Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Minggu, 21 September 2014

Berani Melayani maka Berani Pula Mengampuni

Setiap orang yang melayani, tidak pernah berbuat untuk dirinya sendiri. Dan ketika ia berhadapan dengan orang lain, maka yang namanya sakit hati atau perasaan atau ke-aku-annya dilukai pasti ada. Tidak jarang , saat kita sudah menyiapkan diri untuk melayani, ternyata yang didapatin hanya membuat sakit hati, kekecewaan, kemarahan, kekesalan yang pada akhirnya merusak dari pelayanan itu sendiri. Bukan hanya tujuan dari pelayanan , tetapi komunitas itu sendiri dan semua anggotanya. Tidak ada kedamaian, kesatuan dan bahkan lebih celakanya , satu persatu mengundurkan diri karena sakit hati.

Semakin banyak orang yang mengalami sakit hati karena kebencian dari akibat pelayanan, bagaimana dapat mewartakan kasih Tuhan yang mampu mengampuni?  Hidup pelayanan pasti akan mengalami penderitaan. Seperti Yesus yang akhirnya menerima penderitaanNya karena melayani umatNya. Tetapi umatNya ternyata menolak Dia. Pelayanannya dianggap bohong , tipuan , menghasut rakyat dan Allah yang mereka sembah. Apakah ada yang enak dari pelayananNya?

Satu hal yang saya pelajari dari Yesus, saat Dia mengalami sakit hati dari pelayananNya, Dia mau mengampuni. Dia setia dan menyerahkan segalanya dalam doaNya kepada BapaNya. Hati siapakah dapat tahan dalam menahan kemarahan , kebencian dan sakit hati yang dalam namun harus tetap setia melayani? Kalau bukan Allah yang memberikan Roh Kudus ke dalam hati kita, maka sia-sialah saja pelayanan kita. Karena hanya kasih kuasa Roh Allah saja, yang memampukan setiap orang yang hendak melayani dengan tulus walaupun nantinya ia akan mengalami halangan, perasaannya dilukai, hatinya di hina, dikucilkan, diomongin orang dan segalanya itu, ia tetap bertahan.

Alasannya karena ia tahu bahwa ia menyerahkan pelayanan itu kepada Allah dan semuanya yang dilakukannya hanya untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Tidak ada keinginan di dalam hatinya untuk mengambil keuntungan pribadi dari pelayanan itu. Dan ia menyadari bahwa pelayanan yang dipercayakan kepadanya berasal dari Tuhan sendiri. Tuhan punya maksud dan rencana memakai dirinya untuk menjadi alatNya bagi kemuliaan namaNya. Karena ia berharga dimataNya, ia telah mendapat belas kasihan Tuhan dan ia ingin membagikan kepada semua yang dilayaninya bahwa Tuhan itu sunggu baik, Ia sungguh berbelas kasih.

Saya sungguh bersyukur , bila ada yang memulai pelayanannya dengan bertanya dahulu kepada Tuhan, “Tuhan, apakah ini pelayanan saya? Apakah disini saya sungguh diperkenankan untuk memuliakan namaMu? Menceritakan tentang kebaikanMu dan kasihMU yang telah menyelamatkan hidupku?” Bila pelayanan ini adalah sungguh berasal dariNya maka mintalah juga dariNya untuk belajarlah dariNya bagaimana “lemah lembut dan rendah hati”.  Perkataan yang lemah lembut meredakan kegeraman dalam hati dan rendah hati memampukan kita mengampuni segala hal yang membuat hati kita sakit hati. Jangan biarkan hati kita dipenuhi oleh luka-luka batin yang membuat kita menjauh dari sesama. Bagaimana dapat menjadi alat bagi kemuliaan nama Tuhan bila hati kita selalu dan selalu dipenuhi oleh kemarahan dan luka batin?

Apakah kita mau seumur hidup hanya di penuhi oleh kekesalan tanpa mau mengampuni , tanpa mau merubah sikap dan terus mengagungkan ke-aku-an kita? Yesus telah berkorban dikayu salib hingga harga dirinya pun turut terluka. Namun di atas kayu salib Dia mendoakan “Ya Bapa , ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat!” Janganlah lagi mulut kita , atau pun perkataan kita juga menyakiti orang lain. Belajar dari Yesus, yang selalu memandang kita setiap pribadi bagaimana Tuhan caranya aku harus mengampuni? Mengampuni supaya aku bisa sembuh dari sakit hati ini?

Bila kita telah sembuh karena kasih Tuhan, dan setiap orang yang kita layani pun pasti akan merasakan kehadiran Tuhan karena mereka melihat apa yang telah perubahan yang baik di dalam diri kita. Belajarlah bertahan saat mengalami hal yang buruk dalam hidupmu. Bukankah hidup kita milik Kristus dan kematian pun rasanya menjadi sebuah keuntungan bagi kita? Lalu mengapa kita mustii kawatir akan pelayanan? Apakah perlu sampai ribut merasa paling hebat, paling berjasa, paling punya andil dalam sebuah pelayanan. Jika ada orang yang tidak menghargai , tidak dipakai lagi atau disingkirkan dari pelayanan terimalah semua dengan berbesar hati. Pelayanan itu berasala dari Tuhan, Dia yang memberi dan Dia pula yang memberi. Jika Dia masih mempercayakan sebuah pelayanan yang lain, maka pasti Ia akan sediakan sebuah ladang yang baru untuk kita melayani di sana.

Dan bila kita dipercayakan oleh Tuhan, belajarlah rendah hati dan lemah lembut seperti Dia. Mintalah dalam doa pribadi kita masing-masing bagaimana caranya melayani yang benar. Mintalah hati yang lemah lembut dan rendah hati agar perkataan yang keluar dari bibir kita mampu menjawab kebutuhan orang , tidak menimbulkan pertengkaran dan mampukan diri kita selalu untuk mampu dengan rendah hati meminta ampunan kepada orang yang telah melukai hati kita. Supaya hati kita dipenuhi kebebasan dan sukacita ketika melayani selain itu semua orang dapat memuji Allah kita karena Ia telah melakukan karyaNya yang mulia bukan hanya untuk kita pribadi saja, tetapi setiap orang yang kita layani juga merasakan curahan kasih Tuhan.

Semoga kita dapat mejadi pelayan Allah yang lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus. Pelayan Allah yang berani mengampuni dan diampuni. Berani mewartakan kasih Allah tanpa menjadi sakit hati. Sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan, Amin

Salam dalam kasih Tuhan Yesus,
Veronica Setiawati

Jumat, 19 September 2014

Melayani , menurut mu apa artinya?



Melayani adalah pekerjaan dari pelayan. Pelayan sekarang tidak hanya untuk mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tetapi meluas hingga ke rumah ibadah bahkan Negara. 

Kalau di lihat dari pekerjaannya seorang pelayan itu berarti mendahulukan orang yang dilayaninya dan bila tugasnya selesai barulah dirinya sendiri. Atau bisa jadi , ia melupakan dirinya sendiri karena waktunya dan hidupnya dihabiskan untuk melayani orang.

Kalau sudah begitu , apakah ada yang mau melakukan tugas sebagai pelayan itu? Macem-macem tujuan orang mau melakukan tugas pelayanan.  Sekedar atau ada juga yang sungguh mejalankannya. Ada yang murni dan tulus menjalanan pekerjaan melayani ini ada juga yang membutuhkan imbalan dari apa yang telah dilayaninya.

Kalau menurut saya , sah-sah saja jika setiap orang menanyakan apa upahnya dari melayani ini? Karena setiap perbuatan dari hasil pemikiran dalam melayani orang pasti ada upahnya. Saya rasa , Yang Maha Kuasa pun tidak akan diam bila dilihat umatNya yang tulus dan murni melayani tidak mendapat upah dari hasilnya melayani. Bahkan untuk melayani pekerjaan yang mengandung kejahatanpun , juga ada upahnya.

Logo APP2014
Melayani , menurut saya adalah pekerjaan yang menuntut diri keluar dari ke-aku-annya karena mendahulukan orang lain, membantu orang lain dalam menyiapkan kebutuhannya , memfungsikan dirinya terlibat di dalam kelompok disekitarnya.   

Lihatlah orangtua yang mempunyai anak kecil , mereka pun melayani anak itu. Para pembantu rumah tangga, mereka melayani majikan dalam hal membereskan rumah. Guru melayani muridnya dalam hal memberikan pengetahuan. Para karyawan melayani atasan mereka dalam membantu menyelesaikan pekerjaan kantor, para mentri membantu kepala Negara dalam mengurusi bidang-bidang tertentu. Dan lainnya.

Lalu apakah melayani hanya untuk mereka yang “kelihatan” menjadi atasan? Kalau ada yang beranggapan Atasan atau para Tuan itu tidak melayani, janganlah pernah jadi Tuan. Saya malah bilang kepada mereka “Belajarlah dari para pelayanmu itu!”

Mereka , punya kekuatan ( Power ). Setiap perkataan ataupun perintah ucapannya itu menjadi perintah. Bila mereka tidak mau memberikan diri mereka untuk melayani dengan cara memperhatikan kebutuhan , memberikan kesejahteraan dan rasa aman kepada mereka yang telah setia melayaninya sebagai Tuan atau kepala. Sehingga keseimbangan dan pepatah “Saling melayani” itu sungguh dilaksanakan dan tidak terputus.
Memang sifat dan karakter manusia itu berbeda-beda, bahkan mereka pun suka menuntut lebih karena melihat dari apa yang telah dikorbankan untuk melayani. Tetapi , saya ingin bertanya, “Adakah belas kasihan sewaktu kita melayani?”

Siapapun entah tuan atau hamba, pasti akan merasakan tuntutan yang besar ketika mereka melayani. Keegoisan, persaingan, popularitas, uang, kemasyuran dan segala keinginan manusiawi ingin di dapatkan bahkan sampai mengorbankan sesamanya. Apakah harus selalu seperti itu kalau melayani?

Kita diberi kebaikan hati dan bahkan dalam ajaran keyakinan kita masing-masing pun diajarkan yang baik untuk sampai kepada Sang Maha Pencipta, tetapi kenapa dalam melayani sesama atau umatnya yang sama keyakinannya saja, harus membusungkan diri seolah-olah hanya dialah yang benar dalam melayani? Coba renungkanlah , kita sama-sama hidup di bumi yang satu dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Seharusnya kita pun bisa untuk saling melayani.

Semoga kita dapat menggali lagi arti yang lebih dalam dari kata “Melayani” ini. Dan tanyakan pada diri sendiri di dalam doa pribadimu, apakah aku sungguh telah melayani? Dan apakah caraku dalam melayani sesamaku sudah benar?

Semoga Tuhan Memberikan Hati yang baru untuk melayani..
Salam,
Veronica Setiawati

Rabu, 17 September 2014

( Tulisan Fiksi ) Dari Mata Turun Ke Hati :D



Entah awalnya seperti apa, hingga sepasang mata itu menatap ku sangat dalam. Sungguh aku tidak ingin membalas tatapan dari seorang pria. Tidak tepat saja buatku. Bayangkan , di saat pikiran dan hatiku untuk melayani Tuhan di seputar altarNya, tanpa permisi sepasang mata itu seperti lalat yang mengangguku.


Aku tidak mengenalnya dan untuk apa membalas tatapan tajam yang seakan senang membuatku menjadi salah tingkah.  Tiba-tiba hatiku menjadi kesal, “Ooh Tuhan Yesus, ampuni aku, sebentar lagi Misa dimulai dan  aku mau tugas.Karena masalah kecil ini , tolonglah semoga kemauanku untuk melayaniMu tidak pudar.” 


Waktu itu Misa Jumat Agung akan dimulai , persiapan sudah aku lakukan supaya aku bisa menyelesaikan tugas ini. Petugas liturgy sudah siap di sakristi dan aku pun siap untuk tugas pelayanan.  Dan aku bertugas bersama dengan Prodiakon muda, yang entahlah menurut banyak orang , dia juga adalah seorang Frater. Namun tatapannya itu , dia telah mengganggu hati aku.

===========
Dan saat ini, keadaan menjadi membuatku terdiam. Kami akhirnya malah dekat. Aku mencoba eksamen diriku sendiri. Memeriksa batinku dan melihat kembali perjalanan aku dan dia. Ada yang aneh, kenapa kekesalanku berubah dan membuat kami dekat?  Setiap kali aku tugas pada sat Misa dan dia juga hadir, seakan aku ingin pura-pura tidak melihatnya. Pandangan matanya itu mengganggu tetapi membuatku ingin menatapnya. 

Aku masih ingat hal yang membuatku berubah dan sampai membuatku “terpaksa” menegurnya selalu. Mungkin akan terkesan konyol bila aku ceritakan, yakni karena mengucapkan salam “Haii!!” , alasannya : pertama karena kaget melihat dia dibalik pintu sakristi yang tiba-tiba menyalamiku, kedua karena aku sudah beberapa kali tugas atau misa tidak melihat dia dan akhirnya keluarkan sapaan itu kepada.

Dan sejak itu , karena tidak enak sudah terlanjur berucap , jadilah setiap kali kami bertemu saling mau tak mau harus menyapa. “Haii..” atau senyuman manis dan kalimat basa basi lain. Tetapi jadinya , aku malah terjebak dengan perasaanku sendiri.  

Aku tidak menyalahkan ataupun kesal akibat “keterpaksaan” yang aku buat ini. Karena lama kelamaan aku melakukannya dengan tulus karena memang ingin menyapanya atau sekedar bicara. Pikirku, kami sama-sama satu pelayanan , rasanya jadi aneh kalau tidak saling mengenal.  

Entahlah bagaimana kelak perjalanan cerita ini , namun sejak itu hidup kami pun berubah..

#untuk yang sedang suka dengan seorang frater# :)

Penulis  
Veronica Setiawati

Sabtu, 13 September 2014

Transaksi & Bisnis Online ( SpeedCash )



Transaksi & Bisnis Online
dengan
Fasilitas & Metode Pembayaran Terlengkap

Sebagai member fastpay tentu saja Anda sudah berpengalaman dengan transaksi dan bisnis online. Tapi mulai sekarang Anda akan memiliki satu lagi senjata handal untuk membuka bisnis online yang lebih luas tanpa batas.

Minimal Ada 9 Keuntungan yang Pasti Anda Nikmati dari SpeedCash

·         1. Fasilitas SpeedCash Payment Interface
·         2. Metode Pembayaran Online Terlengkap di Indonesia
·         3. Jangkauan Pelanggan Lebih Luas
·         4. Mudah Digunakan untuk Semua Jenis Bisnis & Toko Online
·         5. Pencairan Dana Sangat Cepat & Mudah
·         6. Kemudahan Promosi Melalui Social Media
·         7. Satu Akun untuk Beragam Bisnis
·         8. Dukungan Aplikasi Web, Desktop dan Mobile
·         9. Layanan Rekber / Escrow & COD

BUKAN HANYA ITU YANG AKAN ANDA NIKMATI...! SpeedCash sangat memahami kebutuhan bisnis online lebih dari siapapun. Salah satunya adalah tentang kelengkapan pilihan pembayaran yang ternyata mampu menyumbang peningkatan omzet bisnis Anda sampai 60%!
Layaknya pelaku bisnis online profesional, bersama SpeedCash Anda otomatis langsung memiliki beragam metode pembayaran super lengkap untuk apapun bisnis Anda :

·         1. Pembayaran dari 75.000 ATM 137 Bank
·         2. Kartu Kredit (Visa/MasterCard)
·         3. Mandiri Payment Gateway
·         4. BCA KlikPay
·         5. BRI ePay
·         6. BRI MoCash
·         7. BNI DebitOnline
·         8. CIMB Click
·         9. Tcash
·         10. XLTunai
·         11. PayPal
·         12. SpeedCash
·         13. Pembayaran melalui Payment Point
·         14. Pembayaran melalui Minimarket*

Ini betul-betul sebuah pintu kemudahan yang teramat-sangat istimewa bagi seluruh member FastPay karena Anda memiliki akun bisnis PPOB yang terintegrasi dengan fasilitas bisnis online terbaik di Indonesia yaitu SpeedCash.
Karena ini adalah tambahan fasilitas dan layanan PT.Bimasakti Multi Sinergi  kepada seluruh member FastPay, maka Anda tidak perlu lagi repot melakukan proses registrasi. SILAHKAN KLIK DI SINI untuk otomatis menjadi pemegang akun SpeedCash dan menikmati semua fasilitasnya.