Kraukk.com

728 x 90

my twitter

Follow g1g1kel1nc1 on Twitter

Jumat, 19 Juli 2013

Cinta diterima atau di tolak?


Cinta diterima atau di tolak?
Dari mana datangnya cinta? Menurut sebuah syair lagu dari mata turun ke hati. Dan kalau pepatah Jawa mengatakan Witing Tresno Jalaran Soko Kulino. Jalinan asmara karena selalu dan terbiasa bersama-sama dalam segala hal. Sebenarnya itu juga ada benarnya. Rasa saling tertarik memang terjadi karena sering bersama dan dalam melakukan kegiatan selalu bersama hingga terjalin suatu hubungan atau relationship diantara keduanya.

Apa yang membuat hati kita menjadi tertarik juga mungkin tidak tau. Mungkin suaranya, pesonanya, caranya berbicara, atau rasa nyaman yang dirasakan ketika dekat dengan orang tersebut.

Namun kisah hati ini bisa saja menjadi tidak menyenangkan bila salah satunya tidak merespon apa yang dirasakan. Salah satunya menolak dan lebih parahnya apabila pihak yang ditolak merasa sakit hati dan melampiaskan dendam kepada orang yang telah menolaknya.

Tidak semua perasaan yang keluar dari hati kita dapat mendapat balasan yang sesuai kita inginkan. Adakalanya perasaan itu akan mendapatkan kekecewaan dan seharusnya sebagai orang yang dikatakan dewasa, sudah siap dengan hal tersebut. Terima dengan sebulat hati seperti saat merasakan perasaan cinta itu juga dengan sebulat hati.

Sakit hati karena penolakan memang membuat kita menjadi malu dan rendah diri. Merasa gagal dan kalah. Apalagi rasa yang sudah diharapkan tidaj terwujud, hayalan yang sudah terlanjut di bayangkan ternyata tidak terjadi. Kesal dan marah menguasai dan timbul dalam pikiran untuk membalaskan rasa sakit kepada orang yang awalnya disukainya tersebut.

Seandainya saja, kita dan orang-orang yang sakit hati karena ditolak cintanya itu mau sedikit menerima tentu tidak akan menjadikan hati kecewa. Kenapa kita bisa menerima cinta yang hadir di dalam hati tetapi tidak bisa menerima kekecewaan dari cinta itu sendiri? Seharusnya tidak ada lagi balas dendam kepada orang yang menolak cinta tetapi membiarkan dia memilih pilihannya sendiri secara bebas. Seperti cinta itu hadir tanpa dipaksa begitu juga jangan memaksa orang lain untuk menerima cinta itu.

Saya pernah mencintai dan juga merasa tertolak karena tidak menerima apa yang seharusnya. Tetapi saya tidak mau memaksakan orang tersebut untuk membalasa cinta saya. Sedih memang namun saya sudah mempersiapkan diri saya untuk itu, sehingga ketika semua tidak seperti yang saya harapkan saya hanya mohon untuk tidak kecewa. Saya dapat menerima hal tersebut dengan sepenuh hati saya seperti saya merasakan cinta itu di dalam hati saya.

Akhirnya saya menyadari, saya tidak bisa memaksanya untuk menerima saya. Cukup merasakan kelegaan telah mengatakan apa yang ada di dalam hati saya. Seandainya nanti cinta yang sungguh hadir itu mempertemukan saya, sungguh saya tidak ingin menjalaninya karena keterpaksaan. Saya ingin menjalanikan secara sukacita karena saya rela dan senang kepadanya. Bukan karena terpaksa dan dipaksa!

Saya ingin merasakan cinta yang bebas tetapi tidak membutakan hati nurani saya sehingga segala-galanya menjadi halal atas nama cinta. Bebas yang membuat saya mencintainya sepenuh hati saya, menghormatinya dan memungkinkan untuk bersama selalu.

Ini hanya coretan kecil yang entahlah mungkin hati saya sedang terpengaruh dari kisah seorang teman yang terkena masalah karena masalah ini. Dan fatalnya teman saya ini pun di anggap orang yang mempunyai identitas yang buruk. Entahlah bagaimana harus mengembalikan nama baik itu sebab cerita mengenai dirinya sudah dibuat rumors yang tak baik dan membuat orang-orang yang mengenalnya akan tidak percaya.

Sebuah pengasingan yang akhirnya diterimanya dan entah kapan akan selesai. Harapan saya waktu itu ketika kami berbicara adalah carilah kehidupan yang baru dan lupakan saja jangan memaksakan diri untuk membalas apa yang sudah diperbuat oleh orang itu. Marah dan kecewa karena merasa ditusuk dari belakang karena tidak bisa membalas perasaannya memang wajar dan itu sungguh memukul perasaan. Tetapi, buat saya mempunyai hidup yang baru itu adalah tujuan yang selanjutnya saya jalani.

Tugas kita adalah mempertahankan hidup dan bukan membinasakannya. Kita bukan hidup untuk menghakimi orang lain yang mungkin sudah tidak adil kepada kita. Biarlah itu tugas dari yang Maha Kuasa saja toh Dia akan melihat dan bertindak bila memang apa kita rasakan dan jalani itu sungguh benar.

Dari kisah teman saya itu, rasanya bersyukur bisa mempunyai hati yang bisa mengampuni dan menerima semua yang pahit itu tanpa harus membalasnya dengan kepahitan. Rasanya lega banget bisa menjalani hidup itu dan sungguh bisa menikmati hidup tanpa harus memikirkan bagaimana caranya membuat orang yang telah menolak perasaan kita cemburu atau marah atau apalah itu. Justru saya dapat lebih focus kepada tujuan saya sebenarnya dan planning  kedepan untuk masa depan saya dan mudah-mudahan diakhirnya saya dapat menemukan pasangan hidup saya yang benar dan bukan karena hasil sakit hati atau kecewa dengan seseorang.

Salam
Veronica Setiawati
19-07-2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda :)