Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Jumat, 19 September 2014

Melayani , menurut mu apa artinya?



Melayani adalah pekerjaan dari pelayan. Pelayan sekarang tidak hanya untuk mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, tetapi meluas hingga ke rumah ibadah bahkan Negara. 

Kalau di lihat dari pekerjaannya seorang pelayan itu berarti mendahulukan orang yang dilayaninya dan bila tugasnya selesai barulah dirinya sendiri. Atau bisa jadi , ia melupakan dirinya sendiri karena waktunya dan hidupnya dihabiskan untuk melayani orang.

Kalau sudah begitu , apakah ada yang mau melakukan tugas sebagai pelayan itu? Macem-macem tujuan orang mau melakukan tugas pelayanan.  Sekedar atau ada juga yang sungguh mejalankannya. Ada yang murni dan tulus menjalanan pekerjaan melayani ini ada juga yang membutuhkan imbalan dari apa yang telah dilayaninya.

Kalau menurut saya , sah-sah saja jika setiap orang menanyakan apa upahnya dari melayani ini? Karena setiap perbuatan dari hasil pemikiran dalam melayani orang pasti ada upahnya. Saya rasa , Yang Maha Kuasa pun tidak akan diam bila dilihat umatNya yang tulus dan murni melayani tidak mendapat upah dari hasilnya melayani. Bahkan untuk melayani pekerjaan yang mengandung kejahatanpun , juga ada upahnya.

Logo APP2014
Melayani , menurut saya adalah pekerjaan yang menuntut diri keluar dari ke-aku-annya karena mendahulukan orang lain, membantu orang lain dalam menyiapkan kebutuhannya , memfungsikan dirinya terlibat di dalam kelompok disekitarnya.   

Lihatlah orangtua yang mempunyai anak kecil , mereka pun melayani anak itu. Para pembantu rumah tangga, mereka melayani majikan dalam hal membereskan rumah. Guru melayani muridnya dalam hal memberikan pengetahuan. Para karyawan melayani atasan mereka dalam membantu menyelesaikan pekerjaan kantor, para mentri membantu kepala Negara dalam mengurusi bidang-bidang tertentu. Dan lainnya.

Lalu apakah melayani hanya untuk mereka yang “kelihatan” menjadi atasan? Kalau ada yang beranggapan Atasan atau para Tuan itu tidak melayani, janganlah pernah jadi Tuan. Saya malah bilang kepada mereka “Belajarlah dari para pelayanmu itu!”

Mereka , punya kekuatan ( Power ). Setiap perkataan ataupun perintah ucapannya itu menjadi perintah. Bila mereka tidak mau memberikan diri mereka untuk melayani dengan cara memperhatikan kebutuhan , memberikan kesejahteraan dan rasa aman kepada mereka yang telah setia melayaninya sebagai Tuan atau kepala. Sehingga keseimbangan dan pepatah “Saling melayani” itu sungguh dilaksanakan dan tidak terputus.
Memang sifat dan karakter manusia itu berbeda-beda, bahkan mereka pun suka menuntut lebih karena melihat dari apa yang telah dikorbankan untuk melayani. Tetapi , saya ingin bertanya, “Adakah belas kasihan sewaktu kita melayani?”

Siapapun entah tuan atau hamba, pasti akan merasakan tuntutan yang besar ketika mereka melayani. Keegoisan, persaingan, popularitas, uang, kemasyuran dan segala keinginan manusiawi ingin di dapatkan bahkan sampai mengorbankan sesamanya. Apakah harus selalu seperti itu kalau melayani?

Kita diberi kebaikan hati dan bahkan dalam ajaran keyakinan kita masing-masing pun diajarkan yang baik untuk sampai kepada Sang Maha Pencipta, tetapi kenapa dalam melayani sesama atau umatnya yang sama keyakinannya saja, harus membusungkan diri seolah-olah hanya dialah yang benar dalam melayani? Coba renungkanlah , kita sama-sama hidup di bumi yang satu dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Seharusnya kita pun bisa untuk saling melayani.

Semoga kita dapat menggali lagi arti yang lebih dalam dari kata “Melayani” ini. Dan tanyakan pada diri sendiri di dalam doa pribadimu, apakah aku sungguh telah melayani? Dan apakah caraku dalam melayani sesamaku sudah benar?

Semoga Tuhan Memberikan Hati yang baru untuk melayani..
Salam,
Veronica Setiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)