Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Selasa, 22 Maret 2016

Arbey - 2

Arbey menghentikan usaha bunuh dirinya. Ia menatap pria yang berdiri di depannya.

"Biarkan aku mati!" tangis Arbey karena pria itu datang dan melepaskan pecahan kaca itu dari tangannya.

"Apa kamu tega membiarkan ibumu ini menangis dalam kuburnya melihat perbuatan bodohmu?" Arbey terdiam dan hanya mengusap tanah pusara dengan tangannya.

Pria itu adalah tetangga Arbey. Ia datang bersama ibunya. Dengan terbata-bata Arbey menceritakan apa yang terjadi padanya.

Sejak pertemuan itu pria yang bernama Hardy itu mulai dekat dengan Arbey. Hari demi hari mereka menjalani hubungan mereka secara sembunyi. Mereka takut, terutama Arbey dengan statusnya dan terlebih kepada ayahnya.

Sampai suatu hari niat Hardy untuk melamar Arbey tak sanggup lagi ia sembuyikan. Ia menemui ibunya dan memohon bantuannya untuk meminang Arbey menjadi istrinya.

"Kamu yakin dengan keputusanmu itu?" tanya ibunya. "Kamu sudah pertimbangkan dengan matang ,Nak?" Hardy menyatakan siap. Ibunya tidak bisa bertanya apapun kepada anak lelakinya itu.

**
Istri ayah Arbey masuk ke kamar dan  dengan paksa ia membangunkan Arbey yang sedang tertidur. "Maaf, Bu. Badanku lemas hari ini."

Istri ayah Arbey pun tidak menunjukkan rasa belas kasih kepadanya. Ia terus memaksa Arbey untuk bangun dan segera melakukan tugasnya di rumah. Ancaman akan diadukan kepada sang ayah membuat Arbey terbangun, walaupun hari itu ia sangat mual.

Arbey tidak ingin ada keributan karena dirinya, diantara ayahnya dan istri barunya itu. Setiap hari sejak dipulangkan oleh mantan suami, Arbey membantu usaha warung milik ayahnya itu. Karena modal dari mantan suaminya yang cukong itu, kini ayahnya membuka sebuah warung kecil.

Pengunjung warung kecil itu semakin hari semakin banyak sejak Arbey tinggal di rumah. Terlebih sejak Arbey kembali ke rumah itu. Para lelaki terutama, sangat ingin dilayani oleh dia.

Sejak kembali ke rumah juga Arbey mengetahui perselingkuhan ibu tirinya. Selama ini tanpa diketahui oleh ayahnya , istrinya itu memiliki hubungan dengan pria dari luar desa. Orang tersebut biasa membawa barang-barang untuk kebutuhan warungnya. Dengan mobil bak terbuka, ia selalu mengantarkan pesanan seminggu dua kali.

Tanpa sengaja, suatu hari Arbey  memergoki mereka di dapur sedang bercanda mesra layaknya anak remaja yang dimabuk cinta. Arbey menyimpan rahasia itu dan berusaha mencari waktu yang tepat untuk memberitahukan ayahnya.

Namun naas hari itu, Arbey benar-benar tidak bisa sembunyikan lagi perbuatan mesum mereka. Arbey menyiram mereka berdua dengan air bekas ngepel lantai. "Keterlauan kalian berdua!" teriak Arbey dan membanting ember dekat tempat tidur.

Laki-laki itu yang baru telanjang dada itu panik dan segera berlari dan membekap Arbey. "Kurang ajar kamu, ya. Berani kamu melawan saya?"  Suaranya berburu dengan napasnya ditelinga Arbey.

Istri ayah Arbey segera menutupi tubuhnya dengan pakaiannya. "Apa yang harus kita lakukan?" Arbey terus meronta berteriak mi ta tolong. Ia berusaha supaya dapat lepas dari cengkaraman tangan mereka.

