Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Sabtu, 19 Maret 2016

Arbey

Arbey adalah seorang gadis yang hidup di sebuah desa yang sangat miskin. Arbey selalu membantu ibunya untuk mencari rejeki demi makanan sehari-hari. Ia bersama ibunya yang selalu berusaha sedangkan Ayahnya hanya sibuk dengan kumpulan di desanya.
 
Tiap kali ayah Arbey pulang kumpul-kumpul, bila tidak didapatinya makanan di atas meja, ia mengamuk. Ia memaki ibu Arbey dan memecahkan segala yang ada disekitarnya.
 
"Istri macam apa kamu! Tidak bisa melayani suami." Setelah puas memaki, ia pergi keluar dan sore menjelang malam baru kembali. Atau bisa juga dua hari baru kembali.
 
Ibu Arbey sepertinya sudah terbiasa menerima perlakuan kasar suaminya. Ia selalu menanggap dirinya yang salah atau ceroboh sehingga suaminya bersikap seperti itu. Arbey iba kepada ibunya dan menyimpan kemarahan besar kepada ayahnya. Suatu hari, ibu Arbey sakit parah. Dan karena ibunya butuh berobat, Arbey mencari ayahnya.
 
Arbey berhasil menemukan ayahnya di sebuah kedai minuman. Ia sedang ditemani seorang perempuan lain.  "Ayah, pulang. Ibu sakit parah."
 
"Hei Mahmud, anakmu datang!" teriak seorang pria dalam kedai itu. Pria yang adalah ayah Arbey itu menoleh.
 
"Kenapa? Ibumu sakit? Biar dia mati sekalian. Aku sudah ada pengganti ibumu disini."
 
Arbey dengan sedih meninggalkan ayahnya yang tidak perduli dengan ajakannya. Samar Arbey mendengarkan mereka tertawa yang membuat Arbey semakin benci kepada ayahnya.
 
"Hai Mahmud, anakmu cantik. Jadikan aku suaminya."
"Sembarangan! Bukan dengan situ calon mantu.. Anak orang kaya yang pastinya. hahaha." Mereka semua tertawa tanpa memperdulikan perasaan seorang anak gadis yang merasa direndahkan.
 
Arbey hampir tak dapat bernafas ketika dilihatnya bendera kuning di depan rumahnya. Para tetangga telah berdatangan di rumah yang sangat sederhana itu.
 
"Ibuu!" teriak Arbey di depan jenasahnya. Ibu-ibu yang sedang membacakan ayat-ayat suci ikut meneteskan airmata melihat kepedihan hati anak gadis itu.
 
"Ibu jangan tinggalin Arbey. Arbey takut sendirian." isak Arbey. Seorang ibu yang terharu melihat kesedihan Arbey memeluknya dengan hangat.
**
Arbey mengunjungi makam yang dua tahun ini tidak ia kunjungi. "Maafin Arbey, Bu. Arbey sangat lama pergi."
 
Arbey mencabuti rumput yang memenuhi makam orang yang sangat disayangi itu. Arbey meletakkan kepalanya diatas nisan. "Ibu, Arbey kangen ibu".
 
Rupanya sejak ditinggalkan ibunya, Arbey mencoba melarikan diri dari ayahnya. Ia meminta secara paksa supaya Arbey menikah dengan cukong kaya.
 
" Ayah aku tidak mau. Aku masih ingin sekolah." rengek Arbey memohon belaskasihan.
Ayahnya tetap pada pendiriannya dan tidak perduli permohonan anaknya itu. Arbey akan dijadikan sebagai istri keempat cukong kaya itu.
 
Hari yang ditentukan tiba. Arbey tak bisa melawan kehendak ayahnya yang sudah menerima bayaran pernikahan tersebut. "Aku percayakan anak gadisku padamu Boss." Ia tertawa senang karena men dapatkan jumlah yang banyak.
 
"Pokoknya saya maunya beres. Tolong kamu atur pernikahan ini seminggu lagi."
Jadilah hari pernikahan itu , Arbey duduk di pelaminan pada pernikahan yang tidak dia impikan. Arbey ingin berlari tetapi ayahnya terlalu kuat menahannya. Arbey seperti sapi perahan ayahnya untuk mendapatkan uang dengan cepat.
 
Arbey memang menjadi istri yang paling dimanjakan oleh cukong kaya itu. Hal ini yang membuat para istri lainnya cemburu padanya. Ada saja perlakuan yang ditujukan mereka kepada Arbey. Kekerasan verbal terutama sering mereka lontarkan. Sampai pada suatu hari mereka membuat kesepakatan untuk menyingkirkan Arbey.
 
Mereka membuat skenario layaknya membuat film, bahwa Arbey pergi dari rumah tanpa pesan. Ia menceritakan pada suami mereka kalau Arbey sudah memiliki laki-laki lain.
Ternyata berhasil , sang cukong itu percaya dan mencari Arbey serta pasangan selingkuhnya itu. Mereka diadili oleh anak buah di depan cukong itu.
 
"Saya tidak kenal laki-laki itu,Pak. Saya difitnah."kata Arbey menjawab tuduhan yang tidak sebenarnya. Tetapi tekanan dari para istri cukong itu semakin menyudutkan Arbey hingga suaminya memutuskan menceraikannya.
 
Arbey dikembalikan kepada Ayahnya. Namun, bukan kasih sayang dan pelukan hangat yang ia dapatkan melainkan caci maki dan tamparan yang ia terima. "Dasar bodoh! Seharusnya kamu bersyukur dapat suami yang kaya. Ini malah bertingkah. Mau apa kamu sebenarnya?"
 
Arbey menangis , jiwanya ketakutan bercampur marah. Ia tak bisa melawan hanya mampu memukul lantai kuat-kuat sebagai bentuk protesnya atas hidup yang gila ini.
 
Dan di makam ibunya ini, Arbey berniat untuk menyusul ibunya. Namun, niat itu dicegah oleh seorang pria yang kebetulan juga berada di situ.
 
Siapakah laki-laki itu dan apa yang terjadi pada Arbey selanjutnya? Tunggu dan saksikan lain waktu. 
Arbey..
 
Coretan by : Veronica Setiawati
@g1g1kel1nc1
19 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)