Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Selasa, 26 Juli 2011

Cerita Kasting Gokil Mpok Mercy

Judul: Cerita Kasting Gokil ( Curhatan Mpok dOdOl dan teman-teman selebnya )
Penulis : Mpok Mercy Sitanggang
ISBN : 978-6028260-85-5
Non Fiksi – Komedi
Penerbit : Gradien Mediatama
Jl. Gedongkuning 117, Yogyakarta 55171
Telp : 0274-382 780 Fax : 0274-382 779
Email : gradienmediatama@gmail.com
Web : gradienmediatama.com
Blog : bloggradien.wordpress.com


Buku ini rupanya sebuah curhatan seorang Caster yang tugasnya memilih orang-orang yang berkarakter sesuai cerita atau naskah yang diinginkan dari sebuah stasiun tivi. Adalah penulisnya sendiri yang senengnya dipanggil "Mpok".

Curhatan yang jadi satu buku ini isinya bakal membuat pembaca tertawa dan nyinyir kuda. Walaupun si Mpok banyak kesel sama mereka yang mencalonkan diri menjadi artis dengan kasting dengannya, tetapi sangat menghibur. Eits, jangan salah loh, biar kesel dan gampang emosian karena tekanan kerjaan, si Mpok ini sangat profesional. Nyang namanya sogok menyogok supaya bisa lulus kasting, bakabuku karya Mpok Mercy yang judulnya Cerita Kasting Gokil

Buku ini rupanya sebuah curhatan seorang Caster yang tugasnya memilih orang-orang yang berkarakter sesuai cerita atau naskah yang diinginkan dari sebuah stasiun tivi. Adalah penulisnya sendiri yang senengnya dipanggil "Mpok".

Curhatan yang jadi satu buku ini isinya bakal membuat pembaca tertawa dan nyinyir kuda. Walaupun si Mpok banyak kesel sama mereka yang mencalonkan diri menjadi artis dengan kasting dengannya, tetapi sangat menghibur. Eits, jangan salah loh, biar kesel dan gampang emosian karena tekanan kerjaan, si Mpok ini sangat profesional. Nyang namanya sogok menyogok supaya bisa lulus kasting, bakalan ditolak mentah-mentah. Sadis pula caranya hehehe... :D

Kalau baca buku Kasting Gokil, bagi yang ingin jadi artis, bisa membaca dengan seksama tips-tips yang diberikan dari Sang Casting Direktor atau artis-artis yang ditanya olehnya seputar kasting. jadi bagi yang ingin mencoba untuk masuk keartisan, dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin. Karena setelah membaca buku ini banyak loh yang tiba-tiba menjadi gugup atau panik harus ngapain ketika berhadapan dengan kamera, bahkan hal tersebut berlaku juga bagi artis senior yang sudah sering berhadapan dengan kamera.

Kasting Gokil juga santai banget bahasanya, penulisnya memakai bahasa gaul tetapi gak alay hehehe.. menarik dan akan ngertiin banget posisinya dan kerjaannya sebagai seorang Casting Direktor yang tugasnya menerbitkan bintang-bintang terkenal di layar kaca. Emang sih, namanya pekerjaan pasti ada stress, apalagi ketemu masalah yang bikin tambah stress bisa gokil deh, dan itu yang banyak diceritakan oleh si Mpok yang tak kalah ngetopnya dengan artis-artis yang sudah ngetop dari hasil kastingnya.

Ingin tahu lebih banyak lagi seperti apa ceritanya? Cek it dut deh di bukunya yang judulnya Cerita Kasting Gokil :)

Jakarta, 09 Agustus 2011
veronica setiawati
mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au
twitter :@g1g1kel1nc1

Senin, 25 Juli 2011

Sebuah Buku Perjalanan : My First Journey

ISBN: 978-602-225-027-2

Terbit: Juli 2011

Tebal: 124 halaman

Harga: Rp. 31.200,00

*harga belum ongkos kirim*

Deskripsi:

My First Journey adalah kumpulan catatan perjalanan seorang perempuan. Pengalaman yang unik dan mengesankan saat mengunjungi sebuah daerah yang belum pernah didatangi. Pengalaman yang menakjubkan dan sekaligus menguji nyali hingga hampir membuat menangis.


Cerita perjalanan yang berawal dari sebuah blog, kini hadir lewat sebuah buku. Kisah pengalaman camping di Capolaga dengan Natrekk, kemudian dengan sahabat WABI ke Kampung Naga dan Gunung Galunggung, Travel Writing Camp dengan Penulis Pengelana ke Kampung Awan dan berkunjung ke Pulau Tidung. Sampai akhirnya, memberanikan diri ikut dalam kegiatan adventure seperti naik gunung, arung jeram, dan caving.


Pengalaman yang menarik dan menyentuh lainnya adalah saat mengunjungi tempat-tempat wisata rohani seperti Masjid Kubah Emas, Pura Jagatkarta, Wihara di Kota Tua, Gua Maria Puhsarang, Gereja Ganjuran Yogyakarta, Gua Maria Kaliori, Gua Maria Kuningan, dan kunjungan ke panti asuhan. Temukan pengalaman yang baru dan mungkin pernah Anda rasakan saat berpetualang di dalam buku ini!

http://www.leutikaprio.com/produk/110220/travelling/1107202/my_first_journey/11071708/veronica_setiawati

hub email : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au utk pemesanan

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb Leutika Prio dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order, all!!

Selasa, 19 Juli 2011

Sulitnya Perjalanan Menuju Curug Malela.

Perjalanan menuju Curug Malela tidak semudah yang saya bayangkan. Jarak tempuh yang harus dilewati menuju lokasi pun amat sangat jauh. Saya mengawali perjalanan dari kabupaten Cianjur – Jawa Barat dan itupun sudah diusahakan untuk berangkat lebih pagi supaya jika tiba di lokasi tidak terlalu siang. Dengan menggunakan mobil Elf yang berkapasitas sekitar 15 orang, kami melewati Padalarang menuju Bandung.

Karena saya duduk di depan , saya dapat mengamati perjalanan yang ada di depan. Sepanjang jalan menuju Bandung, saya melihat sebuah angkot yang tidak biasa menurut saya. Kalau di Jakarta, mobil angkot yang sering saya lihat , pintu masuk dan keluar penumpang ada di samping tetapi tidak dengan angkot yang ada di Cianjur. Pintu angkot untuk turun dan naik penumpang ada dibelakang, jadi , sekilas mirip oplet. Tetapi warna cat mobilnya hijau kuning.

Perbatasan Bandung dan Cianjur di batasi dengan sebuah jembatan besi dan dibawahnya sungai besar mengalir. Supir yang mengendarai mobil sih mengatakan itu adalah sungai Citarum. Menurutnya pula, sungai Citarum berhubungan erat dengan kisah legenda Sangkuriang.

Ketika memasuki kawasan yang berkelok-kelok tetapi dikelilingi lagi dengan bukit kapur, saya diberitahukan oleh pak supir kalau perjalanan sudah sampai di Padalarang. Waah.. saya terkesima dengan pemandangan ketika melewati jalan di hadapan saya. Terdapat banyak tempat pertambangan kapur. Dan uniknya lagi , mobil truk yang digunakan untuk mengambil hasil tambang tersebut, bagian depannya seperti moncong buaya.

Saya juga diberitahu oleh supir , kalau diatas bukit ada sebuah pedang yang tertancap ke tanah. Menurut ceritanya sih, tidak ada seorangpun yang bisa mencabutnya. Hm.. Entah legenda apa dibalik benda tersebut, sebab banyak versi cerita , tetapi saat kepala mendongak hendak memperhatikan bentuk pedang yang menancap kuat di atas bukit itu , benda tersebut seperti terbuat dari baja dan mengkilap.

Tidak jauh dari bukit tersebut , ada sebuah cagar alam yang digunakan sebagai tempat wisata susur goa atau Caving, yakni Goa Pawon. Disekitar kawasan tersebut kerajinan warga setempat tak lain ukiran dan pahatan batu dari batu-batu besar yang berasal dari bukit-bukit kapur disekitarnya. Ukiran dan pahatan batu kapur tersebut kemudian dijual dipinggir jalan, berharap kendaraan yang melintasi Padalarang mampir untuk membelinya.

Untuk mempersingkat perjalanan, mobil yang saya naiki ini masuk tol Baros menuju Cimahi. Keluar dari pintu tol, perjalanan menuju Batujajar melewati jalan Kierkof ( mungkin benar neh ejaannya ). Jalannya tidak begitu rata dan dipakai untuk dua arah. Saya kira dari jalan ini akan segera menemukan curug, ternyata saya salah, perjalanan masih jauh! Harus melewati jalan kecil yang bernama Cangkorang lalu menemukan Pasar Batujajar.

Menyedihkannya, sudah jalannya dipakai dua arah eeh, salah satunya sedang diperbaiki. Terpaksa deh arus kendaraan jadi macet dan gantian melewati satu jalur yang sudah rapi diperbaiki. Belum lagi, kemacetan ketika tiba di Pasar Batujajar. Menurut keterangan orang bertugas mengatur kendaraan di pertigaan jalan, Curug Malela masih jauh sekitar 50 KM lagi. Glek!

Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi , tetapi belum sampai juga di lokasi curug. Akhirnya setelah melewati Batujajar, sampai di Cililin. Saat bertanya lagi dengan tukang ojeg di pertigaan Cililin, perjalanan masih jauh dan melewati Gunung Halu. Ternyata sangat jauh. Aduuh .. kapan sampainya ini.. keluh saya dalam hati.

Setelah memasuki tempat yang namanya Gunung Halu ( mungkin sebuah nama kecamatan ) sudah mulai masuk pedesaan. Tidak ada lagi yang namanya Pom Bensin, makanya kasihan pak supir sewaktu pulang, keadaan bensin sudah hampir habis. Mungkin kalau perginya naik motor masih bisa beli bensin eceran yang dijual dirumah penduduk, sehingga tidak begitu kawatir.

Herannya lagi, tidak ada petunjuk yang membantu arah menuju Curug Malela, padahal namanya sudah mulai terdengar di dunia Internet dan majalah dengan bahasa Inggris. Petunjuk arah satu-satunya yang saya lihat ketika melewati Jalan Kierkof itu saja! Belum lagi ketika melewati terminal yang dijaga orang-orang berseragam , harus mengeluarkan uang saat melewati jalan tersebut dan mereka akan menunjukan arahnya.

Saya pun memperhatikan jalan kalau-kalau ada petunjuk menuju curug. Empat jembatan besi sudah dilalui dan selanjutnya adalah perjalanan seperti dunia lain yang tak tersentuh modernisasi. Jalan yang hancur parah dan belum terkena aspal. Tentu saja penumpang akan terguncang saat duduk manis di dalam mobil. Setiap ada pertigaan jalan , tak segan-segan kami bertanya kepada penduduk setempat.

Jawaban yang beragam mengenai jarak tempuh menuju curug dan kondisi jalan yang tidak bagus, sempat membuat kesal pak supir. ‘Tempat wisata koq jalannya seperti ini!” Demikian keluhnya. Bahkan ketika sebuah truk dari arah berlawanan memaksa lewat padahal sebelah kiri mobil yang saya naiki sudah berupa gundukan tanah , tetap saja truk itu tidak memberi jalan. Maka dibiarkan saja truk itu lewat tetapi tidak dapat dan sangat rapat dengan mobil elf. Akhirnya truk tanah itu mundur lagi dan memberikan mobil kami jalan. Hihi… saya dan pak supir ketawa cekikikan. Rasain!

Karena terlalu jauh perjalanannya, akhirnya sekitar pukul 12.30 , mobil beristirahat di salah satu warung milik warga. Terus terang saja neh, kalau mau cari tempat makan yang mirip restoran susah banget, yang ada hanya warung-warung kecil terbuat dari anyaman bambu atau kayu. Saya pun numpang ke kamar mandi untuk pipis ketika tiba warung tersebut.

Awalnya si ibu pemilik warung kaget ketika rombongan mobil Elf turun. Dia pikir kami ini dari PT ( sebutan untuk para petugas perkebunan ), pantesan mukanya si ibu tegang amat. Ketika saya jelaskan kalau kami mau ke curug Malela baru senyum deh. Apa orang PT itu menakutkan ya?? Hehe.. jadi ingin tau :p . Seperti mendapat rejeki besar si ibu menghitung uang yang telah diterima dari kami hehe.. soalnya ketika mobil siap berangkat, saya melirik si ibu pemilik warung. Syukur deh, kan jadi ada penghasilan lebih.

Setelah berjalan cukup lama, ada petunjuk arah menuju Curug Malela tetapi berupa papan nama terbuat dari triplek dan diberikan tiang lalu ditancapkan di pertigaan jalan. Aduuh.. kalau saya gak ngeh lihat tulisan itu bisa nyasar deh. Paling tidak, petunjuk tersebut dapat membawa kami sampai bertemu perkebunan teh Montaya atau desa Cicadas. Soalnya saya sudah pegel duduk terus tetapi tidak sampai-sampai.

