasan verbal terutama sering mereka lontarkan. Sampai pada suatu hari mereka membuat kesepakatan untuk menyingkirkan Arbey.
 
Mereka membuat skenario layaknya membuat film, bahwa Arbey pergi dari rumah tanpa pesan. Ia menceritakan pada suami mereka kalau Arbey sudah memiliki laki-laki lain.
Ternyata berhasil , sang cukong itu percaya dan mencari Arbey serta pasangan selingkuhnya itu. Mereka diadili oleh anak buah di depan cukong itu.
 
"Saya tidak kenal laki-laki itu,Pak. Saya difitnah."kata Arbey menjawab tuduhan yang tidak sebenarnya. Tetapi tekanan dari para istri cukong itu semakin menyudutkan Arbey hingga suaminya memutuskan menceraikannya.
 
Arbey dikembalikan kepada Ayahnya. Namun, bukan kasih sayang dan pelukan hangat yang ia dapatkan melainkan caci maki dan tamparan yang ia terima. "Dasar bodoh! Seharusnya kamu bersyukur dapat suami yang kaya. Ini malah bertingkah. Mau apa kamu sebenarnya?"
 
Arbey menangis , jiwanya ketakutan bercampur marah. Ia tak bisa melawan hanya mampu memukul lantai kuat-kuat sebagai bentuk protesnya atas hidup yang gila ini.
 
Dan di makam ibunya ini, Arbey berniat untuk menyusul ibunya. Namun, niat itu dicegah oleh seorang pria yang kebetulan juga berada di situ.
 
Siapakah laki-laki itu dan apa yang terjadi pada Arbey selanjutnya? Tunggu dan saksikan lain waktu. 
Arbey..
 
Coretan by : Veronica Setiawati
@g1g1kel1nc1
19 Maret 2016

(CerBer-1) Misteri Penjaga Pintu Komplek.


Aku sebenarnya tidak begitu percaya dengan kisah-kisah hantu dan sebangsanya itu. Aku malah termasuk manusia rasional dan menganggap hal-hal seperti itu adalah hayalan atau sugesti semata. Sejak rumahku menjadi tempat berkumpulnya arisan ibu-ibu komplek, hatiku tidak bisa tenang memikirkan reaksi aneh dari mereka. Apalagi dengan berbagai kejadian yang aku alami.
 

Semua ini berhubungan dengan ceritaku yang setiap malam aku pulang kerja selalu melihat penjaga komplek itu. Tidak ada yang aneh menurutku. Aku selalu menyapanya setiap kali dia membukakan portal  pintu masuk gerbang komplek walaupun ia tidak pernah membalas sapaku.  Wajahnya memang dingin , tubuhnya  kurus dan selalu diselimuti jaket hangatnya serta topi rajutan.  
 

“Mba Ratna, masa sih bisa lewat pintu gerbang yang dibelakang itu?”  seorang ibu menghampiriku ketika aku sedang membuatkan minuman.
“Lewat pintu depan yang dekat supermarket itu saja.”

            Aku hanya tersenyum dan bertanya, ”Memang ada apa , Bu Ida?”
"Rasanya sudah lama pintu itu ditutup. Memang masih ada penjaganya?” tanya Ibu Ida heran.
“ Ada kok. Hampir setiap malam saya bertemu.”
Jawaban santaiku
 “Aah masa sih Mba?” ternyata jawabanku membuatnya terperangah sampai menutup mulutnya, kemudian ia cepat-cepat meninggalkan dapur dan berkumpul dengan ibu-ibu di depan.
 Apa yang sebenarnya terjadi? Dari cara mereka memandangku pasti ada yang tidak beres. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berani bercerita. Mereka tetap pura-pura tidak tahu seakan-akan tidak ada masalah, mereka saling pandang satu sama lain. 

Mereka ragu-ragu untuk menyampaikannya.  Mereka tetap menutupi apa yang sebenarnya terjadi sampai mereka pamit meninggalkan rumahku.
**

Aku adalah penghuni baru di komplek Rahawana ini. Dengan kerja kerasku selama ini akhirnya aku dapat memiliki rumah milikku sendiri. Selama hampir tiga bulan aku tidak datang ke rumah baruku. Urusan keluarga hingga bisnis membuatku kangen ingin melepas lelah di sana.
 
Seperti biasa aku memilih lewat pintu gerbang belakang komplek, tetapi ini kali ditutup. Aku keluar dari mobil dan mencari sosok bapak yang selalu menjaga pintu ini. Jam tanganku masih menunjukkan angka 8 tetapi suasana di sekitar pintu seperti tengah malam, sepi sekali. Aku membalikkan badan menuju mobilku, tiba-tiba aku mendengar pintu berderit seperti dibukakan.
 
Kepalaku seketika menoleh ke arah bunyi pintu dan melihat bapak penjaga pintu komplek sudah berdiri di salah satu pintu gerbang yang masih tertutup dan portal sudah terangkat. Alisku sedikit naik ,sekilas ingatanku kembali ke beberapa menit yang lalu. Lelah tubuhku lebih kuat daripada rasa penasaranku. Segera aku masuk ke dalam mobil dan melambaikan tangan sebagai tanda terima kasih kepada kepadanya.


( bersambung )
coretan by veronica setiawati
@g1g1kel1nc1
 

Pegang Tangaku

Bila dalam perjalanan mendaki kita tidak selalu menemukan jalan yang datar.
Jalan yang datar  kata seorang teman yang mendaki gunung disebut "bonus".
Seperti hidup sehari-hari , bonus pun akan muncul pada waktu tertentu saja.
Bonus itu seperti hadiah yang tidak terduga.

Perjalanan yang menantang adalah pada saat kita mendaki.
Kita harus menanjak , kepala harus mendongak ke atas.
Berjalan bukan hanya memakai kaki, melainkan dengan kedua tangan kita.
Bahkan bila perlu merayap seperti ular.

Seperti dalam kehidupan, ada masanya jalan hidup akan menanjak.
Nafas pun akan terasa berat.
Kita merasa lemah , tidak mampu lagi untuk meneruskan perjalanan.
Kita merasa ingin menyerah dengan peperangan kita.

Ayo peganglah tanganku!
Janganlah biarkan hidup berhenti sampai di sini.
Tidakkah kita ingin melihat akhir dari perjalanan ini?

Kuatlah hatimu bahwa kamu mampu menyelesaikan perjalanan ini
Nyalakanlah api harapanmu , pendakianmu  bukan  sampai di sini.
Yakinkanlah dirimu bahwa kamu pasti bisa melewatinya.
Percayalah semua akan terbayar dengan sukacita
Kamu akan menemukan dirimu
Karena keyakinanmu itulah yang telah menyelamatkanmu.

Coretan by : veronica setiawati
**Posting ulang dari tulisan sebelumnya yang terhapus**

Foto : Credit to aktor terbaik FFI 2014 Chico Jericho
#fotokeren


Jkt , 18 Maret 2016

Jumat, 18 Maret 2016

WAJAH

Tuanku,
Apa yang terjadi?
Wajahmu penuh dengan darah.
Aku tertegun melihat wajahmu
Darah, mahkota duri, palang kayu ?

Tuanku,
Kau dipukuli oleh para prajurit itu
Mengapa mereka tega berbuat seperti itu kepadamu?

Tuanku,
Aku pernah merasakan dipermalukan karena penyakitku
Aku dianggap najis bahkan oleh keluargaku sendiri
Tetapi engkau tidak mempermalukanku.
Justru engkau telah membuatku hidup.
Mengapa kini mereka mempermalukanmu?

Tuanku,
Hati pedih, engkau bukan pemberontak
Engkau datang menyelamatkan nyawaku

Tuanku,
Aku kini dihadapanmu.
Ingatkah engkau padaku?
Aku yakin begitu.
Karena matamu mengatakannya.

Tuanku,
Izinkanlah aku menyeka wajahmu.
Mungkin ini tidak sebanding dengan kerahimanmu padaku.

Tuanku,
Engkau meninggalkan wajahmu
dalam kain ini.
Engkau menghadiahi aku wajahmu.


coretan by ; veronica
Jalan salib perhentian ke - 06 ( Wajah Yesus di usap oleh Veronika )
Foto : credit to Romo Josh Kokoh


Jkt , 18 Maret 2016

veronica setiawati
@g1g1kel1nc1


 

Selasa, 15 Maret 2016

Aku dan Keponakanku : Luka

Ketika tiba di rumah. Kondisi mata sudah mulai mengantuk.

"Juicenya mana?" tanya mamaku. Ku tepok jidatku yang sedikit berkeringat. "Ampun deh, lupa!"
Aku segera berlari sebelum nyanyian mamaku bertambah panjang. "Ya, udah aku yang pergi beli."

Tunggu, keponakanku , Rafael mau ikut membeli. "Tapi jalan kaki ya.Janji ngga minta gendong ya."kataku. Kami berjalan bersama menyusuri jalanan yang sudah diaspal. Malam sudah hampir larut dan jalanan sudah sepi. Ada beberapa ibu yang sedang duduk mengobrol.

"Permisi bu." sapaku kepada mereka. Sejenak mereka berhenti dari obrolan seru dan tersenyum kepada ku. "Mau kemana ini malam-malam?"tanya salah seorang ibu.

"Mau beli juice di belakang."jawabku.
"Rafael minta jajan yang banyak ya sama tantenya." celetuk ibu yang kedua. Aah basa basi biasa deh , namanya juga saling bertegur sapa dengan tetangga. Aku berpamitan dengan mereka untuk melanjutkan perjalananku membeli juice.

"Pe, aku mau pipis."kata Rafael , pas banget kami sudah di depan kios penjual juice buah. Aku menengok sekeliling. Waaduh ramai orang nih. Tempat yang enak , agak gelap untuk pipis tapi di depannya bapak-bapak sedang duduk-duduk. Nanti kalau Rafael pipis di depan mereka , bakalan ramai berkicau seperti Twitter.

Lalu aku carikan lagi tempat yang tidak jauh dari pos pangkalan ojek. Tapi.. gedubrak! Ponakanku jatuh karena tergesa-gesa. "Pepey... !" teriaknya. Aku segera mengelap tangan dan dengkulnya sambil memeriksa kalau-kalau ada yang terluka. "Sudah-sudah jangan nangis, ngga apa-apa kok."jawabku. 

Dia mau menangis tetapi untunglah aku berhasil menenangkannya. Sedikit lega karena dia sudah diam, aku melepaskan celananya supaya dia dapat pipis.

"Pepey, jangan bilang mami , aku jatuh."kata dia setelah aku selesai merapihkan kembali celananya. "Ngga, Pepey ngga bilang mami." 

"Pe, tangan aku berdarah."tiba-tiba matanya berair dan mukanya mulai sedih. Aku kan jadi bingung di mana yang berdarah. Aku periksa tangan yang dia maksud "Oaalah, ini jempol kamu yang berdarah, de."

Aku mulai sibuk mengelap darah yang keluar dari luka yang kecil, hanya setitik. Tapi olehnya dibuat  seolah-olah darahnya seember. Aku pencet lukanya untuk keluarin darahnya. "Pe. sakit."katanya.
"Iya maaf ya, ini cuma supaya darahnya berhenti."
"Sakit banget Pe.. darahnya keluar terus."
"Ya udah, Pepey isep darahnya."

Aku mengisap jempolnya beberapa kali dan mengelapnya dengan tissue. "Nah, sudah kering kan?"tanyaku. Tangan kecilnya masih dikepalkan dan disisakan hanya jempolnya yang terluka saja. "Pe, emang enak ya darah aku?"
Eh buset , ngga tau mau jawab apa deh.

Kembali lagi ke tempat jualan juice, kami duduk di bangku panjang. Sebab antrian cukup banyak yang memesan juice. "Pe, tangan ku berdarah. Aku nanti ngga bisa sekolah."kata Rafael tiba-tiba. Saking kagetnya aku berkata demikian, "Hah? Rafa , kan yang luka itu jari kamu yang kiri. Kamu nulis pakai tangan kanan. Masa kamu ngga bisa pergi sekolah?"

Dia melihat jari jempolnya yang luka itu dan tangan kanannya. " Oia Pe." Dan seakan ngga mau kalah, dia berkata lagi. "Tapi kalau berdarah terus, aku ngga bisa sekolah." 

Aku beneran mau ketawa keras. Mungkin orang yang disebelah kami akan tertawa juga mendengar aku dan dia bicara.Rafael memang belum genap lima tahun, tapi selama hampir setahun ini dia ikut kelas pra teka.

"Oke, kalau masih berdarah Pepey beliin plester ya biar lukanya sembuh. Jadi kamu bisa sekolah." Awalnya dia menolak tapi lama-lama mau juga. "Ya udah , Pepey beliin plester di dalam minimarket ya." Belum juga kaki melangkah, dia minta ikut belanja ke dalam.

"Pe..! Ada buku Mater. beliin ya..?" dia berteriak begitu melihat gambar Tow Matter sahabat dari Lighting MacQueen. Sebuah mobil derek yang berteman dengan mobil balap berwarna merah dalam sebuah film animasi produksi PIXAR.

"Ngga, ngga. kan kita kesini beli plester kamu."
Dia mencoba merayu lagi , "Boleh ya ?"
Tapi aku menggeleng "Kalau kamu beli itu, lukamu itu Pepey biarin berdarah ya." jawabku tegas dan dengan lemas dia menaruh kembali buku itu ke rak.

"Ini plesternya ada gambar MacQueen juga." Aku tunjukin plester untuk anak-anak. "Atau mau yang ini tapi gambarnya lain."
"Oia ini aja Pe, aku suka MacQueen."

Karena telah sepakat demikian, kami berjalan ke kasir untuk membayar plester luka untuk anak-anak itu seharga 8.000 rupiah.

Di tempat juice, pesananku tinggal di bungkus. Aku memesan juice alpukat dua buah. Sambil menunggu pesananku siap, aku membuka plester luka tersebut. Gambar-gambar mobil yang menjadi tokoh cerita dari Film Animasi itu, aku bentangkan di depan dia. "Rafael mau pilih yang mana?"

"MacQueen aja Pe." tunjuk dia. Aku membuka bungkusnya dan menempelkannya pada jempolnya yang terluka. "Nah sekarang sudah ngga berdarah lagi. sudah dibungkus."
"Iya Pe, bagus ya."jawabnya senang sambil menunjukan jempolnya. "makasih Pe" Aku tersenyum mendengar hal itu. Lalu dia sibuk dengan gambar-gambar mobil yang menjadi tokoh cerita dari film kesukaannya.

"Pe, ini namanya siapa?"tanya dia lagi menunjuk pada sebuah mobil van VW.
"Itu Fillemore." jawabku
"Iya betul kamu Pe. Kalau ini?" dia menunjuk sebuah mobil yang ada garpunya.
"Siapa yaa, Guido mungkin namanya."
"Kalau ini siapa Pe?" tanya dia lagi, tapi kali ini aku diselamatkan oleh mba penjual juice. Juicenya sudah selesai. Dan aku membayar dua juice alpukat yang aku pesan.

Begitu tiba dirumah, dialah yang bercerita.
"Mami, lihat deh aku di plester."
"Hah.. kamu jatuh?"
"Iya aku jatuh pas tadi mau pipis."
dan seterusnya...

Aku melipir ke dapur, lalu ke kamar mandi dan meneruskan urusanku sendiri.

Terus Tiduur hehe..


story by
Veronica Setiawati
@g1g1kel1nc1
 

Minggu, 13 Maret 2016

Aku dan Keponakanku - Janjian

Ketika di sebuah restauran Dunkin Donat.

"Selamat malam,bu. Mau pesan apa?" tanya petugas restoran itu ramah. Aku tidak menjawab tetapi menanyakan kepada ponakan aku yang hampir berusia lima tahun.

"Kamu mau pesan apa , El?" Aku celingukan ke sana ke mari karena melihat bocah lelaki yang bernama lengkap Rafael itu sedang sibuk memilih kursi untuk kami duduk.
"Teh aja deh Pe."jawab dia akhirnya. Oke, akhirnya aku memilih paket 2 yang berisi satu donat dan satu teh untuk dua orang kepada petugas restoran itu.

"Makan disini bu?"tanyanya lagi. Aku mengangguk karena perhatianku terbagi antara memperhatikan Rafael, memesan makanan, dan menelpon calon pembeli scanner yang janjian bertemu malam ini.

"Ini bu, semuanya 48.000"kata petugasnya itu. Dan aku mengeluarkan uang lembaran 50.000 rupiah.
"Silakah dipilih tehnya bu." Ia menunjukan box di pinggir meja kasir yang berisi bungkusan teh celup dengan berbagai varian rasa. Aku mengambil teh yang berbeda, itu pun asal ambil.

Setelah transaksi di kasir selesai, aku dan Rafael duduk di tempat yang dipilih. Dekat jendela, sehingga aku dapat melihat orang yang akan menemui itu. Dua cangkir dengan air hangat sudah di hadapanku. "Pe, aku mau minum tehnya. Mana tehnya?"tanya Rafael. "Oke tunggu sebentar." jawab ku lalu memisahkan cangkir dia beserta bungkus teh yang aku ambil.

"Bagaimana dibukanya Pe?"tanya dia lagi. "Begini dibukanya." Aku hanya menunjukan posisi robekannya dan membiarkan dia membuka bungkusan itu sendiri. "Nah, teh celupnya dimasukan ke dalam air ya." Lalu dia berteriak, "Pe, warnanya berubah." Aku hanya tersenyum geli dan sambil mencoba untuk menghubungi orang yang janjian dengan memperhatikan tingkah lucu dia yang mengaduk air teh itu dengan sendok kecil yang disediakan restoran itu.

"Pe, ngga manis tehnya." Aku pura-pura terkejut "Ah, masa? hmm.. ini gulanya." Aku menunjuk salah satu gulungan kertas yang berisi gula sebagai pemanisnya. Lagi-lagi dia bertanya bagaimana merobeknya , karena begitu gulungan kertas itu dimiringkan ke dekat cangkir, tidak ada satu gula pun yang keluar.

Sesaat dia terdiam, aku heran "Kenapa? Tehnya kurang manis, ya?" Dia hanya bilang "Ngga apa-apa. Aku tadi makan gulanya , Pe" Setelah itu dia mengaduk lagi dan mencicipi tehnya dan berkata, "Hmm.. enaak.." Hahaha.. aku benar-benar dibuat tertawa geli oleh tingkahnya.

Aku teringat donat yang aku pesan. Satu donat aku taruh di atas piring yang memang untuk dia. Aku meletakkannya di hadapan dia. Di tangannya sudah memegang pisau potong bergerigi untuk donat dan garpu. "Coklatnya habis ya de, adanya strawbery saja." Dia memotong-motong donatnya dengan caranya dan aku tetap mengawasinya serta membantunya untuk memotong. Aku berikan potongan donat itu untuk dia makan.

"Ini apa Pe? Ager-ager strawbery ya?
"Iya." Agak susah untuk memberikan dia makan. Apalagi yang aneh menurut dia , langsung tidak dilanjutkan lagi.  "kenapa ngga dimakan?"
"Keras Pe dalamnya. Begitu aku perhatikan, itu karena jely yang di dalam donat. Kurang begitu lembut seperti ager-ager.

Pesan Whatsapp saya mengatakan orang itu sudah di sekitar tempatku berada. Aku memintanya untuk masuk. Dan kami akhirnya bertransaksi di dalam restoran. Rafael ikut nimbrung melihat aku dan orang itu mengadakan transaksi dan dia mengecek barang. Setelah selesai , Rafael bertanya,"Pe, itu dijual ya?" Karena dia melihat aku membawa barang itu , dia memberikan uang dan kemudian berpindah tangan. "Iya Rafa, dijual. Pepey janjian sama orang itu disini."

Setelah kami kembali ke tempat duduk, dia tidak lagi melanjutkan makanannya dan minumannya. "Ya sudah , kamu cuci tangan sana di situ." aku menunjuk wastafel di pojok ruangan.
"Pe.. ngga ada sabunnya."celoteh kecilnya menghentikan suapan donatku. Aku berdiri dan menolong dia untuk cuci tangan.

"Coba tangannya diletakkan agak ke bawah. Pepey pencet ini ya." Dan dalam sekejab mata tetesan sabun sudah di tangan kecilnya. Air keluar dari kran wastafel dan tangan Rafael kecil telah dicuci dengan sabun. Selesai itu di bilang begini : "Pepey.. aku udah kenyang. Kamu aja ya yang habisin."

Gubrak deh. Air teh masih secangkir di tambah air teh dan dounat Rafael yang tersisa. Belum juga selesai makan, dia sudah berkata,"Cepet Pe, papa aku udah nungguin di depan." Astaga nih anak. Aku membereskan piring, gelas dan sampah dalam satu nampan yang tadi aku bawa. Dan selesai , aku melihat Rafael berdiri sedang memegang kerai jendela. Sampai aku mengabaikan salam dari penjaga restoran tadi. Soalnya dia lihat aku sudah selesai dan siap untuk meninggalkan tempat.

donat. ilustrasi ini
"Itu apaa Pe?"tanya dia sambil menunjukan sebuah kerai di jendela. Eeh, ada aja alesannya katanya tadi cepetan.

"Itu Kerai namanya. Itu untuk menutup jendela atau supaya ngga kepanasan kalau kena sinar matahari." Lalu dia menjawab.
"Sekarang kan malem Pe, ngga ada sinar matahari."
Aku tidak bisa jawab lagi. Aku bawa nampan itu ke petugas restoran dan menjawab terima kasih.

"Buat apa Pe itu?" eh dia masih tanya lagi.
"Buat tutupin jendela kalau lagi makan." akhirnya itu deh yang aku jawab.Tapi dia masih bengong melihat benda itu. Mungkin karena ada tali, dia mikir bagaimana bikin turun naiknya itu benda. Soalnya dia pegang-pegang terus itu talinya.

"Heh, Kamu ngga rusakin kan?" aku tanya balik. "Ngga apa-apain."jawab dia sambil melepas tali itu.
"Ya sudah, kita pulang ya." Aku memperhatikan posisi kerai itu. Takut tanpa sepetahuanku tangan kecil Rafael iseng melaukan sesuatu hingga merubah posisinya.

Setelah tidak ada yang berubah, lalu aku menggandeng tangan kecilnya keluar menuju parkiran sebab papanya dia sudah menunggu.



by : veronica setiawati
@g1g1kel1nc1
 

Rabu, 09 Maret 2016

Cerita Saja : Antara Uang Receh, Kue dan Ibu Kepo

Dari Mesin ATM , keluar struk kertas atas sebuah pembayaran yang telah dilakukan di salah satu bank. Tapi gue teringat akan sesuatu "ya Ampun, kan ga ada ongkos untuk angkot."  Gue hanya teringat seorang teman telah mengembalikan duit yang telah dipinjamnya sebesar Rp 50.000, tapi belum dipecah beberapa lembar untuk ongkos kendaraan umum.

"Ah ada yang jual kue, kebetulan waktu itu gue belum sempat cobain salah satu kue yang ada disitu, mudah-mudahan masih ada. Sekalian pecahin duit 50.000 an nya" Lalu gue bergegas ke sebuah tempat di dekat eskalator naik sebuah tempat perbelanjaan. "mba, ini isinya apa?" sambil menunjuk ke salah kue yang memikat hati.

"Oh ini isinya daging sapi, mayonaise dan keju.Harganya 5.000"
"Kalau ini mba?" tanya gue lagi menunjuk kue yang satunya , namun bentuknya lebih panjang. "Kalau ini , isinya hanya daging sapi dan mayoinase. Harganya Rp 4.200"

Ternyata, sedari tadi itu ada seorang ibu yang mondar mandir di depan tempat jualan kue ini tetapi dia malu bertanya. Duh gengsi atau apalah yang ada dipikirannya. Begitu melihat gue mendekati dan bertanya-tanya kue , eeh ibu itu ikut bertanya dan ikut membeli kue yang gue beli.

Gue menyadari hal itu dan kue yang berisi keju sedikit lebih mahal ,  karena memang tinggal dua. Sedangkan si ibu itu membeli yang tanpa keju dengan sedikit cemberut. Mungkin dia mau juga membelinya tapi sudah keduluan gue, hihi..

Kemudian mba yang jualan kue menuntun gue membayar ke kasir yang ada di tengah lobbyl. Eehh si ibu mengikuti juga dari belakang, seakan sok tahu kalau tempat pembayarannya dikasir. Dia langsung nyerobot gue. Aduh.. sepertinya budaya antri juga perlu deh saat membayar makanan.

Padahal gue berani taruhan , kalau si ibu ini pasti tidak tau kalau dia beli kue itu bayar di mana? . Selesai membayar, struk pembayaran yang putih dan merah diserahkan kembali ke tempat jualan kue dan dikasih deh kuenya. Dan gue ngga tau lagi cerita si ibu itu.

Kuenya memang enak,rasanya manis karena mayoinase dan ada rasa acarnya. Selain itu potongan tipis daging sapi dan keju hmmm... semakin lezatnya kue ini. Lumayan untuk cemilan selama perjalanan menuju pulang.


Karena sore itu jalanan di depan mall itu sangat ramai kendaraan dan macet. Dan gue gak perlu takut kawatir lagi menunggu lama kembalian dari supir angkot , karena uangnya sudah di pecah menjadi lembaran lima ribuan. Dan satu lagi gue gak dapat omelan lagi dari supir angkot karena tidak punya kembalian.

 strory by
veronica setiawati
@g1g1kel1nc1

Selasa, 08 Maret 2016

Selamat Mendaki.. :)

Kedatangan temen-temen kerumah untuk memesan tiket kereta.
Gue tanya "Emang pada mau ke mana ?"
 
"Ke Gunung Slamet."
Uuh... Lemess gue..
 
"Tapi cowo semua sih."
doc pribadi @papandayan
 
Hooo.. gue diem aja deh denger cerita mereka yang komporin gue banget.
 
Gue bantuin mereka untuk pemesanan tiket kereta ke Purwokerto , pulang pergi. Pemesanan untuk delapan orang dan nyusul lagi satu orang. Dadakan..
 
Lumayan pegel mata gue , ketik nama dan nomor KTP dengan sangat hati-hati. Karena sangat penting untuk pendataan tiket. Kalau salah, kasian juga ntar temen-temen dibuat report di stasiun. Niat mau jalan naik gunung malah sibuk gila urusin salah pengetikan nomor KTP. hihi..
 
Gue jadi inget aja sih pertama kali gue naik gunung. Kan setiap orang pasti punya hal pertama yah dalam hidupnya..
 
Cuma waktu itu gue gak nikmatin banget yang namanya naik gunung. Napas gue ga sanggup untuk lanjutin perjalanan. Lagian gue ini kan memang bukan dari sononya anak gunung. Gue ini anak rumahan.. percaya, kan??
 
