Pertama denger kata
Jember, terus terang pikiran saya tuh membayangkan kota yang kecil, sepi dan
jauh dari kota. Tetapi begitu menempuh perjalanan yang jauh akhirnya saya
terperangah karena Jember bukanlah kota yang dibilang “terbelakang”. Ibarat kota
Bogor yang ramai , demikian juga kota Jember.
Jember berada di Jawa
Timur. Dari ibu kotanya Jawa Timur, Surabaya saja masih menempuh perjalanan
sekitar 6 jam lagi. Woow keren kan. Dan lebih keren lagi ketika tiba di stasiun
Jember dan melihat kotanya wiih menakjubkan. Tempat yang selalu menjadi pusat
karnaval Jember ini memang menarik dan saya jadi tertarik untuk tinggal disini.
Bukan tanpa alasan saya
datang ke kota kelahiran musisi Anang Hermansyah ini. Di kota ini ada teman
kantor saya yang memang asli orang sana dan sedang merintis usaha jamur. Usaha
rumahan yang dilakoninya sejak ia memutuskan resign dari pekerjaannya dan
menikah.
Cuaca di Jember juga
sama seperti di Jakarta, tetapi untuk polusinya tidak sama. Kendaraan di sini
lebih sedikit dan cenderung lancar lalu lintasnya. Bahkan untuk jarak dekat ,
ketika bepergian dengan kendaraan bermotor harus mengenakan helm. Karena cukup
tegas polisinya di kota tersebut.
Saya senang berada di
Jember karena kotanya tenang dan sejenak untuk melupakan kota Jakarta.
Suasananya yang tidak terburu-buru membuat saya dapat menikmati waktu yang
berjalan selama berada di Jember. Apalagi suasana malam sungguh terasa ketika
berada di alun-alun kota atau ketika sekedar jajan di depan universitas jember.
Bakalan nambah, soalnya jajanannya enak dan sedap.
Selain kotanya yang
bersahabat, tempat – tempat menarik untuk dikunjungi adalah Pantai Tanjung
Papuma. Pantai yang sangat cantik dan masih bersih , jarang pengunjungnya.
Tebing yang curam dan deburan ombak yang tinggi sepertinya pantai ini
berhadapan dengan Samudra Hindia. Dan akan sia-sia menghabiskan waktu untuk
sekedar foto, menikmati pantai dan jika beruntung melihat sunset terindah.
Selain itu usaha
budidaya tembakau cukup terkenal dan bisa dibilang penghasilan utamanya. Bahkan
ada cerita untuk membuat panen tembakau itu menjadi sukses , sampai disewa pawang
hujan supaya hujan tidak menggagalkan panen tembakau yang akan mengakibatkan
kerugian yang amat besar.Hmmm…
Pengin sih suatu hari
mendapat kesempatan kembali ke Jember lagi. Atau mungkin kembali ke sana dengan
keinginan untuk mencari lahan untuk usaha atau rumah sendiri hehehe… tapi
kenapa ngga? Kan itu sebuah angan-angan dan kalau yang mahakusasa menghendaki
bisa saja terjadi.
veronica setiawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda :)