Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Jumat, 10 Juni 2011

Problem Cinta Dalam "LOVE"

Suatu hari, saya melihat tayangan film Indonesia yang pernah berada di bioskop di salah satu tivi swasta. Judulnya sederhana, hanya empat huruf, L/O/V/E. Ceritanya juga seputar asmara dan permasalahan dari masing-masing pasangan.

Love, bukan sebuah kisah picisan tetapi lebih mengedepankan sisi manusia yang butuh kasih sayang dan perhatian. Cinta bukan hanya melulu dimiliki oleh anak muda namun juga ternyata para orangtua pun merasakannya.


Adalah lima pasangan yang berbeda latar belakang, usia , status sosial dan masalah percintaan mereka. Namun kelimanya dapat digabung dalam satu film yang apik dan tak kehilangan makna cerita.Seperti kisah kumpulan cerpen dalam sebuah buku.

Mengikuti alunan lagu "Sempurna" yang dinyanyikan ulang oleh Gita Gutawa, diperkenalkanlah tokoh-tokoh utama dari cerita LOVE. Pemain-pemain terkenal dan kawakan seperti Alm. Sophan Sophiaan dan Widiawati, Irwinsyah dan Laudia Cyntia Bella, Fauzi Baadilah dan Acha , Surya Saputra dan Wulan Gurinto dan terakhir Darius Syntaria dan Luna Maya.

Kisah masing-masing pasangan berbeda beda dan beragam. Namun kehebatan dari film ini, seolah-olah para tokoh tersebut saling berdekatan. Padahal, kehadiran mereka hanya saling melengkapi sehingga jalan cerita jadi mudah dicerna dan dipahami. Tetap saja, mereka memiliki masalahnya sendiri-sendiri dan penyelesaiannya.

Kisah dari pasangan suami istri Widiawati dan Sophan Sophiaan begitu menyentuh saya. Bagaimana seorang Lestari yang diperankan oleh Widiawati mampu menerima kekurangan "Pak Guru" demikian tokoh yang diperankan oleh Alm. suaminya.

Pak Guru yang menderita Alzhaimer , penyakit yang menyerang sebagian memorinya. Sehingga dia selalu mengulangi rutinitas kehidupan hari-harinya dan tidak ingat akan hal-hal baru yang terjadi dalam hidupnya. Bahkan ia tidak mengingat nama cucunya sendiri dan yang ia ingat adalah nama anaknya Amir. Padahal, Amir sudah meninggal dan Arif, cucunya yang bersamanya saat ini.

Saya terharu bagaimana perhatiannya Lestari kepada Pak Guru Nugroho bahkan rela mendampinginya dalam kesehariannya. Cintanya mampu menerima ketidaksempurnaan Pak Guru.

Tak kalah menariknya adalah kisah dari Rama yang diperankan oleh Fauzi Baadailah yang berubah sejak bertemu Iin ( Diperankan oleh Aca ), gadis kampung yang sedang mencari kekasihnya ke Jakarta. Rama yang akhirnya mampu mencintai Iin setelah ia mengalami patah hati saat kekasihnya menikah dengan abangnya sendiri. Perjuangan berat kedua insan yang ingin melupakan kebodohan yang telah mereka lakukan dan kesia-siaan karena mengharapkan cinta yang sudah menjadi milik orang lain , akhirnya membuat mereka bersatu.

Demikian juga dengan kisah dua penulis yang dipertemukan di sebuah toko buku. kehadiran Tere , yang diperankan Luna Maya akhirnya pun mampu membuat jiwa nyamannya Awin ( diperankan oleh Darius ) tersentak. Perhatian yang lebih dan kejutan yang diberikan Tere tidak siap ia terima sebab dari keluarganya pun tak pernah melakukan hal tersebut kepadanya. Bahkan saat tulisannya akan diterbitkan, Awin marah kepada Tere. Konflik berakhir saat Awin siap untuk menerima perubahan dan menyatakan cintanya kepada Tere.

Kisah mengharukan juga berasal dari dua remaja Irwisyah dan Bella yang menjadi pengisi suara di awal film ini. Dinda yang diperankan oleh Bella, menderita kanker payudara sehingga ia menolak cinta Restu. Dinda pun seorang pengajar anak-anak autis. Namun akhirnya Dinda meninggal saat Restu mengucapkan "Aku tidak salah orang, sampai kapanpun kamu tetap yang terbaik."

Lain lagi kisah Gilang yang diperankan oleh Surya Saputra , yang telah memiliki seorang anak perempuan namun penderita Autis. Kisah rumah tangganya hancur karena sang istri , Miranda, diperankan oleh Wulan Guritno berselingkuh di depan matanya.Akhirnya dengan berat, Gilang menyerahkan Icha , anak perempuannya untuk diasuh ibunya.

Kisah LOVE ini ditutup oleh perjumpaan Gilang dengan seorang pelukis yang sedang memamerkan hasil karyanya di sebuah galeri. Dalam lukisan itu ada gambar dua tangan yang saling berpegangan dan salah satunya memakai gelang.

"Kalau gelangnya rusak, panggil aku. Karena hanya aku yang bisa memperbaiki gelang itu" kalimat itulah yang ada di awal dari film ini. Kemudian mereka berpisah setelah ayah dari anak lelaki itu menariknya pergi dan meninggalkan gadis kecil itu termangu di tepi sawah. Dan pada bagian terakhir mereka dipertemukan kembali. Gilang dan pelukis wanita yang cantik yang diperankan oleh Marsha Timothy menutup film LOVE yang berkesan.

Lokasi pengambilan gambarnya pun sebagian besar mengambil lokasi wisata kota tua di Jakarta. Tempat-tempat pemukiman padat penduduk disekitar Asemka juga terekam dalam gambar di film ini. Ini yang membuat film ini memiliki daya tarik tersendiri. Sebuah kehidupan serta peninggalan warisan dari bangunan tempo dulu yang terdapat di kawasan wisata sejarah di Jakarta.

Film yang hadir dibioskop pada bulan Februari dan bertepatan dengan hari Valentine sepertinya turut membantu memperkenalkan pariwisata Kota Tua kepada calon penontonnya selain menyimak kisah dari tokoh-tokoh berakting di dalamnya.

Walaupun kisah yang disampaikan lompat dari satu pasangan ke pasangan yang lain toh film LOVE telah memberikan kesan tersendiri kepada saya.


di dunia yang tidak sempurna ini
yang sempurna hanyalah….
cinta


jkt, 10 Juni 2011
veronica setiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)