Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Rabu, 17 September 2014

( Tulisan Fiksi ) Dari Mata Turun Ke Hati :D



Entah awalnya seperti apa, hingga sepasang mata itu menatap ku sangat dalam. Sungguh aku tidak ingin membalas tatapan dari seorang pria. Tidak tepat saja buatku. Bayangkan , di saat pikiran dan hatiku untuk melayani Tuhan di seputar altarNya, tanpa permisi sepasang mata itu seperti lalat yang mengangguku.


Aku tidak mengenalnya dan untuk apa membalas tatapan tajam yang seakan senang membuatku menjadi salah tingkah.  Tiba-tiba hatiku menjadi kesal, “Ooh Tuhan Yesus, ampuni aku, sebentar lagi Misa dimulai dan  aku mau tugas.Karena masalah kecil ini , tolonglah semoga kemauanku untuk melayaniMu tidak pudar.” 


Waktu itu Misa Jumat Agung akan dimulai , persiapan sudah aku lakukan supaya aku bisa menyelesaikan tugas ini. Petugas liturgy sudah siap di sakristi dan aku pun siap untuk tugas pelayanan.  Dan aku bertugas bersama dengan Prodiakon muda, yang entahlah menurut banyak orang , dia juga adalah seorang Frater. Namun tatapannya itu , dia telah mengganggu hati aku.

===========
Dan saat ini, keadaan menjadi membuatku terdiam. Kami akhirnya malah dekat. Aku mencoba eksamen diriku sendiri. Memeriksa batinku dan melihat kembali perjalanan aku dan dia. Ada yang aneh, kenapa kekesalanku berubah dan membuat kami dekat?  Setiap kali aku tugas pada sat Misa dan dia juga hadir, seakan aku ingin pura-pura tidak melihatnya. Pandangan matanya itu mengganggu tetapi membuatku ingin menatapnya. 

Aku masih ingat hal yang membuatku berubah dan sampai membuatku “terpaksa” menegurnya selalu. Mungkin akan terkesan konyol bila aku ceritakan, yakni karena mengucapkan salam “Haii!!” , alasannya : pertama karena kaget melihat dia dibalik pintu sakristi yang tiba-tiba menyalamiku, kedua karena aku sudah beberapa kali tugas atau misa tidak melihat dia dan akhirnya keluarkan sapaan itu kepada.

Dan sejak itu , karena tidak enak sudah terlanjur berucap , jadilah setiap kali kami bertemu saling mau tak mau harus menyapa. “Haii..” atau senyuman manis dan kalimat basa basi lain. Tetapi jadinya , aku malah terjebak dengan perasaanku sendiri.  

Aku tidak menyalahkan ataupun kesal akibat “keterpaksaan” yang aku buat ini. Karena lama kelamaan aku melakukannya dengan tulus karena memang ingin menyapanya atau sekedar bicara. Pikirku, kami sama-sama satu pelayanan , rasanya jadi aneh kalau tidak saling mengenal.  

Entahlah bagaimana kelak perjalanan cerita ini , namun sejak itu hidup kami pun berubah..

#untuk yang sedang suka dengan seorang frater# :)

Penulis  
Veronica Setiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)