"Diaaam!" teriakan keras ibu tiri seakan ingin menelan Arbey. Matanya menatap tajam ke mata Arbey. Mulut Arbey dibekap oleh tangan si pria itu dan ibu tirinya berusaha sekuat tenaga untuk mengikat kaki dan tangannya. Arbey semakin kuat memberontak.

Mereka semakin panik takala terdengar suara tamu yang datang ke warung mereka. Ibu tirinya menemui tamu tersebut. Ia bersikap tenang melayani apa yang mereka beli tanpa menimbulkan curiga apa yang sedang terjadi di dalam rumahnya.

Arbey berusaha untuk untuk melepaskan diri namun tenaga lelaki itu lebih kuat menyeretnya ke dapur. Bunyi gaduh di dapur sempat menimbulkan pertanyaan tamu pembeli warung.

"Mungkin ada kucing berkelahi. Mau belanja apa, Bu?" Ibu tiri Arbey berusaha untuk mengalihkan dengan terus mengajak ngobrol di jalan depan rumah. Selesai melayani tamu itu, ia tak mendengar lagi suara. Segera ia berlari ke belakang. 

Arbey tergelak di lantai dan darah segar keluar dari kepalanya. Dan ada bercak darah juga mengalir ke kaki putihnya. Lelaki itu hanya bersimpuh di sisi tubuh Arbey yang tak bergerak. Meja kursi bergeser dari tempatnya, pecahan botol dan piring gelas di atas meja jatuh berantakan.

Pipi pria itu berdarah terbeset benda tajam. "Dia terpeleset dan membentur tembok. Dia sempat memukul kepalaku dengan botol ini." Ia menjelaskan dengan nafas tersengal.

"Apa dia mati?" tanya ibu tiri Arbey panik lalu mengecek jarinya di bawah lubang hidung gadis muda itu. "Kang, cepat kita singkirkan dia. Jangan sampai Ayahnya datang. Bisa dihabisi nyawa kita."

Mereka mulai membagi tugas. Dibereskan segala yang berantakan di dapur. Warung juga di tutup. Dibungkusnya tubuh Arbey dengan kain. Setelah itu , ia membereskan air yang berceceran di kamar tidur depan.

Pria itu mengambil kendaraannya yang biasa dipakai untuk anteran barang. Kini mobil itu di parkir dekat dapur. Biasa dilakukan bila ada yang retur barang. Sebentar beberapa orang lewat dan mereka saling bertegur sapa.

Setelah dilihat kondisi aman, tubuh Arbey dibawa dan di letakkan di bak belakang , ditutupi kain dan barang. Mereka mencari tempat yang sepi untuj membuang tubuh itu.

**
Hardy telah siap malam ini untuk datang menemui calon istrinya. Ia telah mempersiapkan batinnya bertemu dengan calon mertua. Ibunya pun turut mendampingi niat baik anaknya tersebut.

"Pak, Arbey tidak ada!"teriak panik Istrinya itu. " Memangnya kamu tidak tahu ke mana dia pergi?" Ia sedang memulai cerita kebohongannya. Arbey pergi karena dirinya tidak bisa menerima kehadiran ibu baru, pengganti ibu kandungnya. Kata makian keluar deras dari bibir ayah Arbey mengetahui alasan anak perempuannya itu pergi dari rumah.

Mimpi indah jejaka itu akhirnya kandas. Ibunya memandang iba kepada anak lelakinya itu. Ketika di dengarkan calon istrinya pergi. Ada rasa tidak percaya yang dirasa janggal dari ucapan suami istri calon mertuanya.

"Di mana Arbey? Tidak mungkin dia seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Hardy sepanjang perjalanan menuju rumah.

** Kira-kira apa yang terjadi ya selanjutnya?? Semoga saya bisa ketemu ide lagi untuk melanjutkan cerita ini hehe..

Coretan by : Veronica Setiawati
@g1g1g1kel1nc1

21 Maret 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)