Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Senin, 12 Januari 2015

Mimpi Bertemu Bapak


Beberapa hari ini , saya teringat bapak saya. Entahlah kenangan semasa bapak timbul kembali. Sepuluh tahun tak terasa bapak tidak bersama dengan kami, tentu berbeda. Walaupun tidak bersama secara fisik, tetapi saya percaya kasihnya tidak pernah lepas dari kami sekeluarga.

Mungkin diantara beberapa orang yang mengalami perpisahan karena kematian, ada yang pernah menjumpai mereka di dalam mimpi. Banyak pesan dan percakapan antara saya dan bapak di beberapa mimpi saya. Sampai saya bertanya ke beberapa orang ada apa dengan saya? Kangenkah saya dengan beliau, butuh doa kah beliau atau akan matikah saya?

Tapi diantara mimpi yang ada , saya bermimpi berterima kasih kepada bapak karena berkat usahanya untuk membiayai kami sekolah. Bahkan perkataannya “Bapak hanya sanggup membiayai kamu sampai kuliah, dan itu buat bekal kamu untuk mencari kerja.” Dan di dalam mimpi saya berterima kasih padanya saat berhadapan dengannya.

Bahkan pernah suatu kali, dalam sebuah mimpi saya berkata “Bapak sudah mati!” , karena perbincangan saya dengan bapak seperti halnya dulu ketika kami berdua bertukar pikiran. Namun, jawabannya menguatkan saya bahwa beliau tidak mati , seperti yang saya ucapkan.

Ketika saya menghadapi perkara yang berat dan sulit, saya sudah hampir menyerah untuk masa depan saya. Dan lagi-lagi mimpi bertemu bapak saya kembali muncul dan beliau berkata, “Apapun pilihan kamu, kemanapun kamu pergi, bapak akan selalu bersama kamu.”

Ternyata bapak masih ada buat saya, seperti dulu sewaktu beliau masih hidup. Seperti dulu, sewaktu saya mengalami masa terpuruk, dan beliau selalu menguatkan saya. Beliau memberikan keyakinan kembali di dalam hati saya untuk bangkit. Bapak tidak senang melihat saya menjadi putus asa dan mudah menyerah. Dan saya percaya apa yang pernah bapak katakan dulu, “kalau kamu mencari laki-laki yang mencintai kamu, inilah Bapak yang mencintai kamu.”

Saya selalu berdoa semoga suatu saat saya bisa bertemu dengannya lagi. Saya selalu memohon kepada Tuhan agar kami dapat bertemu sebagai satu keluarga seperti dulu. Apapun yang bapak lakukan untuk kebaikan saya , akan menjadi bekal untuk saya menjalani kehidupan saya di dunia. Terima kasih bapak untuk kasih, didikan , nasehat dan penyertaanmu yang selalu mendampingi hidup saya dan semuanya. Amin


Kangen..

Vero

Inspirasi Serial TV “Jodha Akbar”

Menonton serial TV Jodha Akbar di salah stasiun TV membuat saya penasaran. Serial tivi ini menurut saya bisa mengaduk emosi penonton. Kehidupan seorang Raja India , dari Kerajaan Muhgal bernama Jalaludin, dan seorang perempuan Kerajaan Rajpur , Jodha yang akan menjadi cikal bakal lahirnya seorang penguasa India yang membangun sebuah istana makam Taj Mahal.

Betapa bangganya saya sebagai seorang perempuan melihat sosok Jodha yang pemberani, teguh pendirian, taat  dan penuh belaskasih. Ia tidak tertarik akan hal-hal kekayaan, kemewahan, kemashyuran dari istana penguasa India pada waktu itu. Oia, satu hal lagi, kekuatan dan keberaniannya diperolehnya karena ketekunannya dalam doa-doanya.

Jodha and Jalal
Sebagai seorang istri, ia memperlihatkan kebaktiannya sebagai seorang istri bukan sebagai seorang Ratu penguasa kerajaan. Suaminya di perlakukannya dengan baik dan ia menjadi perisainya, melindungi sang suami dari kejahatan bahkan menggantikan nyawa Jalal. Ia telah mengubah hati seorang yang tidak punya hati menjadi seorang yang baru berkat pengorbanannya.

Doa dan cinta kasih selalu menjadi perisai bagi manusia yang dekat kepada Sang Pencipta. Kebaikan hati Jodha mampu meluluhkan hati yang keras dan menyadarkan seorang Raja Jalal bahwa ia hanya manusia biasa. Prinsip hidup yang Jodha jalankan akhirnya membuahkan hasil walaupun disekitarnya banyak yang membencinya bahkan ingin melenyapkan dia selama-lamanya. Ia tetap tabah, kuat dan yakin akan kebenaran yang ia perjuangkan bukan untuk dirinya sendiri.

Dari cerita serial ini, saya banyak belajar dan melihat bahwa tidak semua orang di sekeliling Raja itu sungguh-sungguh melayaninya untuk kerajaan. Banyak sekali pengaruh dari orang-orang sekitar Raja yang menentukan keputusannya sampai ia sendiri tidak menyadari bahwa ada yang ingin menjebaknya. Sungguh rumit menjadi seorang pemimpin itu apalagi jika ia memegang sebuah kerajaan atau pemerintahan.

Banyak sekali yang mengincar posisinya sebagai seorang nomor satu di kerajaan tersebut. Berbagai usaha dan trik-trik, konspirasi bahkan mengorbankan nyawa orang dapat menjadi sesuatu yang halal untuk merebut kekuasaan. Sungguh mengerikan bila berada di situasi seperti itu , namun hati Jodha yang tulus dan tidak terpengaruh hal-hal seperti itu, ternyata bisa seakan-akan dilindungi pun Raja Jalal sebagai suaminya ikut terlindungi.

Saya jadi memikirkan keadaan negara-negara di dunia ini, semoga mereka dan keluarganya selalu dalam perlindungan Sang Maha Kuasa. Karena menjadi orang nomor satu, bukan berarti mereka tidak punya musuh, melainkan selalu ada dan selalu dinantikan kesempatan untuk menjatuhkan mereka. Banyak yang memakai namanya untuk kepentingan pribadi mereka. Banyak yang menyampaikan berita yang tidak sesuai dengan kenyataan kepadanya, seakan semuanya baik-baik saja.

Ketika Raja Jalal diajak berjalan-jalan dalam penyamaran mereka di saat ulang tahun Raja, barulah ia menyadari ada sebuah kebutuhan besar di tengah rakyatnya. Mereka membutuhkan air dan Raja mengerti kesulitan mereka menjumpai Sang Raja karena berita itu tidak sampai kepadanya. Saya juga menyukai sikap Jalal saat Jodha sembuh dari sakitnya, ia menyebut rakyatnya adalah keluarganya sendiri.  Dia menginginkan agar ia sebagai Raja bukan untuk ditakuti oleh rakyatnya melainkan sebagai keluarga, mereka dapat menyampaikan apapun yang menjadi masalahnya kepada Raja tanpa sungkan.

Saya bersyukur sekali bila ada kepala negara, para pemimpin dunia mau menganggap kami rakyatnya dan mereka yang dalam perlindungan negaranya adalah satu keluarga. Mereka mau mengusahakan kedamaian dan kesejahteraan bagi keluarganya, mencukupkan kebutuhan keluarganya dan tidak menimbulkan ketakutan di tengah keluarganya sendiri.

Saya berdoa , semoga para pemimpin negara dan dunia ini tidak hanya memikirkan politik negara dan peperangan. Tetapi mau melihat rakyat mereka sebagai keluarganya sendiri. Semoga mau melindungi kami , tidak mengintimidasi kami , tidak sewenang-wenang kepada kami, menjaga kami seperti keluarganya sendiri. Semoga mereka dapat merangkul kami sebagai satu keluarga besar bukanlah sebagai musuh yang harus dibinasakan.

Semoga dihati mereka para pemimpin tersebut, tumbuh belas kasih kepada kami, rakyatnya dan tidak lagi menjadikan kami korban atas keputusan-keputusan yang hanya demi politik dan kekuasaan yang jahat. Bukankan hidup mereka lebih berharga bila mereka mau memberi hati mereka untuk membantu rakyatnya yang telah dianggap sebagai keluarganya sendiri daripada menciptakan peperangan serta menceraiberaikan keluarganya?

Aku percaya, suatu hari nanti kedamaian akan tercipta di dalam dunia ini dan kami akan menjadi satu keluarga.

Salam perdamaian,

Veronica Setiawati

Jkt, 10 jan 2015