Ke dua kalinya dengan jarak yang cukup jauh dari yang pertama, gue nekat ikut ajakan temen gue ke Gunung Gede. Nah, kalau pas pendakian ini gue enjoy banget. Mulai dari situ deh kenalan ama temen-temen seperjuangan waktu naik gunung.
 
Gue berhenti naik gunung mungkin juga karena sudah lelah , cukup lah. Di bawah kaki gunung sepertinya juga ada kehidupan yang real musti dijalani. Yah emang agak menjauh sih dari semua temen , tapi kadang-kadang kangen juga untuk kembali berpelukan dengan alam bukan sama temen-temen gue. Pliss.. jangan timpukin pake kertas.. Piss.. piss ;))
 
Lalu temen gue datang lagi , dilain hari.
"Minta tolong dong, pesenin tiket pesawat."
 
"Emang lu mau kemana lagi?
 
"Ke lombok." jawab temen gue kalem, tapi gue jadi gigit jari gue hahaha...
 
"Haiiyaa... ke Rinjani lu?"
 
"Iya,.. ama cewe gue."
 
"Siip! Mana duitnya. Sini gue pesenin tiketnya sekarang juga .." hahaha... Lu pikir gue akan mewek ya ga ke Rinjani.. yeyeee.. 
Dalam sekejab, tiket jadi mereka siap berangkat... Cling! :))
 
Yah semoga selamat aja temen-temen yang pada punya rencana naik gunung.
Jangan kebanyakan gaya lu pada di gunung..
eeh sstt.. jangan berbuat macem-macem juga di sana yee..
 
salam,
 
veronica setiawati
@g1g1kel1nc1
 

Minggu, 06 Maret 2016

Puteraku, Mengapa Engkau Meninggalkan Aku?

Awan gelap menutupi seluruh langit
Gemuruh yang menakutkan membuat orang lari
Mereka menunggu keajaiban tetapi tidak mereka dapatkan.
Apakah mereka tidak merasa bersalah telah menjatuhkan hukuman mati kepada dia?

Mereka pun lari meninggalkan dia
Mereka lebih memilih menyelamatkan diri dari gempa bumi di tempat orang itu mati
Mereka lari dalam kebingungan , mereka tidak mendapatkan apa mereka cari.
Tetapi lihat! seorang wanita berdiri di bawah kaki salib itu.

"Puteraku, mengapa engkau meninggalkan aku?
Biarlah ibumu ini ikut mati bersamamu"
Mata siapa yang tidak akan menangis?
Hati siapa yang tidak akan hancur?
Perwira yang memimpin pasukan itu pun terenyuh
Siapa kah sebenarnya orang yang telah menjalani hukuman ini?

Ia berlari menyelamatkan wanita itu dari guncangan hebat karena alam yang turut bersedih.
"Puteraku.." wanita itu pasrah dan larut bersama kesedihan bumi.
"Biarkan aku bersama dia. Izinkan aku dekat Puteraku."
Wanita itu menerima Puteranya yang dikasihi dalam pangkuannya.
"Puteraku , hatiku turut mati bersamamu. Aku turut dikuburkan bersamamu."

Suatu hari ketika semua orang berlari untuk melihat kubur yang kosong.
Wanita yang bersedih itu mendengar suara kehadiran Sang Putera..
"Ibu, ini Aku. janganlah bersedih hatimu.
Lihatlah ibu, aku bangkit.
Hatimu hidup kembali bersama kebangkitanku
Ibu, lihatlah Aku menjadikan segala sesuatunya baru."

Wanita itu mengalami sukacita yang besar.
Seperti dahulu , ketika kabar malaikat datang kepadanya.
"Aku ini hanya hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu."
Dan senandung pujian kepada Allah di tempat yang maha tinggi terucap dari bibir wanita itu.


*Terinspirasi ketika melihat karya seni PIETA

salam,
veronica setiawati

Twitter : @g1g1kel1nc1
 

Jumat, 26 Februari 2016

Film Hantu... Ih Serem

Lu pernah liat hantu? Mungkin kalau di film horor Indonesia pasti pernah ya.. Sexy ya pakaiannya. Ada yang ngesot, ada yang bolong dibelakang, ada yang pocong, ada yang anak, wah macem-macem deh..

Waktu gue kecil , masih lucu-lucunya gitu deh, gue diajak nonton film horor neh di tetangga. Dulu kan bukan pakai CD. Compact Disc ya , bukan celana dalam. Plis deh di sini di larang mesum! Lanjut ya ceritanya, jadi ada tuan rumah yang baik hati ajakin anak-anak kecil nonton dirumahnya. Yah, lantaran dirumahnya juga ada anak pantaran gue kecil. Mungkin niat baek ibunya supaya anaknya punya temen bermain juga.

Gue paling takut tuh kalau horor filmnya Suzana. Ampun deh tobat gue kecil, kalau udah nonton itu lebih banyak muka ditutup daripada liat filmnya. Udah kayak gitu bukannya dinaungin malahan gue dikagetin kan gue jadi jejeritan. Kalau gitu yang tadinya pada tegang jadi ketawa ngakak liat gue  seperti itu.

 Sebenernya gue suka film horor atau misteri dan penuh teka teki. Soalnya gue juga turut berfikir dan menganalisa siapa tokoh dibalik misteri itu. Kalau waktu itu kan ada ya serial tivi Friday The 13th , setiap Jumat. Film horor Jepang juga bikin gue ikutan nahan napas kalau nonton. Udah suara jarang ada , jebakan betmennya itu yang bikin gue kaget. Segala kampret bisa keluar dari mulut gue , deh.

Yang berkesan Film Tusuk Jalangkung, gue nonton bareng temen-temen di bioskop. Jadi kalau jerit rame-rame hehehe.. Selesai nonton film saling review dan saling ketawa cekikikan. uuh betapa indahnya, kapan ya bisa kayak gitu lagi..

Selain film tentunya dalam sehari-harian kan kita sering ya mendengar cerita-cerita mistis. Misalnya dari ngobrol santai eeh bisa menjurus ke obrolan hantu. Kayak nyokap gue tuh, cerita katanya waktu tinggal di asrama pas lagi mandi denger orang banyak lewat di depan pintu kamar mandi. Lainnya, waktu di rumah mbah gue di kampung, nyokap gue denger suara aneh-aneh. Apalagi sepupu gue yang dari Manado juga bilang lihat ada perempuan duduk di pojok kamar, mukanya ditutupin rambut.

Sial banget deh, waktu gue main ke rumah mbah gue yang ada gue ga mau masuk ke itu kamar! Gue minta mbah puteri temenin gue tidur. Apalagi waktu ke kamar mandi, pas malem-malem udah deh gue pasrah kalau sampai denger yang macem-macem seperti nyokap gue. Muka tetep tertunduk aja , ngga berani tengok ke mana-mana , takuuut..