Setelah melewati sebuah kantor Telkom , dan juga menemukan perkebunan teh yang luas sampai deh ketemu pangkalan ojek Malela. Itu pangkalan ojek memang menyediakan jasa buat pengunjung yang ingin ke curug. Mobil memang sudah tidak bisa masuk ke dalam karena jalannya rusak parah dan desa Cicadas masih jauh. Di depan sudah kantor PT PN VIII Montaya.

Perjalanan tetap dilanjutkan walaupun beberapa tukang ojeg mengikuti dari belakang. Dan ketika sampai di pertigaan , sudah mulai dihentikan oleh kawanan tukang ojeg. Mobil mau tak mau harus parkir ditempat tersebut karena perjalanan menuju pintu gerbangnya saja sudah rusak parah dan berbatu tajam. Dan memang betul, kalau bukan mobil khusus offroad atau truk tronton milik tentara mungkin tidak bisa melewatinya – bisa hancur deh body dan mesinnya.

Mulai deh terjadi tawar menawar ojeg supaya antar sampai ke pintu masuk curug. Mereka awalnya minta harga Rp 60.000 per motor tetapi akhirnya jadi Rp 40.000 per motor dan itu sudah PP. Saya naik di salah satu motor dan ketika melewati sepanjang jalan menuju pintu gerbang Curug yang berada di desa Cicadas, waah.. seperti terlempar tubuh saya!

Seru , menegangkan dan tak henti saya mencengkram pinggang tukang ojeg saya. Hihii… pengalaman yang gila! Tukang ojengnya banyak cerita dan sedikit mencela tubuh saya yang gendut “Mba, beratnya berapa?”,..katanya berat , parah neh!

Tapi akhirnya tiba juga di parkiran yang isinya motor. Ckckck… Pegel badan saya. Tetapi perjalanan belum selesai, masih harus menuruni bukit untuk menuju curug Malela. Awalnya sih jalannya bagus karena sudah disemen. Ketika menuruninya pun semangat tetapi ketika menuju bale malela waahh ampun deh… ternyata jalannya masih alami alias tanah dan hutan!

Pelan-pelan saya menuruninya tetapi dari kejauhan air terjun yang katanya mirip Niagara itu sudah terlihat. Saya bertemu dengan seorang ibu dan ia bilang masih setengah perjalanan lagi menuju Curug. Wah harus kejar waktu neh, mengingat perjalanan menuju ke tempat ini saja jauhnya minta ampun.

Pemandangan di sekitarnya sangat bagus dan dikelilingi hutan yang masih alami. Saya juga melewati persawahan dan jembatan kecil. Ada juga jalan yang sudah dibuat bagus dengan semen beton, tetapi selanjutnya tetap tanah. Melewati sebuah lubang kecil dan berpegangan bambu upphh akhirnya saya tiba di kaki curug. Senangnya!

Percikan air terasa dari air terjun yang seperti Niagara itu. Saya melewati aliran air sungai dan naik diatas batu agar dapat menikmati indahnya air terjun atau Curug Malela. Gak nyesel deh bisa mengetahui ada tempat yang seindah ini walaupun susah sekali aksesnya untuk ke tempat ini. Namun sayang, di balik batu terdapat sampah makanan. Apalagi di atas batu, berceceran butiran nasi dari pengunjung yang habis makan disini. Aliran air dari curug pun tidak sepenuhnya bening, tetapi ada yang coklat.

Setelah puas berfoto dan menikmati air serta panorama curug, saya kembali ke tempat parkiran motor di atas sana. Wuiiihh.... saat kembali adalah mendaki. Aduuh,.. udah ga kuat lagi, kaki mulai gemetaran dan pandangan mulai kunang-kunang. Sudah lama tidak melalukan perjalanan, apalagi ketika melewati jembatan kecil, rasa takut kembali timbul hihi..

Akhirnya dengan bersusah-susah sampai juga di bale malela. Di tempat ini ada sebuah rumah saung yang mungkin digunakan untuk ganti pakaian. Dan di tempat ini ada tukang ojeg yang bersedia mengantar pengunjung yang sudah tidak mampu melanjutkan perjalanan lagi.

Dengan ongkos Rp 10.000 saya naik ojeg sampai ke atas. Deg deg plus ngeri deh ketika motor melewati jalan sempit dan dipinggirnya jurang. Ketika tiba disebuah tanjakan yang miringnya sekitar 40 derajat dengan kondisi jalan tanah dan berbatu, duuh saya mulai luncurkan doa-doa.. Tuhaan… selamatkan saya…

Tukang ojegnya mulai ancang-ancang dan menyuruh saya lebih maju duduknya jangan terlalu ke belakang. Saya pegangan erat dipinggangnya saat gas sudah dinyalakan dan motor siap meluncur, saya mulai tutup mata. Saya rasakan badan saya terguncang di atas jok motor saat motor bergerak melewati tanjakan. Eh tapi seru dan saya tertawa setelah melewatinya.. waah gila! Ketika saya tanya berapa kecepatannya untuk bisa melewati, tukang ojeg itu menjawab kecepatannya 60,...

Tiba diparkiran saya menunggu teman-teman yang lainnya. Lucunya neh , saat saya ingin naik ojeg yang antar saya eeh rem motornya macet. Sudah siap di jok motor terpaksa deh saya turun lagi. Dipaksa dan dicoba berulang kali tetap tidak bergerak roda belakangnya dan akhirnya ganti dengan motor lain.

Ketika turun menuju parkiran mobil, saya pakai motor matic waah heran aja, kuat ga neh bawa saya , ngerinya bannya meletus dijalan. Eh ternyata motor maticnya kuat loh dan lincah. Saat jalan menurun pun dapat melewati jalan yang berbatu itu apalagi membawa saya yang bertubuh besar.

Ppffh.. akhirnya tiba juga diparkiran mobil. Tapi sayang, warung satu-satunya ditempat itu tidak ada kamar mandinya untuk ganti baju. Tetapi, dari basa basinya tukang ojegnya sih kalau sekiranya perlu menginap, dapat memakai rumah penduduk disekitarnya. Soalnya tempat penginapan atau vila kayak di puncak tidak ada disana.

Badan pegel dan lemes mengakhiri perjalanan saya dari Curug Malela dan ketika pulang pun melewati jalan yang sama. Setelah irit dengan tidak memakai AC selama perjalanan, akhirnya di Cililin terdapat pom bensin dan mobil yang saya naiki dapat mengisi full tangkinya, tetapi bukti bonnya masih bon tulis bukan print out. Benar – benar sebuah perjalanan yang melelahkan!

Penulis : veronica setiawati
perjalanan tanggal 16 – 17 Juli 2011
foto-foto milik pribadi penulis di pages FB Catatan Perjalanan di album Curug Malela
mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au

Jumat, 15 Juli 2011

Duo Hippo Dinamis – Tersesat Di Byzantium.

Duo Hippo Dinamis – Tersesat Di Byzantium.
ISBN : 978-602-8864-01-5
Vi+130 hlmn;25cm
Karya Trinity , Erastiany , Sheila Rooswitha
Cetakan Pertama, Mei 2010
Penyunting : Ikhdah Henny
Perancang sampul : Rony Amdani dan Dudi Suwardi
Gambar Sampul dan Isi : Sheila Rooswitha
Pemeriksa Aksara : Nunung Wijayati
Diterbitkan Oleh : Penerbit B First ( PT. Bentang Pustaka )
Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta 55284
Telp 0274 517373 Fax : 0274 541441
Email : bentangpustaka@yahoo.com
http:www.mizan.com


Pernah punya buku Donald bebek ? atau mungkin pernah baca ya, nah ukuran buku Graphic Travelogue yang terinspirasi dari The Naked Traveler, sebesar itu.
Dengan sampul berwarna merah, bergambar dua hippo berbadan manusia dengan gender adalah wanita, yang sedang tampak kebingungan menentukan arah tujuan.

Yap, mereka adalah Trinity dan Erastiany yang disebut-sebut sebagai duo hippo dinamis. Dua orang wanita Indonesia, yang sangat Berjaya di air tetapi mandeg didaratan. Digambarkan dalam goresan Sheila Rooswitha yang sangat bagus, sehingga buku yang berbentuk cerita gambar ini sangat menarik sesuai dengan kisah yang diceritakan oleh Trinity lewat bukunya yang kedua di The Naked Traveler yang bersampul hijau.

Cerita gambar tentang perjalanan KK dan DD ke Turki memang mengundang tawa. Gambaran tempat saat berada di Turki, mereka terpisah saat naik trem lalu mampir mandi sauna atau Hamam. Artinya budaya mandi tradisional di Turki.

Kisah yang lucu dengan gaya mereka berdua membuat cerita dalam buku ini terasa segar. Ceritanya juga seperti yang ditulis oleh Trinity, tetapi ini dengan dialog-dialog yang lucu dan wajah-wajah yang membuat ketawa pembacanya karena kekonyolan mereka.

Selain itu ada juga dijelaskan jarak tempuh yang dilalui oleh dua hippo dinamis ini, serta tempat-tempat dimana mereka menginap, transportasi yang digunakan, termasuk dengan cerita dari orang-orang yang ditemui mereka dijalan.

Baca buku Tersesat Di Byzantium, merupakan sebuah curhatan anak bangsa, dan membuat saya seperti ikut tersesat di ide gila dua wanita yang doyan renang, makan, minum dan jalan-jalan ini.

Jkt , 14 July 2011

Veronica Setiawati
Mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au
www.veronicasetiawati.blogspot.com

Selasa, 12 Juli 2011

Pita Si Pipit Kecil

Pita Si Pipit Kecil
--Yogyakarta : leutika Prio, 2010
iv +88 hal ; 13 x 19cm
Cetakan Pertama, Desember 2010
Penulis : Agnes Bemoe
Penyelaras Isi : Tim Leutika
Desain Sampul : Anto
Tata Letak : Puts
Pemerhati Aksara : Nanik Andayani
ISBN : 978-602-98207-0-6
Diterbitkan oleh : LeutikaPrio
Jl. Sulawesi No. 7C Ring Road Utara, Yogyakarta 55284 Telp / Fax 0274-880387
Email : leutikaprio@hotmail.com
www.leutikaprio.com

Buku yang bagus dan menarik! Itulah yang saya dapatkan setelah membaca buku ini. Cocok untuk para ibu yang hendak mendongengkan anak-anaknya sebelum tidur. Karena bahasanya santun dan cepat dimengerti. Saya saja jadi senang mendongengkan cerita ini kepada keponakan saya hihi..

Pita adalah seekor burung pipit yang awalnya tinggal di Istana. Ia tinggal di sana karena pernah menolong Sang Raja Hutan yang sedang bersantai dengan anak-anaknya dari serangan Nipa, si ular hitam. Tetapi karena seekor burung beo yang iri hati terhadap Pita, maka terusirlah dia dari Istana. Duuh sedih, dengan berat hati si Pita meninggalkan istana dan sangkar emas yang telah dihadiahi oleh sang raja.

Ternyata, di luar istana, Pita mendapatkan pengalaman dan teman-teman yang mengasikan. Ia dapat terbang bebas , bernyanyi riang dan dengan leluasa berteman dengan hewan-hewan yang ditemuinya. Ia mendapat teman yang baru dan membantu memecahkan masalah mereka.

Cerita yang membuat saya tertawa saat membacanya adalah saat Pita dibangunkan oleh Jeri, sang jerapah, hanya untuk membantu sang jerapah mengukur tinggi badannya. Ada-ada saja cara yang dilakukan si Jeri untuk mengetahui dirinya pendek atau tinggi.

Agnes Bemoe - sebagai penulis buku Pita, Si Pipit Kecil , menggunakan dua bahasa di dalam bukunya. Pertama dengan bahasa Indonesia kemudian diterjemahkan juga dengan memakai bahasa Inggris. Asik banget untuk latihan mengucapkan kalimat dalam bahasa Inggris. Idenya keren.. kirim jempol untuk ibu guru yang sekarang memilih menjadi penulis lepas ini :D

Cover bukunya juga keren banget, ceria dan berwarna seperti gambaran tokoh utamanya , Pita. Banyak cerita yang disampaikan berisi petuah seperti jika bermain-main dengan api akan mengakibatkan kebakaran, kemudian bagaimana untuk mandiri seperti cerita si Monty saat belajar memilih buah-buahan mana yang harus dipilih untuk dia makan, kemudian cerita tentang menjadi diri sendiri dari pertemuannya dengan Beni, si ikan dalam danau yang ingin menjadi seperti Pita, yang bebas terbang kemana saja.

Hmmm… apalagi yang harus sampaikan yaa? Rasanya lebih baik miliki bukunya dan ceritakan kepada anak-anak sebelum tidur, pasti mereka sangat suka!

14 july 2011
Veronica Setiawati
Mail to : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au
www.veronicasetiawati.blogspot.com

Sabtu, 02 Juli 2011

Backpacker Untuk Wanita.. ( Keliling Dunia Dengan Modal Ransel ).

Judul : Backpacker Untuk Wanita.. ( Keliling Dunia Dengan Modal Ransel ).
ISBN ; 978-602-95175-3-8
Penulis : Endah Kemala
Cover Design : Oesman
Layout : Budi
Editor : Lina Purnawanti
Penerbit : Laskar Aksara
Jl. Rajawali II No. 3 Perum Kranggan Permai, Bekasi, Jawa Barat
( email : laskaraksaramedia@gmail.com ; telp 021-90407105 )
Cetakan Pertama, 12.5cm x 19cm, 195 halaman
Distributor : Niaga Swadaya
Jalan Gunung Sahari III/7 Jakarta 10610
Telp : 021-4204402, 4255354
Fax : 021 4214821

Jika saya perhatikan , saat ini dunia petualang bukan hanya didominasi oleh kaum pria saja deh. Coba saja tengok bila sedang mengikuti kegiatan outdoor, pasti jumlah peserta wanita lebih banyak dibandingkan pria. Bener kaaan?? Mungkin karena fenomena dari jumlah peserta wanita yang semakin hari semakin bertambah, maka penyusun dan penulis buku Backpacker Untuk Wanita yaitu Endah Kemala membuat buku khusus wanita yang mempunyai kegemaran backpacker.

Apa sih backpacker itu? Naahh itu dia yang ingin saya ketahui. Banyak para pecinta petualangan bilang "Backpackeran", maksudnya apaan sih? Di dalam buku ini, penulis menjelaskan asal usul kata tersebut dengan sangat detail termasuk definisi backpacker itu sendiri.

Membaca buku Endah Kemala yang sampai 195 halaman ini, saya semakin mengerti tujuan dari backpackeran itu sendiri. Mungkin banyak orang dan beberapa negara menolak dengan adanya para backpakeran yang datang ke tempat mereka. Sebab mereka yang murni backpackeran tampak sebagai seorang gelandangan hehehe.. dan tidurnya pun disembarang tempat, kalaupun dapat gratisan mungkin punya kenalan disuatu tempat.

Tetapi seiringnya perkembangan tehknologi, persepsi dari kata backpaker semakin meluas. Mulai bermunculan istilah baru yang diadaptasi dari kegiatan backpacker, yakni Flashpacker, , Gap-packer, , Megaloping dan sebagainya.

Sebenarnya tujuan dari gaya baru para petualang tersebut adalah mencari jati diri dan arti hidup, bersosialisi dengan orang yang ditemui , dapat melihat dunia yang luas, dapat merasakan kehidupan yang penuh perjuangan.

Dan banyak hal lain, yang menjadi para backpacker ini rela melakukan kegiatan tersebut.Bahkan mungkin ada yang rela meninggalkan karirnya ataupun cuti panjang untuk melakukan perjalanan. Berbagai kisah para backpaker pun diulas ketika mereka melakukan perjalanannya.

Pada bagian Bab II, adalah judul yang membahas Wanita juga bisa Backpacking. Beberapa nama yang mengharumkan nama Indonesia , dengan menjadi backpacker. Dan beberapa wanita pendaki gunung yang telah melakukan perjalanannya ke puncak gunung.

Lalu , apa saja yang menjadi perlengkapan para backpacker terutama kaum wanita? Semua hal tentang perlengkapan dan peralatan barang-barang yang wajib dimiliki oleh para backpacker tertulis lengkap. Untuk peralatan yang standar dimiliki sih hanya tiga jenis, yakni tenda, ransel dan sleeping bag. Berarti, peralatan saya yang standar donk hehehe..

Bab III ini benar-benar jelas dan rinci banget untuk urusan perlengkapan. Sampai perlengkapan khusus buat wanita seperti pembalut. Karena ga mungkin kan, lagi di tengah hutan atau jauh dari pasar atau pusat perbelanjaan ada kejadian yang harus membutuhkan pembalut? Ngeri kali saya membayangkannya. Trus , satu lagi hal yang paling penting selama perjalanan menjadi backpacker , yakni KESEHATAN!

