Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Sabtu, 27 Juli 2013

kertas

Siang itu entah kenapa angin serta merta datang membius, tanpa alasan jelas kehadirannya memberi warna lain dalam hari itu. Sesekali kutarik nafas dalam sebagai respon berat beban pikirku, sedikit curiga ada yang melepas pandangan ke arah ku. Tapi ternyata selain angin semuanya hampir stagnan, berjalan di jalur kebiasaan seperti roda kereta yang terus mengesek titian rel dengan ganasnya, seperti air yang berlari mengalir di bantaran sungai dengan semangatnya.

Setelah kesadaran berkumpul kembali dari pelariannya, aku memutuskan kembali ke ruangan tempat sang raja mengasingkan diri. Sebagian menamakan kamar, tapi jiwaku menggelari penjara kemauan, tempat semua impian memulai tampaknya, namun tetap tak ingin menunjukkan tajinya keluar.

Pena mulai menggores lagi, menggumuli kepolosan kertas yang tak dapat melawan takdir. Yah..... sossok antagonis bernubuat, mengotori tubuh-tubuh halus si kertas malang, jika sesuai inginnya maka akan terus dipelihara, jika tidak..... akan pasrah atas kemarahan sang empu.

Entah mengapa jelek sekali takdirmu, hadirmu mutlak diperlukan walaupun sering mengundang polemik, dilema apakah haram ataukah tidak. Kau lahir dari pengorbanan makluk yang juga lemah, walaupun beberapa tunjukan kegarangan, namun tetap saja lemah.

Terkadang kau sadar dalam angkuh kelahiranmu, tanpa sadar kemalangan yang kan menyusulmu, kematian pasti, hanya satu hal yang terpenting tak kau cermati, suatu saat mereka kan setubuhi dirimu dahulu, kotori dirimu dengan nista tinta, tak jarang saudaramu terima hal lebih najis, seperti kotoran, baru kelak maut jemput jua.

Lagi...setelah kesadaran kembali berjumpa sua, raja..begitu aku menyebut diriku, mulai merampas kesucianmu, dengan kata-kata yang bersumber dari hayalku, garis demi garis mulai kugores, kadang bersambung kadang terputus terlebih dahulu tuk tentukkan jodoh kembali, sampai tercipta rangkaian kata yang mungkin bisa ternikmati sekarang atau nanti, jika tidak kembali ku bunuh individu kertas ini.

Apa perlu ada maaf terlontar? Pada siapa jika iya? Padamu kertas, atau pada si lemah tumbuhan sang indukmu? Apa pula perduliku? aku lah raja, apapun mampu kubuat padamu, walaupun kau lah kawan setiaku.

penulis : tender s
 


note : saya hanya sekedar meneruskan saja hehehe.. yang penting sudah dapat ijin dari penulisnya ...
selamat menikmati  yaa...

veronica setiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)