Aku telah mempunyai kekasih. Walaupun dia jauh diseberang
sana tetapi aku tetap menjaga hubunganku tetap baik dengannya. Aku berusaha
semampuku untuk tidak mengecewakan dia. Atau pun mendengar sesuatu yang buruk
tentangku , apapun itu termasuk mungkin berita tidak sedap mengenai kedekatanku
dengan wanita-wanita di tempat baru ku ini.
Tujuanku datang ke kota Jakarta hanya untuk bekerja dan aku
juga ikut dalam sebuah pelayanan di gereja. Namun di tengah-tengah kejenuhan
hidupku, aku bertemu dengan seorang wanita. Tiba-tiba aku lupa dengan dia yang
disana, aku lupa diriku dan berusaha untuk mendekati wanita yang mempunyai
senyum yang manis.
Kami sama-sama dalam satu pelayanan , jadi setiap minggu
ketika dia bertugas saya selalu melihat dia. Suatu hari… “Hai” sapanya. Degh ,
rasanya tidak percaya dia menyapaku. Aku semakin penasaran dengannya.
Saat bersamaan, dia calonku yang ada diseberang sana
menghubungi ponselku. “Mas, kamu tidak pernah lagi menghubungiku? Sibuk , ya?”
sebuah sms masuk saat pikiranku juga sedang memikirkan wanita itu. Ada rasa
bersalah menyelinap dan malam itu , aku tidak bisa tidur. Muncul pikiran supaya
apa yang aku rasakan kepada wanita itu tidak usah berlanjut.
Pada akhirnya kesempatan itu datang, entah memang semesta
alam membaca dan turut merestui niatku ini. Aku berkenalan dengan wanita itu,
dia ramah, periang, dan tentu punya senyum yang manis. Aku suka dengan karakter
yang ada padanya.
Kemudian aku berbicara dan berkenalan dengannya lewat sms,
dia juga wanita yang cerdas, punya daya juang akan hidupnya, juga keras dan
sedikit ketus. Beberapa kali aku mencoba untuk menanggapi sms nya dengan biasa
dan selayaknya berteman. Memang aku menangkap bahwa wanita itu tertarik
kepadaku dan memancing rasa tertarikku juga padanya. Namun, aku tidak bisa
karena ada wanita lain yang akan menjadi calonku.
Aku tidak bisa mengatakan terus terang kepadanya, aku hanya
ingin dia “membaca” pesanku dan mengerti kalau aku tidak bisa membalas perasaan
suka yang dia tawarkan kepadaku. Aku tidak ingin menyakitinya tetapi aku telah
membuatnya kecewa. Yah kecewakan dia dengan mencoba menghindar darinya.
Suatu hari di saat pelayanan kami bertemu lagi. Ada yang
berubah dan aku tidak mendekatinya. Tetapi aku menjadi malu, saat dia masih mau
menyapa aku seperti biasa. Aku menyesal telah mengecewakan dia walau mungkin
kata-kata makian tidak keluar dari bibirnya yang ramah. Tetapi sikapnya telah
cukup menampar egoku.
Sekarang, aku berharap dia dapat menemukan pria yang
benar-benar dapat menerimanya. Dan aku banyak belajar dari kejadian ini , entah
kenapa aku sangat rindu kekasihku di sana. Apa kabar dia selama aku tidak ada
disampingnya? Masih setiakah ia padaku. Ku raih ponselku “Hallo sayang…”
**
PS : dari penulis ..
jadi inget lagunya Glenn Fredly
Masihkah
mungkinKu kembali tuk mengisi harimu
Yang jelas
hatiKu tak lagi sanggup jauh darimu
Chorus:
Chorus:
Aku kan
berjanji
Takkan
mengulang segala kesalahan
Aku kan
mengabdi
Pada satu
cinta dan itu dirimu
Jujur ku
hanya seorang lelaki
Yang
terkadang tak lepas dari goda
Harus kumiliki
Kesempatan
tuk menyayangmu lagi
Chorus:
Chorus:
Aku kan
berjanji
Takkan
mengulang segala kesalahan
Aku kan
mengabdi
Pada satu
cinta dan itu dirimu
Jujur ku
hanya seorang lelaki
Yang
terkadang tak lepas dari goda
Kulihat kau
ragu
Adakah yang
telah mengganti aku
Jakarta, 18 November 2014
Penulis
Veronica Setiawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda :)