Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Selasa, 29 Maret 2016

( CerBer-2 ) Misteri Penjaga Pintu Komplek.

Cerita sebelumnya: Cerber 1

Komplek perumahanku dan disekitarnya rumah minimalis , tapi aku suka dengan suasana yang tidak terlalu bising. Aku memang belum terlalu akrab dengan tetanggaku. Sekali itu saja rumahku menjadi tempat ibu-ibu komplek untuk arisan. Hal itu karena sebagai warga baru , aku ingin memperkenalkan diri.

Pagi ini aku ingin sekali mengelilingi komplek. Biasanya hanya tidur dan mengurung diri di rumah setiap liburan. Aku mau melihat seperti apa lingkungan tempat tinggalku ini. Aku menyapa para ibu yang aku kenal waktu arisan. Aku teruskan kakiku berlari kecil sambil memasang lagu dari headset smartphoneku. Dan sampailah aku di pintu gerbang belakang.

Aku sungguh terperanjat tidak percaya apa yang aku lihat. Perlahan aku menghampiri pintu gerbang yang ternyata banyak ditumbuhi tumbuhan merambat. Portal gerbang yang sebagai penutup jalan menuju komplek pun sudah tinggal tuasnya saja. Dan pos penjaga tempat bapak itu biasa berdiri, tak lebih hanya sekumpulan tumbuhan merambat dan sarang tikus.
**

Perlahan aku membuka mata. “Hai, kamu sudah bangun?” tanya Boby , kekasihku yang sudah duduk di tempat tidurku. “Kamu tidur kok lama sekali , jam berapa nih? Katanya kita mau lihat pameran prawedding di JCC. Ayo bangun!” Boby menarik selimutku.

Boby memang bukan pria romantis tetapi dia sangat perhatian padaku. Ketika aku akan melangkah ke kamar mandi, sebuah pelukan dan spontan ia mencium bibirku. Dengan sigap aku segera mengalihkan badannya, “Iih, aku belum mandi tau.” Jawabku sambil melepas pelukannya. Boby hanya tertawa gemas.”Cepat ya, aku tunggu di ruang tamu.”

Selesai mandi , ku lihat jam di kamar. Hampir pukul 11 siang. Dan ku cek handphone ada 7 kali miscal dari Boby. Waktu berdandan, aku agak sedikit memikirkan ada yang aneh padaku. Bukankah aku olahraga pagi mengelilingi komplek? Kenapa menjadi bangun kesiangan seperti ini?

“Sayang…. Sudah belum dandannya? Aduh kamu tuh ada apa sih? Masih ngantuk?” Panggilan Boby membuyarkan lamunanku. Ia sudah dipintu kamar. “Kamu sudah cantik kok, sudah siap?” senyum Boby penuh arti yang dalam dari seorang pria. Aku senang dekat dengannya. Dia segalanya bagiku. Ketika ia melamarku, aku tidak dapat menolak. Aku mencintainya.

Kami meninggalkan rumah. “Sayang, kita lewat pintu belakang komplek saja. Lebih dekat ke jalan.”pintaku yang sekaligus ingin menjawab rasa ingin tahu. Boby memutar setir mobil mengikuti keinginanku. Dan ketika beberapa meter mendekati pintu itu, aku terkejut akan kerumunan orang disana. Aku sedikit kesal karena takut terlambat sebab pameran yang akan aku datangi ini sudah hari terakhir. 

Aku dan Boby mencoba mencari tahu apa yang terjadi. “Itu ada yang pingsan.” Aku kesal dengan orang-orang yang hanya bisa menonton tapi bukan membantu. “Kenapa hanya didiamkan saja?” tanyaku kesal kepada mereka.

Aku terkejut melihat pakaian, sepatu dan wajah perempuan yang tergeletak. “Hah?! Ini kan, aku sendiri??” Aku melayang, memandang sekitarku gelap, aku dan tubuhku disini.
**

(Bersambung..)

Coretan by Veronica Setiawati
@g1g1kel1nc1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)