Sudah siap perlengkapan dan peralatannya lalu kemana neh tujuannya? Waah,, Indonesia itu banyaaaaakk sekali tempat yang dikunjungi dan indah-indah. Pilih saja salah satu tempatnya dan datangi deh. Kalau masih bingung, penulis memberitahukan beberapa tempat yang dapat menjadi pilihan seperti Kota Tua Banten Lama, Sawarna, Kota Gede dan Mataram Lama, Lombok –Rinjani, Sang Anak Krakatau, Candi dan banyaaak lagi. Plus tempat menginapnya!

Pada bagian terakhir , ada intipan dari penulis dari beberapa backpacker wanita dan persiapannya apa aja. Waah, ternyata pengalaman mereka seru banget. Dan tak lupa, penulis memberikan tips dan trip saat memulai backpacking. Seperti, rencanakan dengan matang tempat yang ingin dikunjungi, bawa obat-obatan pribadi, pakaian secukupnya, serta kenali tempat yang akan dikunjungi dengan informasi yang sebanyak-banyaknya dan masih banyak lainnya lagi.

Buku ini memang merupakan sebuah buku panduan bagi para backpacker wanita. So, ladies… nikmati perjalanan kalian sebagai seorang “Backpacker”.

Jakarta, 02 juli 2011

Veronica Setiawati
Fb : facebook.com/g1g1kel1nc1
www.veronicasetiawati.blogspot.com

Jumat, 01 Juli 2011

Kumpulan Puisi : Bingkisan Kata.

Judul Buku : Motiflection gift book series - Bingkisan kata

ISBN : 978-979-18815-4-8

copyright@femikhirana

cetakan pertama : Maret 2010

Penulis dan penyunting : Femikhirana , G. Lini Hanafiah

Sampul : Indrayani Veichin

Advis Disain : G. Danny Koestijo

Pemilik Foto : Indrayani Veichin, Linawati Gunawan,Cahyadi Sutikyo

Diterbitkan oleh Via Lattea Foundation

Suka puisi, kalimat-kalimat yang penuh motivasi dan dapat dikirim sebagai kartu ucapan atau kartu pos untuk seorang teman? Semua itu ada di dalam buku karya Femikhirana yang sangat menarik. Buku yang menawan dengan tulisan yang indah dan penuh warna.

Dengan kertas yang khusus , buku ini dicetak. Setiap lembar adalah puisi yang menyentuh tetapi tajam. Puisi tentang alam, puisi kepada Tuhan, puisi tentang cinta, puisi tentang refleksi sebuah batin tergores dalam tiap lembar di dalam buku ini.

Setiap puisi ditulis dalam sebuah gambar yang merupakan hasil sebuah foto. Dan sepertinya isi dari puisi serta fotonya sangat serasi. Sebuah hasil karya yang sangat bagus. Seperti gambar dari puisi yang berjudul Bertolaklah lebih Dalam, gambar dibalik puisi yang penulis buat, sungguh berkesan buat saya. Karena tampak seperti hidup, para nelayan yang berusaha untuk mengendalikan perahu mereka. Dan sang fotografernya sangat jeli menangkap sang objek dengan sangat bagus.

Juga pada puisi yang berjudul JalanMu, dengan latar belakang sebuah menara dari tempat peribadatan atau semacam kuil Buddha yang entah dimana lokasinya ini. Gambar matahari yang berada tepat dibelakang salah satu menara sangatlah menawan. Di tambah lagi dengan puisi yang hanya dua bait tatapi sangat menyentuh.

Tiap lembaran dari buku karya Femikhirana ini dapat disobek dan memang disediakan garis putus-putus sebagai bantuan penyobekan. Kenapa kok disobek? Karena dibalik lembaran ini dapat digunakan sebagai kartu ucapan atau kartu pos. Pembaca atau siapapun yang memiliki buku ini dapat menggunakan puisi-puisi dalam buku ini untuk diberikan lagi kepada orang yang special atau teman/sahabat. Dan karena itulah maka buku ini disebut sebagai Bingkisan Kata.

Di lembaran belakang ada foto dari penulisnya yang dapat jadikan tempat prangko serta tentang diri penulis secara singkat. Penulis yang sedang menantikan kelahiran bayinya ( pada saat saya menulis ini ) dapat dilihat hasil karyanya yang lain di situs pribadinya http://femikhirana.com atau di http://facebook.com/femikhirana

Jkt, 30 juni 2011

veronica setiawati

www.veronicasetiawati.blogspot.com