Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Selasa, 27 September 2011

Sepanjang Perjalanan Ziarek

Apa saja yang dapat dilihat selama perjalanan panjang Ziarek tanggal 30 Agustus - 03 September 2011 dari Jakarta, Kediri, kemudian menuju Ganjuran, Ambarawa, Rawa Seneng - Temanggung dan berakhir di Weleri sebelum akhirnya esok paginya tiba di Jakarta.

Jakarta sudah sepi dari kendaraan sehingga perjalanan menuju Rest Area cikampek lebih cepat daripada sehari-harinya. Karena bus yang kami tumpangi berhenti cukup lama dan akan melanjutkan perjalanan lagi yang cukup jauh, saya turun untuk ke toilet. Heran, kenapa toilet wanita itu selalu penuh dan antri pula?

Antrian panjang dan penuh bukan hanya terjadi saat berangkat tetapi dalam perjalanan pulang. Di SPBU akan terlihat toilet yang sudah antri beberapa orang untuk masuk ke dalam. Dan lebih repotnya lagi, harus siapin uang recehan jika selesai dari toilet. Walaupun bayar, kadang ada juga loh toilet yang bau dan tidak bersih! :D

Nah, selain toilet ada lagi neh tempat yang lebih enak dikit yakni sebuah tempat makan. Hehe.. maaf loh pembukaan cerita ga enak banget ya ..

Saya tidak ingin menceritakan makanan yang dijual disana, tetapi di Pring Sewu-nama tempat makan tersebut, menawarkan kepada saya bibit pohon. Yes, bibit pohon durian yang gratis bisa dibawa pulang. Karena pohon durian itu butuh satu halaman yang luas, apalagi ia termasuk memiliki batang pohon yang besar maka saya tidak bisa mengambilnya. Kecuali, bibit tersebut dapat tumbuh di pot atau pohon bonsai saya mau ambil. :D

Tetapi saya suka penjelasan dari pegawai rumah makan ini yang menceritakan kalau restoran ini sudah mulai untuk ikut serta dalam penghijauan lingkungan hidup. Beberapa foto dari kegiatan untuk lingkungan hidup dapat dilihat setiap pengujung tepat di pintu masuk restoran. Selain itu, dia juga bercerita kalau bibit tanaman yang diberikan tersebut berasal dari biji buah yang dibuat juice.

Beberapa brosur dan peta jalur kendaraan juga disediakan tempat makan ini. Seperti tempat tujuan wisata Curug Cipendok, Masjid Saka Tunggal, dan lainnya sepanjang Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen. Saat kami sedang berbincang , banyak yang mendekat dan ikut mengambil brosur tersebut.

Restoran ini juga menyambut kedatangan kami saat turun dari bus dengan tari-tarian khas daerah setempat. Musik dan gerakannya seperti yang saya lihat di alun-alun Cilacap. Sangat menghibur! :)

Lalu saat bus tiba di Ganjuran dari perjalanan panjang yang penuh kemacetan dari Kediri. Malam itu ada sebuah perayaan ekaristi yang dengan gaya tradisional Jawa di pelataran Candi Hati Kudus Yesus-Ganjuran. Para iringan yang memasuki pelataran Candi selain misdinar mengenakan pakaian adat Jawa. Namun sayang, saya tidak dapat mengikuti perayaan yang tidak pernah saya lihat seperti ini karena saya dan teman-teman rombongan harus melanjutkan perjalanan menuju kota Jogya untuk bermalam.

Saat pagi hari dalam perjalanan menuju Sendangsono dari kota Jogya, pak supir bus kami memberitahukan desa di sekitar Magelang yang hancur karena erupsi merapi. Saat bus melintasi rumah-rumah penduduk yang saat ini sudah kosong dan tinggal puing-puing, pak supir memberitahukannya kepada kami semua yang ada di dalam bus dan jalan dimana kami lewati ini pernah ditutup saat erupsi terjadi. Saya melihat dari balik kaca bus kondisi yang memilukan hati. Rumah yang hancur dan rata dengan debu serta pasir dari letusan gunung.

Kekeringan juga melanda sebagian kota ini. Apalagi saat perjalanan dengan angkot sejauh 7 km menuju Goa Maria Sendangsono. Pak Supir angkot yang bernama Pak Dar itu memberitahukan hujan belum juga turun sudah hampir setengah tahun ini. Jalan menuju Sendangsono memang mengerikan, berliku-liku dan hanya untuk mobil kecil bukan untuk bus besar. Sepi dan tidak ada lampu yang menerangi jalan tetapi bagi pak Dar hal itu tidak masalah karena dia sudah terbiasa melewatinya dan sudah hafal jalan yang dilalui.

Sendangsono tempat yang sangat indah tata letak bangunannya.Sehingga pantas saja diberikan penghargaan arsitektur terbaik. Di tengah komplek Gua Maria Sendangsono terdapat sebuah bangunan yang atapnya berjumlah tiga dan diatas masing-masing puncak atap tersebut terbagi tiga. Bangunan tersebut yang saya dengar adalah karya dari Romo Mangun.

Tempat yang lain yang berkesan buat saya adalah Pertapaan Rawa Seneng. Saat bus memasuki tempat yang sunyi , gelap dan jauh dari keramaian, saya bertanya dimana ini? Pertapaan Rawa Seneng adalah sebuah tempat pertapaan para rahib khusus pria. Mereka tinggal disana dan membaktikan hidupnya dalam doa. Di tempat tersebut ada sebuah perternakan sapi yang berasal dari Australia. Para pekerjanya adalah penduduk lokal. Ternyata banyak juga yang datang ke tempat tersebut.

Selain tempat yang dikunjungi serta yang dilewati dalam perjalanan , kondisi jalan yang macet juga mempengaruhi. Maklum saja saat kami pergi ini adalah liburan yang cukup panjang menyambut hari raya Idul Fitri.

Tetapi, walaupun perjalanan panjang bersama teman-teman dari berbagai paroki di Jakarta tetap membawa kesan tersendiri. Bahwa seluruh perjalanan digunakan sebagai bentuk kerinduan kepada Tuhan dan bukan hanya sekedar jalan-jalan ataupun rekreasi. Semoga kasih karunia Tuhan yang telah dirasakan selama perjalanan ziarek, membuat saya dan teman-teman semakin dekat kepada Tuhan. :)

salam,
veronica setiawati
email : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)