Selain itu kenapa waktu ngumpul-ngumpul dengan saudara di kampung , kan kita masih kecil-kecil tuh, ceritanya lah horor lagi. Ada penunggu di pohon nangka tetangga depan rumah mbah. Aduuh , mules beneran gue.. Dan beneran jadinya gue tidur gak mau sendirian, rame-rame kumpul tidur di kamar tamu. Gue panik, pas menjelang subuh, pintu depan ada ketok. "tok..tok"


doc. pribadi tugu makam pahlawan Purwokerto
Reflek gue tutup kuping dan gue jadi pingin nangis , pengen teriak manggil nyokap gue tapi berat mulutnya. Mata udah ga berani dibuka, dipejam kuat-kuat. Bisik-bisik ke temen, juga ga bisa keluar suara.. Lalu besoknya gue ceritain sama mbah kejadian semalam. Gue bilang sama saudara gue, udah jangan ngomong hantu lagi , kan gue takut.. Entah apa yang dibicarakan mbah gue , akhirnya ga pernah lagi sih ngomong lagi tentang hal yang aneh-aneh setiap gue datang.


Sekarang mbah gue udah meninggal dan rumah itu pun sekarang jadi kenangan karena sudah dijual untuk biaya pengobatan waktu mbah gue sakit. Tapi saat kumpul keluarga, dan bicarakan hal itu ya jadi sekedar kenangan yang menarik aja.


Gue pernah saking takutnya sampai pernah mimpiin nyokap gue ada dua.. Yang satu jahat kayak setan dan satu emang dasarnya sifat nyokap gue.. Gilak! gue sampai diperebutkan oleh dua orang yang berwajah nyokap. Tapi mata gue perhatiin kalung salib, yeaah gue pilih nyokap gue yang pakai kalung salib dan perempuan serupa nyokap gue suruh pergilah jauh sejauhnya jangan ganggu gue. hahaha.. *ketawa iblis, loh?!

Kalau sekarang ini, misalnya ga sengaja ketemu film horor ya paling tutup bantal aja mukanya hehe.. waktu kecil kan gue terlalu dibawa perasaan, kalau sekarang nikmatin aja lagipula film horor itu misterinya banyak.. Terutama misteri jiwa kita ini sebenarnya kemana, apa nanti seperti film horor yang selalu kita tonton atau lebih dari itu bahwa kita ini punya pemilik yaitu Dia Yang Maha Pencipta.

Btw, gue capek banget malam ini untuk lanjutin nulis. Besok lagi ya dilanjutin.
Maaf kalau tulisannya berantakan seperti orangnya..

salam

Veronica Setiawati
Jkt, 26 Februari 2016

Note : lokasi foto Di Taman Makam Pahlawan Purwokerto

Tuhan, aku minta pacar dong..

Tuhan, aku kirimkan permohonan ya..
Isinya aku memohon kirimkanlah aku kekasih yang baik hati yang mencintai aku apa adanya.
hehe.. Mirip lagunya penyanyi itu yaa...
Tapi bener loh Tuhan, seperti itu keinginan hati saya..

Saya mohon ya Tuhan, kekasih saya itu lelaki ganteng, kaya dan baik.
Jadi hidup saya nanti tidak mengalami kesusahan.
Oia juga punya kendaraan jadi bisa jemput saya kapan saja.

Kan, saya tidak perlu malu lagi dengan teman-teman saya
saya bisa pamerkan ke mereka kalau saya pun bisa seperti mereka.
Kami bisa jalan-jalan ke mall, makan dan senang-senang.
Dan aku tidak kesepian lagi..

Tolong ya Tuhan secepatnya, karena saya tidak tahan di ejek dan ditanya terus..
Amin..


=====


Dan setelah itu doanya terjawab. Tapi , bukan senang , setahun kemudian datang mengajukan permohonan doa lagi.

"Hiks.."
Tuhan, ini tidak adil!
Kenapa saya tidak bahagia?
Sekarang , saya sperti penjaga buat dia
Hidup saya tersiksa.
Saya tidak bisa tenang, karena sebentar - sebentar harus ngecek dia lagi di mana, sama siapa, ngapain aja..
Hiks..hikss.. Saya jadi gampang cemburuan
Bukan yang seperti ini Tuhan yang saya mau.
Saya maunya dia tuh juga bisa membalas perasaan saya..
Kalau begini dia tidak menghargai saya sebagai pasangannya.
Hiks..hiks.
Masa' saya yang selalu berinisiatif tetapi dia cuek saja dengan perasaan saya.
Trus makin nyebelin saya, dia juga duain saya Tuhan..hiks hiks..
Saya mau minta putus aja!

*Sang Maha Kuasa dan para malaikatNya hanya tersenyum.

Mungkin lewat hembusan sang bayu, suara merdu Sang Pemilik Kehidupan berkata : "Nak, mengapa engkau menyusahkan hatimu selalu? Tidak kah engkau melihat , Aku jauh lebih mengasihi-mu , Engkau berharga buat-Ku. Jangan lah lagi hatimu dipenuhi perkara yang sia-sia."

Sekilas tapi tak berbekas. Hilang , menguap di telan malam serta beban perkara yang berat yang entah sampai kapan.. Harus penuhi ambisi yang terpendam, dan seakan menjadi cita-cita : "Gue harus segera punya pacar!!"

*hanya ilustrasi aja, maaf kalau ada kesamaan hehe...
  bukan disengaja tapi emang fakta :P

Salam
Veronica Setiawati


Minggu, 21 Februari 2016

Puteri Idola - Mari Berbuat Kebaikan..

Menjadi seorang Puteri , tentu membawa perubahan tersendiri bagi seorang perempuan. Contohnya saja, ada keceriaan ketika salah satu kandidat Puteri Indonesia terpilih menjadi pemenang dan mendapat mahkota. Dalam sekejab kehidupannya menjadi pusat perhatian. Dalam satu jentikan jari hidupnya seperti selebritis dan sederet aturan yang akan dia jalankan.

Begitu juga dengan tokoh kartun yang diproduksi oleh Disney yaitu Sofia The First. Menariknya apa ya ? Mungkin itu yang ditanyakan karena itu kan film serial khusus anak-anak. Gue suka , ceritanya bagus, Sofia itu tokoh teladan bagi anak-anak untuk selalu berbuat kebaikan.

Menjadi seorang Puteri yang dalam semalam jadi terkenal karena ibunya menikah dengan seorang raja, bukan berarti hidup Puteri Sofia gampang di terima dan menerima dalam lingkungan barunya. Beberapa kali ia harus menerima di "plonco" oleh saudara tirinya, James dan dimusuhi oleh kembaran James yakni Amber. Tokoh Sofia ini juga bukan anak yang gampang menyerah pada suatu keadaan yang sulit.. Bahkan sang ayah pun dibuat kagum dengan apa yang telah diperbuatnya itu.

