Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Jumat, 31 Agustus 2012

Cerpen : Sekotak Cerita Masa Lalu


Malam itu Tina tidak dapat memejamkan mata. Tidak sengaja matanya memandang sebuah kotak dekat lemari di kamarnya. Kotak tersebut masih tertutup rapi , tetapi sedikit berdebu.Tina menghampiri kotak tersebut dan membukanya.

Ada buku diary dengan cover warna pink. Kertas-kertasnya sudah hampir terlepas, lalu ada kaset-kaset pita, kertas surat beserta amplopnya, dan gambar-gambar pin atau stiker masih lengkap di dalam kotak tersebut. Tina tersenyum simpul , membayangkan kotak ini merupakan kumpulan dari cerita masa lalunya serta barang-barang koleksinya dahulu.

Sebuah foto keluar dari balik lembaran buku diary yang dia pegang. Fotonya dan teman-teman semasa sekolah. Dahulu mereka berlima, perempuan semua dan selalu bersama. Namun ketika sekolah usai, mereka entah ada dimana. Tiba-tiba , seperti diulang kembali, keceriaan mereka berlima sewaktu sekolah. Kegaduhan yang pernah mereka buat sehingga mereka dihukum guru. 

Pun ketika mereka berlima berburu kaset dari sebuah grup band yang sangat terkenal. Mereka mengkoleksinya tanpa satu albumpun yang terlewat. Setiap gossip bahkan pacar-pacar tentang group band tersebut tidak pernah ketinggalan. Persahabatan yang kuat bukan hanya dalam suka tetapi juga saat ada kemalangan dari salah seorang diantara mereka. Spontan  mereka tak segan-segan mereka saling membantu dan mengunjungi. Hidup saat itu sangatlah indah, karena persahabatan tersebut.

Tangan Tina membuka tiap lembaran dari diarynya. Tina membaca kembali kisahnya yang pernah dia tulis. Ketika dulu ia kecil, setiap Natal tiba , seluruh keluarga berkumpul berdoa bersama sepulang gereja. Tina , teringat juga masa kecilnya selalu menyediakan waktu untuk menuliskan permohonan kepada santa claus. Walaupun akhirnya permohonan itu takpernah terwujud dan Santa Claus tak pernah hadir.

Di diary itu juga bercerita, Tina pernah menyukai tetangganya yang ganteng rada bule, mirip banget dengan salah seorang personil group band yang ia sedang idolakan. Kalau bertemu dengannya , ia selalu takut. Ada yang aneh dengan hatinya jika melihatnya. Kalaupun sedang berpapasan dengan lelaki itu, Tina jadi tidak berdaya dan hanya bisa tersenyum saja padahal sudah banyak kata yang ia siapkan. Tetapi sampai dirumah, ia selalu mengintip dari jendela sekedar melihat rumahnya serta mengawasinya. 

Hatinya menjadi sedih, ketika lelaki itu mempunyai pacar lalu menikah. Tina hanya bisa menangis diatas loteng tempat biasa ia menyendiri. “Sedih Tuhan, saya kan suka dengan kakak itu, tetapi sekarang dia dengan orang lain.” 

Tina menangis menumpahkan sedihnya dan juga menuliskannya di buku diarynya. Selalu itu yang ia lakukan bila mengurangi rasa sedihnya, mencurahkannya pada lembaran buku Diary.  Oleh sebab itu , ia lebih memilih menjadi penyediri. 

“Saya, tidak bisa bergabung dengan teman-teman saya. Mereka menjauhi saya, kenapa? Apa karena saya kurang cantik , kurang mampu dan tidak bisa nyambung dengan apa yang mereka bicarakan?” begitu keluh kesah Tina yang ia tuliskan di dalam Diary. 

“Tetapi semua itu berubah perlahan sejak saya diketahui bisa mengajar teman-teman bahasa Inggris, mereka jadi senang berteman dengan saya. Tidak sia-sia ayah menyuruh saya kursus. Bahkan , ada seorang anak laki-laki yang manis saat ini dekat dengan saya, seneng deh .”  Tina tersenyum simpul membayangkan kenangan yang ia tulis.

Belum lagi usai mukanya tersenyum membaca catatan hariannya, mukanya berubah ketika membaca tulisannya mengenai kakaknya. “Kenapa kakak membenci saya ya? Kenapa dia selalu bicara sinis kepada saya? Ia selalu dibela ayah, apapun selalu didahulukan kebutuhannya dibandingkan dengan saya. Kadang, saya berusaha lebih keras tanpa sepengetahuan ayah untuk memenuhi kebutuhan saya. Saya merasa ayah pilih kasih. 

Kakak juga tidak pernah mau kalau saya bergabung dengan teman-temannya apalagi mengenalkannya kepada mereka. Kakak memang pintar dan saya selalu untuk meniru dia. Pernah saya jadi kesel dengan kakak kalau dia sudah keterlaluan dan pasti kami bertengkar. Tetapi selalu saya yang disalahkan.

Ibu, juga tidak terlalu membela saya, bahkan pernah saya dipukul padahal saya tidak bersalah. Untung ada kamu Diary, jadi saya bisa cerita apapun. Saya tidak bisa cerita ke siapa-siapa semuanya saya simpan sendiri. Sedih deh,  Saya pingin, suatu hari kakak bisa sayang saya.” Tanpa disadari butiran hangat terasa di pipi tembemnya.

Lalu lembaran berikutnya bercerita tentang masa sekolah, ujian dan suka-sukaan dengan seorang teman sekolah Tina. Pada saat SMA, Tina sakit parah dan harus dirawat dirumah sakit. Di situ dia merasakan perhatian keluarganya tercurah dengannya. Dia mengalami antara hidup dan mati. 

Tina pernah hampir merasakan pergi dari raganya, dan melihat cahaya putih datang kepadanya. Tetapi sebuah suara mengatakan bahwa itu belum waktunya dan tugasnya belum selesai. Sejak itu perlahan penyakitnya sembuh, tetapi tidak lama perhatian keluarga yang pernah ia dapatkan sewaktu sakit tidak ia dapatkan lagi. 

Kemudian tulisan di diary itu juga bercerita , Tina jatuh cinta terhadap seorang teman sekolahnya. Mereka berpacaran , namun hanya sebentar saja. Entah alasan apa, Tina ditinggalkan begitu saja. Susah untuk meminta penjelasan darinya yang ia ketahui selanjutnya ada perempuan lain.  Juga dengan lelaki yang selanjutnya yang jadi pacarnya hanya menjadikannya wanita kedua saja. 

“Saya merasa seperti dipermainkan. Ketika saya mengharapkan seseorang dapat mencintai saya, ternyata seperti ini yang saya dapatkan. Hanya kekecewaan dan sakit hati.Apa mereka tidak tau kalau ini sudah menyakitkan hati saya?” 

Suatu waktu ia mendapatkan seorang yang baik, yang benar-benar jadi pendamping hidupnya , tetapi , takdir berkata lain. “Saya merasa kosong dan hampa. Jika Tuhan sedang mempermainkan hidup saya, Ia berhasil. Tepuk tangan buat Nya terima kasih telah mempermainkan hidup saya!’ maki Tina di dalam diarynya kepada Tuhan.

“Kenapa saya tidak diijinkan oleh Nya untuk merasakan cinta? Di mana sabdaNya yang bilang Aku mengasihimu, dan lain sebagainya itu? Saya tidak pernah merasakan itu!”. Tak kuasa hati Tina membaca tiap kalimat yang dia tulis sendiri waktu itu. Ada perasaan bersalah. Memang sudah lama ia tidak menyentuh kotak itu ataupun mengisi diary dengan tulisannya lagi. 

Saat ini , setelah setiap kejadian yang menyedihkan menimpa hidupnya, ia hanya ingin belajar bersyukur. Benar-benar bersyukur dari dalam hati tanpa ada kemarahan dan apapun kebencian karena perlakukan orang-orang yang tanpa mereka sadari telah menyakiti perasaannya, menimbulkan kebencian di hatinya. 

Masa lalu Tina memang kelam dan tidak pernah ia merasakan bahwa dicintai dengan tulus.  Tetapi Tina tidak ingin melampiaskan apa yang ia alami kepada orang lain dan juga tidak ingin dipendam sendirian. Ia menutup kotak masa lalunya dan menyimpan semua kenangan tersebut disana. 

Toh, dari kejadian yang telah ia alami, dia banyak belajar dari pengalamannya sendiri. Menjadi kuat dan mandiri jika ada masalah. Dan dalam doanya sebelum tidur, dia memohon agar dapat berdamai dengan masa lalunya. Juga berterima kasih karena menjadi orang yang sangat istimewa karena dapat mengalami hal yang seperti itu. 

Jakarta, 23 November 2010
Veronica setiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)