Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Minggu, 11 September 2011

Coretan Rohani : Mengampuni

Saya selalu dihadapkan dengan kata ini, "Mengampuni". Dan entah mengapa pula dalam salah ujud doa yang aku sampaikan di hari terakhir perjalanan ziarek saya bersama dengan teman-teman KSK Widyakarya , yang berpusat di Paroki Theresia - Menteng, adalah untuk kesatuan NKRI. Tetapi saya percaya, Tuhan akan menggerakan hati banyak orang demi kesatuan NKRI.

Tidak ada hal yang lebih indah dan membuat hati tenang kecuali mengampuni. Lalu hasilnya adalah terjadinya pemulihan hubungan yang semula retak menjadi satu kembali. Mungkin ada yang tidak percaya kalau mengampuni bisa menyembuhkan penyakit atau membuat hubungan menjadi baik kembali. Tetapi, sungguh banyak terjadi mukjizat karena mengampuni dan banyak orang yang bersaksi karena saya mengampuni, saya sembuh, keluarga saya dipulihkan dan hidup saya damai.

Lalu, siapa yang diampuni? Orang-orang yang telah menyakiti perasaan kita. Biasanya orang yang paling dekat. Mereka mengucapkan kata-kata yang membuat kita marah atau mereka yang meninggalkan kita.

Saya pun dulu merasa mengampuni itu sangatlah sulit. Berulang kali saya mencoba setiap kali rasa benci itu muncul. Saya sampai menangis dalam doa supaya Tuhan membantu saya mengampuni. Saya merasa capek dan lelah bila harus menahan rasa marah, benci dan dendam kesumat di dalam hati saya. Dan saya merasa hubungan saya dengan sesama semakin jauh. Bahkan Tuhan pun hilang dari doa-doa saya.

Lalu apa yang saya lakukan? saya minta ampun kepada Tuhan. Berjanji untuk mengampuni siapun termasuk juga keluarga saya. Itu pun saya tidak mampu melakukannya dengan kekuatan saya sendiri. Oleh sebab itu saya datang kepada Tuhan yang kata orang Dia itu baik, maha agung dan sebutan lainnya.

Saya mencari-Nya dengan segenap hati dan memohon pengampunan untuk bebaskan saya dari kebencian, kemarahan dan semua yang menghalangi saya hidup damai. Dan Ia pun menjawab dan pengampunan itu dimulai di dalam keluarga saya. Sejak itu , saya berusaha di dalam hidup saya untuk selalu mengucap syukur. "Terima kasih Tuhan.."

Ketika saya mengikuti ziarek lagi bersama teman-teman KSK Widyakarya tanggal 30 Agustus 2011 - 03 September 2011 sebagai ungkapan syukur saya. Tetapi, kata-kata pengampunan itu tidak pernah lepas dari saya dan di tambah dengan kerukunan.

Seperti yang saya terima saat berdoa di Gua Maria Pohsarang. Kalimat yang diulang-ulang membuat saya terharu dan menangis tersedu-sedu. Kalimat ini pun ada pada saat ibadat Misa sebelum salam damai. "Ampunilan kami , Jangan memperhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman gerejaMu dan restuilah kami untuk hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendakMu."

Kedua, saat di Gua Maria Ambarawa. Saya berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus. Saya tidak berani untuk masuk ke dalam Kapel Adorasi. Saya berdoa di depan pintu kapel. Di situ saya memohon dengan sangat rahmat pengampunan dan pemulihan hubungan yang sudah retak.

Adalah rencana Tuhan, membawa saya datang ke tempat ini lagi. Di sinilah saya pernah bertemu dengan seseorang yang akhirnya menyakiti saya, meninggalkan saya dan membuat luka yang dalam. Tetapi saat saya datang lagi, di hadapan Yang Mahakudus, saya berdoa mohon pengampunan dan bila suatu saat dipertemukan , saya ingin meminta maaf padanya.

Ternyata, pada saat di persekutuan doa yang telah dibuka kembali pada tanggal 8 September 2011 juga sama renungan yang dibawakan adalah mengenai Mengampuni. Bagaimana kesaksian dari seorang pengajar , Monica Meifung. Ia dulu adalah Kepala Sekolah saat saya ikut SEP Mudika angkatan ke 4 di Shenikah. Lalu ia kami panggil dengan nama Ci Meifung.

Ia menceritakan bagaimana ibunya yang selama dua puluh tahun menikah tetapi mengalami kekerasan fisik dan batin dalam rumah tangga dan tampak seperti mayat hidup. Hingga terbesit keinginannya untuk bunuh diri.

Tetapi karena si ibu melihat Ci Meifung kecil dan adiknya , niat tersebut dibatalkan dan keinginan hidup kembali muncul. Setelah suaminya meninggal, ia bertobat dan ia selalu berdoa untuk suaminya , mohon pengampunan baginya dan suaminya selama suaminya masih hidup. Cintanya kepada suaminya tak pernah putus walaupun selama menikah dengannya mengalami hidup yang sengsara tetapi ibunya mau terus mengampuni dan mendoakan untuk setiap kesalahan suaminya.

Bagaimana Ci Meifung bercerita tentang kasih ibunya terhadap suaminya yang telah banyak meninggalkan luka batin dihatinya, tetapi sang ibu tetap meluangkan waktu untuk mendoakannya itu membuat mata Ci Meifung berkaca-kaca. Saya tak kedip menatapnya karena saya duduk paling depan dan merenungkan cerita itu di dalam hati saya. Dan dengan cerita itu pula yang saya sampaikan, akhirnya salah seorang dari sanak keluarga saya terselamatkan dan ia juga sembuh.

Dan terakhir , saat mengikuti Misa hari Sabtu. Kembali pengampunan itu diangkat menjadi tema minggu ini. Bahwa mengampuni itu tidak cukup sekali, tetapi berulang ulang kali.

Dan cerita pengampunan itu bukan tanpa arti selalu dihadapan dengan saya. Sebuah mukjizat sungguh terjadi di sanak keluarga saya yang lain dan hati saya percaya, bahwa Tuhan sungguh baik. Ia tidak membedakan orang!

semoga tulisan ini dapat memberikan pencerahan dan membuat kita mengambil keputusan untuk mengampuni. Tuhan Memberkati!

sumber gambar : Google.com ( searching : Gambar Pengampunan )

Salam,
Penulis : Veronica Setiawati
email : g1g1kel1nc1@yahoo.com.au
fb : kumpulanresensibuku
www.veronicasetiawati.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)