Gue suka dari serial tivi channel disney junior ini, adalah persahabatan Sofia ini dengan para hewan. Dia dapat berbicara kepada mereka dan menjadikan mereka sahabat. Saya jadi teringat dengan seorang Santo ( orang suci ) yang bernama Fransiskus Asisi. Beliau diberikan anugerah dapat berbahasa dengan para hewan.

Memang setiap Puteri yang di Disney adalah tokoh dewasa, kalau yang  gue ceritakan di sini adalah tokoh anak-anak. Tetapi uniknya setiap kali Puteri Sofia ini mengalami kesulitan , kalung ungu yang dia pakai selalu bersinar, ada Puteri Disney lain yang muncul. Tergantung cerita juga sih , ada puteri Aurora yang hadir ketika ia mencari ayahnya yang hilang di hutan saat salju. Ada Mulan yang hadir ketika menyelamatkan ayahnya dan James yang terjebak di gua penuh emas dan dijaga oleh seekor jaguar. Ada Puteri Jasmine yang datang menyelamatkan mereka dengan permadani ketika terjebak ke dalam jurang bersama saudara tirinya, Amber. Dan lainnya.

Yang menarik buat saya ketika pertama kalinya Sofia datang ke istana dan Amber membuat rencana jahat kepadanya. Puteri Cinderella datang menolong masalah di antara mereka. Bagaimana Puteri Cinderella membantu Sofia untuk membantu Amber dengan menjahit gaunnya dan berbaikan kembali.

Mereka bekerja sama menbolak balik mantra jahat penyihir istana yang telah membekukan seluruh istana yang sedang berpesta. Akhirnya usaha mereka berhasil , matera jahat itu berhasil di gagalkan dan Amber menyatakan permintaan maafnya karena perbuatannya sehingga mengacaukan semua. Kebaikan hati seorang Puteri Sofia digambarkan dengan sangat baik, menerima kembali saudaranya sebagai keluarganya juga.

Sukanya dari kartun ini, niat jahat itu bisa dikalahkan. Seperti misalnya niat jahat si penyihir yang ingin merebut kalung ungu yang diberikan sang raja, supaya dapat menguasai kerajaan. Tetapi karena kebaikan Sofia, penyihir itu malah dipuji oleh raja. Kemudian dilain cerita Sofia yang menjadi tawanan binatang buas karena ia telah mencuri buah apel yang akan dibuat kue pie. Uniknya karena binatang itu mencuri karena lapar. Lalu Sofia menceritakan keluarganya  dan akhirnya mereka berteman..

Persahabatan yang ditunjukan dari serial tivi musical ini, sangat di menonjol. Bagaimana masalah bisa terjadi dan penyelesaian dari masalah itu dengan cara yang sangat baik. Persahabatan dengan hewan , seperti ketika Clover sahabat kelincinya yang merasa ia telah ditinggalkan dan tidak diperdulikan lagi oleh Sofia karena kesibukannya. Clover pergi diam-diam dari istana dan bagaimana Sofia dengan sepenuh hati mencari Clover yang sudah menjadi kelinci pertujukan sulap. Sofia berusaha untuk meminta Clover di lepaskan dari pesulap jalanan tersebut. Kegigihannya Sofia berhasil membuat Clover kembali padanya. Mereka pun kembali bersahabat , mereka pun saling terbuka atas kesalahpahaman diantara mereka.

Sejujurnya, gue kangen juga sih cerita anak-anak dihidupkan kembali. Cerita yang murni dari jiwanya anak-anak. Kebaikan, persahabatan, jiwa yang mau menolong orang lain, berpikir baik kepada orang lain, sayang kepada saudaranya. Belajar bagaimana menceritakan apa yang dialami dan dirasakan anak kepada orangtua, seperti ketika Sofia merasa tidak mampu menjalani hidup sebagai puteri, atau ketika Sofia punya permasalahan dengan latihannya berkuda yang begitu membebaninya.

Nonton Sofia The First, gue merasa kembali menjadi kanak-kanak yang belajar untuk kebaikan.. Belajar kebaikan bukan hanya untuk anak-anak, orang-orang dewasa pun jaman sekarang ini pun wajib belajar untuk berbuat kebaikan. Tapi sayang kalau belajar kebaikan ini masa' harus melalui film, apa gunanya orang tua atau orang-orang dewasa di sekitarnya anak-anak itu? Apakah mereka tidak tau dan mengenal berbuat baik??
Janganlah lagi anak-anak menjadi korban ketidakbaikan , jangan lagi..

salam Puteri :)

veronica
..




 

Rabu, 17 Februari 2016

Jadi Wanita Mandiri

..Semangat..Berjumpa dengan saya teman...

Eh, gue rada sopan yaa.. ga pake "gue" lagi... Mungkin karena kebiasaan bicara ama orang-orang kantoran jadi bicaranya santun. Sebisa mungkin diplintir biar kedengarannya halus padahal kalau otak gue udah full pressed body alias udah di bawah tekanan , langsung konslet. Tapi , ini karena gue pingin akrab aja dengan para pembaca gue. Kan kita friend yaaaa preen...

Gue kan chatting ama temen lama, say hello , tanya kabar sampai tanya kapan mau reunian lagi. Gue ama temen gue, sebut aja Nana, sudah berjalan berapa tahun ya?? Kalau itungan tahun kadang otak gue ga inget. Kami bertemu sih waktu bekerja di tempat yang sama. Dia HRD sedangkan gue hanya pesuruh hehehe... Tapi pertemanan kami awet , karena apa ya? mungkin karena ga pernah bertemu hahaha..

Kabar terakhir dari hasil chatting , ternyata dia sedang memulai usaha kue. Hmm... Nana, menurut gue emang wanita mandiri dan pekerja keras. Gue kenal dia sebagai wanita perantau, asli Jember yang pemberani. Waktu pertama kalinya gue ajak dia ikuti satu komunitas jalan-jalan eeh dia malah ketemu jodohnya disitu , sedangkan gue seperti lagunya GIGI  "aku tetap saja ooowoo tetap sendiri".

Terakhir bertemu dia masih kerja, lokasinya deket rumah gue. Tapi, sayangnya dia hanya bertahan 3 bulan pas selesai masa training. Bukan karena dia malas atau mau mengundurkan diri, tetapi karena keputusan dari perusahaan tempat dia bekerja. Dia, Nana itu di"lempar" jauh ke Surabaya dan akhirnya ia terpaksa mengundurkan diri. Gue salutnya, dia tuh ibu bagi putrinya dan istri juga tetapi karena pekerjaan mereka terpaksa berpisah. Hmm... mungkin begini nasib para keluarga masa kini dalam menjalani hidup keluarga , demi menghidupi keluarga.

Dia terinspirasi juga dengan teman gue lainnya , sebut saja namanya Ida. Kalau ini juga masih jomblo kayak gue hihihi....

