Menonton serial TV Jodha Akbar di salah stasiun TV membuat
saya penasaran. Serial tivi ini menurut saya bisa mengaduk emosi penonton.
Kehidupan seorang Raja India , dari Kerajaan Muhgal bernama Jalaludin, dan
seorang perempuan Kerajaan Rajpur , Jodha yang akan menjadi cikal bakal lahirnya
seorang penguasa India yang membangun sebuah istana makam Taj Mahal.
Sebagai seorang istri, ia memperlihatkan kebaktiannya
sebagai seorang istri bukan sebagai seorang Ratu penguasa kerajaan. Suaminya di
perlakukannya dengan baik dan ia menjadi perisainya, melindungi sang suami dari
kejahatan bahkan menggantikan nyawa Jalal. Ia telah mengubah hati seorang yang
tidak punya hati menjadi seorang yang baru berkat pengorbanannya.
Betapa bangganya saya sebagai seorang perempuan melihat
sosok Jodha yang pemberani, teguh pendirian, taat dan penuh belaskasih. Ia tidak tertarik akan
hal-hal kekayaan, kemewahan, kemashyuran dari istana penguasa India pada waktu
itu. Oia, satu hal lagi, kekuatan dan keberaniannya diperolehnya karena
ketekunannya dalam doa-doanya.
Jodha and Jalal |
Doa dan cinta kasih selalu menjadi perisai bagi manusia yang
dekat kepada Sang Pencipta. Kebaikan hati Jodha mampu meluluhkan hati yang
keras dan menyadarkan seorang Raja Jalal bahwa ia hanya manusia biasa. Prinsip
hidup yang Jodha jalankan akhirnya membuahkan hasil walaupun disekitarnya
banyak yang membencinya bahkan ingin melenyapkan dia selama-lamanya. Ia tetap
tabah, kuat dan yakin akan kebenaran yang ia perjuangkan bukan untuk dirinya
sendiri.
Dari cerita serial ini, saya banyak belajar dan melihat
bahwa tidak semua orang di sekeliling Raja itu sungguh-sungguh melayaninya
untuk kerajaan. Banyak sekali pengaruh dari orang-orang sekitar Raja yang
menentukan keputusannya sampai ia sendiri tidak menyadari bahwa ada yang ingin
menjebaknya. Sungguh rumit menjadi seorang pemimpin itu apalagi jika ia
memegang sebuah kerajaan atau pemerintahan.
Banyak sekali yang mengincar posisinya sebagai seorang nomor
satu di kerajaan tersebut. Berbagai usaha dan trik-trik, konspirasi bahkan
mengorbankan nyawa orang dapat menjadi sesuatu yang halal untuk merebut
kekuasaan. Sungguh mengerikan bila berada di situasi seperti itu , namun hati
Jodha yang tulus dan tidak terpengaruh hal-hal seperti itu, ternyata bisa
seakan-akan dilindungi pun Raja Jalal sebagai suaminya ikut terlindungi.
Saya jadi memikirkan keadaan negara-negara di dunia ini,
semoga mereka dan keluarganya selalu dalam perlindungan Sang Maha Kuasa. Karena
menjadi orang nomor satu, bukan berarti mereka tidak punya musuh, melainkan
selalu ada dan selalu dinantikan kesempatan untuk menjatuhkan mereka. Banyak
yang memakai namanya untuk kepentingan pribadi mereka. Banyak yang menyampaikan
berita yang tidak sesuai dengan kenyataan kepadanya, seakan semuanya baik-baik
saja.
Ketika Raja Jalal diajak berjalan-jalan dalam penyamaran
mereka di saat ulang tahun Raja, barulah ia menyadari ada sebuah kebutuhan
besar di tengah rakyatnya. Mereka membutuhkan air dan Raja mengerti kesulitan
mereka menjumpai Sang Raja karena berita itu tidak sampai kepadanya. Saya juga
menyukai sikap Jalal saat Jodha sembuh dari sakitnya, ia menyebut rakyatnya
adalah keluarganya sendiri. Dia
menginginkan agar ia sebagai Raja bukan untuk ditakuti oleh rakyatnya melainkan
sebagai keluarga, mereka dapat menyampaikan apapun yang menjadi masalahnya
kepada Raja tanpa sungkan.
Saya bersyukur sekali bila ada kepala negara, para pemimpin
dunia mau menganggap kami rakyatnya dan mereka yang dalam perlindungan
negaranya adalah satu keluarga. Mereka mau mengusahakan kedamaian dan
kesejahteraan bagi keluarganya, mencukupkan kebutuhan keluarganya dan tidak
menimbulkan ketakutan di tengah keluarganya sendiri.
Saya berdoa , semoga para pemimpin negara dan dunia ini
tidak hanya memikirkan politik negara dan peperangan. Tetapi mau melihat rakyat
mereka sebagai keluarganya sendiri. Semoga mau melindungi kami , tidak
mengintimidasi kami , tidak sewenang-wenang kepada kami, menjaga kami seperti
keluarganya sendiri. Semoga mereka dapat merangkul kami sebagai satu keluarga
besar bukanlah sebagai musuh yang harus dibinasakan.
Semoga dihati mereka para pemimpin tersebut, tumbuh belas
kasih kepada kami, rakyatnya dan tidak lagi menjadikan kami korban atas
keputusan-keputusan yang hanya demi politik dan kekuasaan yang jahat. Bukankan
hidup mereka lebih berharga bila mereka mau memberi hati mereka untuk membantu
rakyatnya yang telah dianggap sebagai keluarganya sendiri daripada menciptakan
peperangan serta menceraiberaikan keluarganya?
Aku percaya, suatu hari nanti kedamaian akan tercipta di
dalam dunia ini dan kami akan menjadi satu keluarga.
Salam perdamaian,
Veronica Setiawati
Jkt, 10 jan 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda :)