Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Sabtu, 27 Agustus 2011

Love Your Parents

Betapa nelangsanya hati saya ketika mendengar salah seorang teman yang mengalami duka cita karena orangtuanya meninggal. Perasaan kehilangan yang tak disangka akan terjadi , sama seperti yang saya alami. Bahkan sampai hari ini pun , saya masih sangat ingin mendengar suara ayah saya menasehati ataupun menegor ataupun bertukar pikiran saja.

Beruntungnya bagi mereka yang masih duduk di dekat orangtuanya saat ayah atau ibu menghembuskan nafas terakhirnya. Beruntungnya bagi mereka yang masih bisa mengucapkan kepada ayah atau ibunya kalimat "Maaf" atau kalimat terakhir lainnya. Sebab hal yang saya sebut beruntung itu tidak pernah terjadi saat ayah saya meninggal.

Mungkin ada kalanya perkataan orangtua itu menyakiti perasaan, membuat luka batin karena menyudutkan hati atau lebih dari itu memperlakukan anaknya sebagai orang buangan saja. Tetapi mereka orangtua kita dan seorang manusia biasa. Mungkin saja , waktu mereka kecil mereka tidak pernah mengerti, namanya mengasihi itu seperti apa. Apa yang diajarkan orangtuanya dahulu mungkin itu yang diajarkan kembali hingga ke anak-anak yang mereka miliki termasuk kepada saya.

Saya pun pernah kesal dengan orangtua dan membenci mereka. Bahkan ingin kabur dari mereka. Tetapi kok tega sekali kalau marah tanpa alasan kepada mereka lalu kabur tanpa ada penyelesaian. Meninggalkan mereka dengan kebingungan dan sakit memikirkan ulah saya.

Beberapa pengalaman dan kisah teman-teman yang begitu perhatian kepada orangtuanya membuat hati saya juga ingin memiliki hubungan yang baik dengan ayah dan ibu. Terutama dengan ibu saya. Betapa susahnya untuk sayang kepada ibu yang sudah bikin luka hati yang cukup dalam sejak saya remaja. Bertahun-tahun saya mohon kepada Tuhan agar ibu saya berubah, sayangi saya sedikit saja tetapi yang ada kepedihan dan penolakan yang saya terima.

Betapa irinya saya melihat teman-teman yang dapat akrab dan mampu bercerita apa saja kepada ibunya sedangkan saya tidak. Kecewa? Pasti! Tapi apa tindakan saya? Melarikan diri dan tidak pernah berusaha untuk membuat hubungan harmonis dengan ibu saya.

Satu hal yang saya lihat kalau ternyata ibu saya punya cinta adalah ketika beliau merawat orangtuanya yang sakit. Saya tak sanggup untuk terus menyakiti perasaannya dengan sikap saya yang dingin , tetapi saya malu karena ibu saya lebih tulus cintanya dari pada saya.

Beliau merawat ayahnya walaupun pada akhirnya ayahnya meninggal, lalu setelah itu kehilangan suaminya ( ayah saya ) dalam tahun yang sama. Belum genap 40 hari kematian ayah, beliau merawat ibunya yang sakit. Ada penyembuhan lewat kasihnya. Orangtua yang waktu dibawa ke Jakarta dalam keadaan lumpuh tak bisa jalan, tetapi ketika dirawat oleh tangan ibu saya menjadi sembuh dan mampu duduk dan berjalan. Hingga setelah sehat, ibunya pulang kembali ke kampung dan Tuhan memberikannya usia setahun lagi hingga akhirnya meninggal.

Lagipula, didalam sepuluh perintah Allah tertulis "Hormatilah Ibu Bapamu" supaya apa? Supaya umur panjang dan berkatnya turun atas kita. Saya bersyukur atas peristiwa demi peristiwa di dalam kehidupan orangtua saya. Cara Tuhan mempertemukan kedua orangtua saya lalu akhirnya terus sampai ajal memisahkan mereka.

Saya bersyukur , atas cara Tuhan menjawab doa dan pergumulan saya untuk lebih dekat kepada ibu saya. Lewat peristiwa yang sangat manusiawi , Dia itu buka mata hati saya untuk lebih dekat dan mengampuni apa yang pernah dilakukan ibu saya ketika saya kecil.

Jawaban Tuhan yang terindah dan saya sangat syukuri adalah pada saat Seminar Hidup Baru bulan Agustus 2011. Bagaimana sepulangnya dari SHDRK ini saya dan ibu saling meminta maaf dan akhir dari sharing kami berdua, kami berdoa bersama. Air mata tak henti mengalir dan ucapan syukur dari bibir dan hati saya tak pernah berhenti.

Terlebih lagi, saya juga turut membantu meringankan beban ibu saya yang sedang bingung karena kakaknya sakit. Saya mengatakan hal-hal tentang mengampuni dan itu disampaikan kepada kakaknya yang sakit dan ternyata sembuh. Bahkan dengan menangis ia mengucapkan terima kasih kepada ibu saya. Padahal komunikasi mereka hanya lewat telepon , karena kakak ibu saya ada di luar kota.

Saya berterima kasih banget tak terhingga, rasanya semua apa yang saya rasakan tentang kekecewaan kepada ibu saya hilang. Saya tak habis pikir dengan jalan dan rencana Tuhan, tetapi saya percaya sebab Dia yang pimpin saya. Saya ingin selalu membawa nama orangtua saya di dalam doa walaupun sederhana tetapi inilah persembahan saya untuk mereka.

Terima kasih banyaaak ya Tuhan, :D

jakarta,22 September 2011

salam
veronica setiawati
www.facebook.com/g1g1kel1nc1
twitter @g1g1kel1nc1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)