Ida ini juga membuat gue salut karena apa? Dia ini sekarang menjadi seorang usahawati. Gue sampai heran dan kagum dibuatnya. Dia mengundurkan diri dari perusahaan yang selama ini jadi tempat dia berkarya lalu memutuskan untuk memulai usaha secara total. Dia tuh hobby banget bikin kerajinan tangan dari kain perca, scarf atau kain panel gitu deh. Lalu menyewa kios kecil untuk usaha sembako. Sekarang juga seperti gue buka usah loket pembayaran hehe.. Keren banget deh temen gue ini.

Gue berkenalan pertama kali waktu perjalanan dalam satu komunitas jalan-jalan ke Perkampungan Adat Ciptagelar-Sukabumi. Gue ajak Nana dan kami bertemu serta kenalan dengan Ida di sana. Dan bersama Ida juga gue sering jalan-jalan, yang berkesan sih waktu ke Ciwidey dan ke Bogor. Gue sih banyak belajar dari Ida dan ternyata keberanian Ida untuk totalitas di usaha itu menjadi inspirasi Nana juga.

Sekarang sih belum tau kapan bisa ketemuan lagi dengan mereka. Bisanya cuma chatting tapi senang bisa saling kabar satu dengan lain. Nana selalu tanya, "Sudah berapa buku yang diterbitin?"

Gue aja sampai sekarang belum kesampaian nulis tentang dia seperti yang waktu itu pernah dia minta. Dikala itu gue sedang bertandang ke Jember, karena Nana sedang buka usaha Jamur dihalaman rumahnya. Nah gue lagi mau invest eeh tapi ga lama cuma sebentar aja hehe..


Kadang, kalau kerjaan ngga ngelimet gini mau deh ketemuan dengan mereka. Ngomong-ngomong yang bukan sekedar basa basi dan sepertinya kami belum terpikir lagi untuk jalan-jalan... Sekarang Nana di Bandung , sering kali dia tanya kapan bisa ke sana. Paling selama belum bertemu ini , gue bantuin dua teman gue ini promosiin usaha mereka sambil selipin juga usaha gue hehe,,

Seperti kata Nana.. Semangat jadi wanita mandiri! :))

salam,

veronica setiawati

Minggu, 14 Februari 2016

Cinta Datang Terlambat

Itulah yang dirasakan oleh Kugy , yang diperankan oleh Maudy Ayundia. Opps salah yaaaa, bukan Kugy tapi namanya Niki. Hehehe..

Oke lanjutin yaa reviewnya.. Niki merasa patah hati ,karena Afgan yang memerankan tokoh Nata , teman kecilnya akan pergi meninggalkan dia. Loh koq bisa sih ?

Film ringan genre remaja ini memang enak untuk di tonton. Kita diajak untuk memasuki dan mengenal cinta usia remaja. Film produksi Maxima Pictures ini, hanya memusatkan kepada tokoh Niki dan Nata. Mereka berdua adalah tokoh central dalam film yang berjudul Refrain.

Cerita tetap masih renyah untuk dinikmati, dan apabila penonton bertanya mengapa tidak ada orangtua mereka, dapat dijelaskan melalui percakapan mereka. Cerita lugu nan polos dari dua insan yang pada awalnya teman sedari kecil dan selalu bersama. Tiada orang lain yang hadir diantara mereka dan sepertinya tidak memerlukan kehadiran orang lain dikeduanya.

Cinta memang perlu diuji, karena dengan ujian maka akan diketahui apakah perasaan itu benar kepada orang yang dicintai. Perasaan persahabatan, rasa sayang dan perhatian diantara Niki dan Nata memang harus diuji dengan cinta yang tidak setengah-setengah. Kehadiran Ana, teman baru Niki dan Nata serta Olivier yang terpana dengan senyuman riang Niki menjadi babak awal ujian cinta yang masih mengendap dalam perasaaan Niki dan Nata.

Niki, yang berawal ingin merasakan rasanya jatuh cinta dan dia dapatkan ketika perhatian Olivier ,seorang pebasket yang menjadi idola. Untuk pertama kalinya Niki merasakan senang berjalan bersama lelaki lain selain Nata. Sedangkan Nata, mulai merasakan gelisah ketika Niki mulai berubah terhadapnya. Seakan-akan Nata merasa terancam Niki akan meninggalkan dia.

"kalau kamu memang sayang dengan seseorang, kamu harus berani mengungkapkanya." begitulah yang dikatakan Ana saat menemani Nata jalan-jalan untuk menenangkan kegelisahan hatinya. Dan sepanjang cerita masa SMA , saya melihat cara yang berbeda dari diri Nata dalam mencintai Niki. Dan kegelisahan hati Nata untuk menyusun kata untuk dapat menyampaikan perasaan yang mengaduk-aduk di dalam hatinya itu.

Saat Ana mengatakan bahwa dia sayang kepada Nata, dan tanpa sengaja terdengar oleh Niki. Dan di tambah saat Nata akhirnya berhasil mengungkapkan perasaan sebenarnya ke Niki. Kali ini hati Niki yang diaduk-aduk. Dia harus memilih antara pesona Olivier ataukah cinta yang dari orang yang telah dikenalnya sejak kecil.

Perjalanan cinta yang pada awalnya mengendap dan karena peristiwa tersebut diaduk , melarut hingga menyatu dalam jiwa. Cinta tersebut menguatkan Niki yang patah hati ditinggal Nata ke Austria untuk meanjutkan sekolah. Cinta yang kini bukan setengah-setangah itu , membawa Niki ke negeri jauh menemui sahabat kecilnya itu.

Cinta boleh datang terlambat, karena memang saat kehilangan barulah kita merasakan bahwa kita sangat menyayangi orang tersebut. Maudy dan Afghan bermain sangat bagus di film ini. Keceriaan tokoh yang diperankan oleh Maudy berhasil menyeimbangkan tokoh yang diperankan oleh Afgan. Ini yang membuat hidup film ini.

Cerita yang sederhana, sesederhana kisah masa SMA. Diolah sangat manis, tanpa buly dari genk wanita , tanpa emosi asmara yang berlebihan. Seperti membawa kita, kembali nostalgia ke masa SMA. Masa jatuh cinta pertama kali, masa mengenal perasaan suka dengan lawan jenis pada pandangan pertama, masa malu-malu menyatakan cinta, masa persaingan perhatian dan lainnya.

Film yang diproduksi sekitar tahun 2013 ini, memang patut di acungi jempol. Apalagi Lagu Cinta Datang Terlambat yang dilantunkan merdu oleh Maudy , seakan turut memperkuat perasaan Niki yang campuk aduk seperti yang dinyanyikan.

"Mungkin memang ku cinta
  Mungkin memang ku sesali
  Pernah tak hiraukan rasamu dulu…
  Aku hanya ingkari
  Kata hatiku saja
  Tapi mengapa kini
  Cinta datang terlambat"


salam,
veronica
Jakarta, 14 Februari 2016