Baru juga setahun kerja dekat
rumah tanpa harus keluar ongkos untuk transportasi, dan ketika saya harus
keluar rumah untuk pergi ke suatu tempat ternyata jalan raya Ibu kota ini sudah
jauh berbeda. Perjalanan dari rumah menuju daerah Tebet bisa memakan waktu
hampir empat jam. Waktu itu di hari Jumat dan minggu akhir bulan.
Jalan ibukota yang padat merayap
hingga tak ada hampir tidak bergerak itu, sungguh membuat saya kuatir
terlambat. Dan membuat saya berfikir berkali-kali untuk melintasi jalan rata di
Jakarta bila akan pergi ke suatu tempat di Jakarta ini. Waktunya harus berapa
lama perjalanan dari rumah saya yang diujung Jakarta hingga ke tempat tujuan.
Belum lagi perkiraan bus yang akan saya tumpangi, berapa lama saya harus
menunggu?
Waah mau pergi mikirin itu sudah
bikin pusing. Makanya bersyukur saja kalau saya punya tempat pekerjaan yang
tidak jauh. Dan moga-moga kedepannya bisa kerja dirumah, itupun kalau
permohonan dari nyokap terlaksana, punya suami dulu baru boleh kerja dirumah.
Haiiyaaa.. pening aku.
Melihat kondisi ibu kota yang
sekarang jauh berbeda , terutama saat dijalan rayanya , bikin saya tercengang
loh. Aduh, jadi berapa ya sebenarnya penduduk Jakarta ini? Apakah semua rakyat
Indonesia tunpah ruah di sini??
Belum lagi , kondisi jalan raya yang
sebagian besar di isi oleh mobil pribadi. Wooww banget deh , dari harga
milyaran hingga puluhan juta. Dari yang tunai hingga yang masih kredit. Luar
biasa untuk sebuah showroom berjalan. Belum lagi banyak perubahan tata letak
kotanya, ternyata banyak tumbuh papan iklan dan spanduk-spanduk dah kayak di
Jalan Raya Puncak. Wooww Jakarta ternyata banyak perubahannya!
Semakin sedikit ruang hijau, dan
trotoar pun menjadi tempat untuk kendaraan bermotor , karena ya macet , mau ga
mau mereka berfikir lewati saja trotoar sebagai jalan pintas. Masih untung juga
banyak pengendara yang masih peduli dengan pejalan kaki seperti saya dan para
penyebrang jalan.Tapii… seru juga loh kalau sampai melihat orang-orang yang
punya mobil itu pada ribut dijalan hanya karena saling berebutan jalur. Hihihi…
indahnya Jakarta!
Kalau cerita Jakarta tidak ada
habisnya. Mau yang gerakan bawah tanah hingga yang terang-terangan juga ada
disini. Di Jakarta semua watak manusia ada disini, mau sifat seperti apa juga
bisa dipelajari disini. Orang-orang baik yang lugu pun dapat berubah menjadi
bengis dan jahat juga disini. Uang mau jenis apapun juga bisa didapat disini,
karena segala hal dinilai dengan uang. Bahkan orang bisa jual keyakinannya , asalkan mau berani bayar berapa?? Hehehe..
Aahh Jakarta…. Sekarang sudah berapa anak-anakmu yang lahir
atau yang merantau di tempatmu ini ?? lalu bagaimana menjamin kehidupan mereka hingga sejahtera ??
Pertanyaan dari seorang awam yang tercengang-cengang dengan
kotanya sendiri.
Veronica Setiawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda :)